Friday, October 17, 2014

Jembatan Raksasa Yang Dibangun Dengan Ketukan Jari...

Ini adalah kisah nyata seorang insinyur bernama John Roebling membangun jembatan Brooklyn di New York, USA tahun 1870. Jembatan itu selesai didirikan di tahun 1883, setelah 13 tahun pembangunan.

Pada tahun 1883, seorang insinyur bernama John Roebling terinspirasi untuk membangun jembatan spektakuler yang menghubungkan New York dan Long Island. Namun, para ahli bangunan di seluruh dunia berpikir bahwa ide ini mustahil dan meminta Roebling untuk melupakan ide tersebut. Ide ini tidak mudah direalisasikan dan belum pernah dicoba sebelumnya.

Roebling tidak dapat mengabaikan ide di pikirannya mengenai jembatan itu. Ia terus memikirkan hal itu dan ia tahu dalam hatinya bahwa hal itu dapat dilakukan. Ia hanya harus membagi impian itu bersama orang lain. Setelah beberapa kali berdiskusi, ia berhasil membujuk anaknya, Washington, seorang insinyur yang sedang naik daun, bahwa pada kenyataannya, jembatan itu dapat dibangun.

Mereka bekerja bersama untuk pertama kalinya, sang Ayah dan anak mengembangkan konsep tentang bagaimana hal ini dapat dicapai dan rintangan apa saja yang dapat diatasi. Dengan semangat dan inspirasi, dan segala tantangan di depan mereka, mereka memperkerjakan tim mereka dan mulai membangun jembatan impian mereka.

Proyek tersebut dimulai dengan lancar namun ketika tinggal beberapa bulan kemudian, terjadi sebuah kecelakaan tragis di lapangan yang mengambil nyawa John Roebling. Washington juga mengalami luka-luka dan kerusakan otak sehingga membuat ia tidak dapat berbicara atau berjalan. “Kami sudah mengatakannya” “Pria gila dengan mimpi gila mereka” “Bodoh sekali untuk mengejar impian gila”

Semua orang mempunyai komentar negatif untuk menghentikan proyek karena hanya keluarga Roebling saja yang tahu bagaimana jembatan itu dapat dibangun.

Walaupun ia menjadi cacat, Washington tidak pernah patah semangat membara untuk menyelesaikan jembatan dan pemikirannya masih tajam. Ia berusaha menginspirasi dan menyampaikan semangatnya ke beberapa temannya, namun mereka berkecil hati dengan tugas tersebut

Sewaktu ia berbaring di rumah sakit, sinar matahari menembus jendela, angin sepoi-sepoi masuk melalui tirai putih dan untuk beberapa saat, ia dapat melihat langit dan pucuk pohon diluar. Seperti ada pesan bahwa ia tidak boleh menyerah. Seketika, sebuah ide muncul di kepalanya. Yang bisa ia lakukan adalah menggerakkan satu jarinya dan ia dapat memaksimalkan kondisi itu.

Pelan-pelan ia mengembangkan kode untuk berkomunikasi dengan istrinya. Ia menyentuh lengan istrinya dengan jarinya itu yang artinya ia ingin istrinya menghubungi para insinyur itu lagi.

Kemudian, ia menggunakan metode yang sama untuk memberikan instruksi kepada insinyur itu. Terkesan nekat tetapi proyek itu berjalan lagi.

Selama 13 tahun Washington memberikan instruksi melalui ketukan jarinya di lengan istrinya sampai jembatan itu selesai dibangun. Sekarang, Jembatan Brooklyn yang spektakuler itu berdiri sebagai penghargaan atas semangat seseorang dan kegigihannya untuk tidak dikalahkan oleh keadaan. Ini juga merupakan penghargaan kepada para insinyur dan kerja sama mereka serta keyakinan mereka atas seorang pria yang dianggap ‘gila’ di hampir sebagian dunia. Jembatan itu berdiri sebagai monumen atas Cinta dan kesetiaan istrinya yang dengan sabar selama 13 tahun menyampaikan semua instruksi suaminya kepada para insinyur itu

Mungkin ini adalah salah satu contoh terbaik dari sikap jangan-pernah-berkata-mati dimana mampu mengatasi cacat fisik yang mengerikan dan mencapai tujuan yang mustahil. Seringkali ketika kita menghadapi hambatan dalam kehidupan sehari-hari, rintangan yang kita hadapi kelihatan sangat kecil dibandingkan dengan apa yang orang lain hadapi. Jembatan Brooklyn menunjukkan kepada kita bahwa mimpi yang tampaknya mustahil dapat direalisasikan dengan tekad dan ketekunan, tidak peduli apapun kesulitannya.
loading...

0 komentar:

Post a Comment

Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih