Orang Rajin Bersedekah Itu Bahagia, begini penjelasan ilmiahnya...

Pernahkah kita merasakan, ketika kita mengeluarkan sedekah kepada orang yang membutuhkan, ketika kita bisa membantu meringankan beban orang lain, lalu muncul perasaan bahagian entara dari mana dalam lubuk hari kita?;

Friday, December 29, 2017

Biografi Tuan Syekh Silo [Silau] Laut, Ulama Kharismatik Dari Asahan, Sumatera Timur

Syekh Silau Laut merupakan salah seorang ulama besar kenamaan di daerah Asahan, Sumatera Utara, Namanya diabadikan menjadi nama jalan di Kota Kisaran. Silau Laut sendiri merupakan nama sebuah kawasan (saat ini kecamatan) di Kabupaten Asahan.

Tulisan ini akan mengpas sekelumit sejarah biografi Syekh Silau laut yang menjadi  kebanggaan masyarakat Asahan.

Tuan Syekh Silau Laut bernama lengkap Syekh Abdurrahman Urrahim bin Nakhoda Alang Batubara. Laut dilahirkan di daerah Batubara (sekarang Desa Tanjung Mulia Kecamatan Tanjung Tiram Batubara, Sumatera Utara) pada tahun 1858 atau 1275 Hijriyah.

Ayahnya bernama Nakhoda Alang bin Nakhoda Ismail, keturunan dari Tuk Angku Mudik Tampang keturunan dari Tuk Angku Batuah yang berasal dari daerah Rao (perbatasan Mandailing Natal dengan Sumatera Barat). Gelar ‘nakhoda’ di awal nama ayahnya itu profesinya sebagai Nakhoda di sebuah kapal tongkang miliknya sendiri. Kapal itu digunakannya untuk membawa barang-barang dagangan antarpulau, bahkan hingga ke semenanjung Malaya (Malaysia).

Ibunya bernama Naerat berasal dari Kampung Rantau Panjang (Kecamatan Pantai Labu Deli Serdang, Sumatera Utara). Beliau adalah anak ketiga dari empat bersaudara, yaitu: Abas, Siti Jenab, Abdurrahan, Abdurrahim.

Sejak kecilnya, Abdurrahman dikenal memiliki sifat pemberani, berkemauan keras, pendiam, cerdas dan tekun belajar. Ketika berumur 6 tahun, orang tuanya memasukkan belajar mengaji pada salah seorang guru di Kampung Lalang Batubara.

Saat itu pribadinya mulai nampak sebagai ciri-ciri anak yang saleh. Sebab selain belajar agama dan mengaji, ia sering pula berkhalwat (mengasingkan diri untuk berzikir mengingat Allah Tuhan Maha Pencipta). Ia suka berkhalwat sejak usia 15 tahun.

Menuntut Ilmu ke Minangkabau, Aceh dan Siam
Setelah menginjak dewasa sekitar 17 tahun, Abdurrahman ingin memperdalam ilmu Islam. Dengan memohon izin kepada kedua orang tuanya, ia pun pergi merantau ke daerah asal para pendahulunya di Minangkabau tepatnya di Bukit tinggi.

Di sana, ia berguru kepada seorang ulama yang cukup dikenal ketika itu bernama Syekh Jambek. Di samping ia mempelajari ilmu-ilmu syari'at dan ilmu fiqih, Abdurrahman lebih menekuni ilmu hakikat yaitu tauhid dan tasawuf.

Tak hanya ilmu syariat, Tuan Syekh Silau Laut saat remajanya juga meminati ilmu beladiri (silat). Untuk mempelajari ilmu bela diri ini ia belajar kepada salah seorang ahli beladiri yang cukup dikenal di tanah Minangkabau bernama Tuk Angku Di Lintau.

Dalam usahanya untuk membekali dirinya dengan ilmu bermanfaat, Syekh Silau Laut juga belajar ke Aceh, namun belum diketahui daerah dan gurunya tempat ia belajar.

Saat usia remaja itu, Syekh Silau Laut merasa masih kurang puas dengan ilmu yang dimilikinya. Tidak lama setelah ia pulang dari Minangkabau dan Aceh, salah seorang Pakciknya bergelar Panglima Putih membawanya merantau ke negeri Fathani (Thailand). Atas restu kedua orang tuanya, ia pun berangkat untuk menambah ilmu Agama Islam.

Di dalam pelayarannya, Abdurrahman muda (Syekh Silau Laut) menunjukkan kemahirannya dalam ilmu silat kepada para penumpang kapal. Ia tidak mengetahui kalau di antara mereka ada rombongan Sultan Kedah yang akan pulang ke negerinya.

Di Negeri Fathani, Abdurrahman muda belajar kepada salah seorang ulama yang cukup dikenal. Ula ini bernama Syekh Wan Mustafa dan anaknya bernama Syekh Daud Fathani.

Selama berada di sana, Abdurrahman lebih banyak belajar ilmu tauhid, ilmu tasawuf dan ilmu hikmah/ketabiban. Di samping belajar, ia ditugaskan gurunya pula untuk mengajar.

Menjadi Hulubalang di Kedah
Ketika berada di Fathani, ia didatangi utusan dari Kedah dengan maksud mengundangnya datang ke negeri Kedah. Alasannya, Sultan Kedah ingin melihat kemahirannya dalam ilmu silat di hadapan Hulubalang, prajurit dan rakyat negeri Kedah.

Abdurrahman muda pun memenuhi undangan itu dengan terlebih dahulu memohon restu dari gurunya. Sesampainya di negeri Kedah, sesudah beberapa hari lamanya diadakanlah acara perang tanding untuk memilih kepala hulu balang kesultanan Kedah.

Abdurrahman yang sengaja diundang untuk perang tanding tersebut, berhadapan dengan Panglima Elang Panas yang berasal dari Siam. Dengan kuasa dan izin Allah, Abdurrahman muda menang dalam perang tanding tersebut.

Lalu, Sultan Kedah pun menawarkannya untuk menjadi Kepala Hulubalang Kesultanan Kedah. Abdurrahman menerima tawaran itu, kemudian ia dinobatkan dan menjabat selama 7 tahun berturut-turut.

Menurut riwayat, beliau menerima gaji 60 Ringgit setiap bulannya. Dalam perantauannya di Fathani dan Kedah, beliau sempat pula belajar di Kelantan.

Abdurrahman menyadari bahwa cita-citanya semula adalah untuk menjadi seorang ulama yang akan mengembangkan agama Islam dan mengabdikan ilmunya di tengah-tengah masyarakat negrinya.

Maka dari itu, ia meletakkan jabatannya sebagai kepala hulubalang Kesultanan Kedah lalu ia pulang kembali ke negeri asalnya di Batubara dijemput Abangnya bernama Abbas.

Setelah berada kembali di Batubara, ia mulai mengamalkan ilmunya untuk melakukan dakwah dengan mengisi pengajian yang ada di Batubara dan di daerah Serdang (sekarang Deli Serdang). Beliau dikenal masyarakat dengan panggilan Lebai Deraman.

Ketika berdakwah di daerah Serdang, ia mengakhiri masa lajangnya dengan menikahi seorang gadis Serdang bernama Maimunah. Sewaktu berada di Serdang beliau mengatasnamakan alamatnya melalui kemenakannya mufti Ahmad Serdang. Dan waktu senggangnya diisinya dengan “berkhalwat” di seberang sungai Serdang (sekarang Sungai Ular).

Pada masa Abdurrahman berdakwah dan menghidupkan pengajian di Batubara dan Serdang. Sebagian besar muridnya saat itu adalah nelayan.  Para muridnya ini melaporkan bahwa mereka sering diganggu oleh bajak laut yang bermukim di pulau jemur sehinga mereka tidak aman mencari nafkah di Selat Melaka.

Mendengar laporan muridnya, Abdurrahman dan seorang kerabatnya bernama HM Zein berangkat membasmi para bajak laut tersebut dari dari Pantai Cermin, Serdang Bedagai.

Menuntut ilmu hingga ke Mekkah dan Siam (Thailand)
Tuan Syekh Silau Laut selain berguru kepada Tuan Baqi dari Langkat, Kedah, Kelantan, dan Fathani, Beliau juga menuntut ilmu ke Makkah selama tujuh tahun. Di Makkah berguru kepada Syekh Daud Fathani, seorang ulama Tariqhat Syattariah.

Seusai menimba ilmu di Mekkah, Tuan Syekh Silau Laut kembali ke Sumatera dan mengembangkan Tareqat Syattariah di daerah Silau Laut hingga wafat pada 2 Jumadil Awal 1360 H atau bertepatan dengan 28 Februari 1941, dalam usia 125 tahun.

Tuan Syekh Silau Laut dimakamkan di Desa Silau Laut. Di dekat makamnya terdapat makam sang istri bernama Hj Maryam dan dua anaknya yaitu Syekh Muhammad Ali dan Haji Abdul Latief.

makam Syekh Silau Laut di Asahan
Semasa hidupnya beliau adalah tokoh yang tidak hanya dihormati anggota jamaah Syattariah, namun para bangsawan Serdang maupun Asahan memberi perlakuan khusus terhadapnya.

Wujud dari perhatian para penguasa Asahan dan Serdang itu antara lain berupa pembuatan jalan menuju Kompleks Tareqat Syattariah pimpinan Syekh Silau Laut. Awalnya adalah jalan setapak yang dirintis oleh Sultan Asahan yang kemudian diperlebar dan diperkeras atas bantuan Sultan Serdang. Hingga saat ini, masih banyak orang yang dadatang berziarah ke makam beliau tersebut. Sosok beliau tetap dikenang dan dihormati sebagai tokoh yang sangat berjasa dalam menyebarkan Islam di tanah Melayu, khususnya di Kesultanan Asahan.

Para penziarah itu datang dari berbagai daerah, termasuk dari negara-negara tetangga seperti Thailand, Malaysia, dan negara lainnya. Semoga Allah Swt memalah segala amal ibadah dan jasa beliau dengan pahala yang tak terhingga. Amin.

*Dari berbagai sumber
https://intiruh.blogspot.co.id

https://omtato.blogspot.co.id
loading...

Thursday, December 28, 2017

[Renungan Pergantian Tahun 2017-2018]: 3 Simpanan Aset Terbaik Yang Dimiliki Manusia

Saudara pembaca sekalian....

Kita kini telah berada di penghujung tahun 2017. Dalam beberapa hari lagi kita akan memasuki tahun 2018. Di akhir tahun seperti ini, perusahaan dan instansi pemerintah menutup pembukuannya, membuat neraca, mendata aset dan simpanannya. Kita pun sebagai pribadi bisa jadi memanfaatkan momentum ini untuk menghitung-hitung aset, tabungan dan simpanan kita.

Namun, ada simpanan terbaik yang semestinya tidak kita lupakan. 3 simpanan terbaik yang seharusnya lebih kita perhatikan karena ketiga hal ini bukan hanya membawa kebahagiaan di dunia, tetapi juga membawa kebahagiaan di akhirat yang bermuara di surga.

Dalam sebuah hadits disebutkan, bahwa Rasulullah Saw berpesan kepada Mu'adz bin Jabal:


يَا مُعَاذُ، قَلْبًا شَاكِرًا، وَلِسَانًا ذَاكِرًا، وَزَوْجَةً صَالِحَةً تُعِينُكَ عَلَى أَمْرِ دُنْيَاكَ وَدِينِكَ خَيْرُ مَا اكْتَسَبَهُ النَّاسُ

Hati yang bersyukur, lisan yang berzikir dan istri shalihah yang menolongmu atas urusan dunia dan akhiratmu adalah sebaik-baik simpanan manusia” (HR. Thabrani)

Hati yang Bersyukur
Hati yang bersyukur adalah sumber kebahagiaan. Ia merasa puas dan karenanya jiwanya menjadi tenang. Dia tidak gelisah dan tidak menderita. Bahkan, syukur menjadi simpanan terbaik karena ia melipatgandakan nikmat dan membuatnya menjadi barakah.


وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“Dan Ingatlah, Tuhanmu telah memaklumkan, ‘Jika kalian bersyukur niscaya Aku tambah (nikmat) untukmu, dan jika kamu kufur sesungguhnya adzabKu sangat pedih’” (QS. Ibrahim : 7)

Dalam surat Luqman ayat ke-12 Allah Subhanahu wa Ta'ala juga mengingatkan bahwa syukur seorang hamba kepada Allah pada hakikatnya adalah untuk dirinya sendiri. Allah tidak membutuhkan terima kasih, Allah tidak membutuhkan syukur manusia, tetapi manusialah yang membutuhkan Allah.

وَلَقَدْ آَتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ

"Dan sungguh telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, 'Bersyukurlah kepada Allah, barangsiapa yang bersyukur sesungguhnya syukurnya untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang kufur, sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji'" (QS. Luqman : 12)

Hati yang bersyukur bukan hanya ditandai dengan lisan yang mengucapkan hamdalah. Tetapi hati yang bersyukur mewujud dalam lisan yang memuji Allah atas nikmatNya, menggunakan nikmat itu untuk beribadah kepadaNya dan memanfaatkan nikmat itu dijalanNya.

Lisan yang Berdzikir
Simpanan terbaik kedua adalah dzikir. Seseorang yang berzikir, maka ia akan mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

"Orang-orang yang beriman, hati mereka menjadi tenang dengan mengingat Allah. Ingatlah, dengan mengingat Allah hati menjadi tenang" (QS. Ar Ra'du : 28)

Kita lihat saat ini, jumlah orang yang stres dan depresi semakin banyak. Tidak sedikit diantara mereka adalah orang-orang kaya, orang-orang yang memiliki simpanan materi dalam jumlah banyak. Tetapi mereka tidak tenang, mereka tidak bahagia. Bahkan kemudian mereka mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Menurut data WHO pada 2010, angka bunuh diri di Indonesia mencapai 1,6 hingga 1,8 per 100.000 jiwa. Sepanjang tahun 2013 ini angka bunuh diri diperkirakan mencapai 4.500 jiwa.

Bunuh diri ini tidak akan terjadi pada orang-orang beriman yang selalu berdzikir kepada Allah. Sebab Allah telah menjamin bahwa mereka yang berdzikir dengan benar, maka hatinya akan tenang. Mungkin ia menghadapi persoalan hidup yang rumit, mungkin suatu saat ia mendapatkan masalah besar dalam kehidupannya, tetapi dengan menjaga dzikrullah, Allah akan membersamainya. Allah akan memberikan kemudahan baginya, di samping ketenangan yang menyelimuti jiwanya.

Rasulullah mensabdakan firman Allah dalam hadits qudsi :

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ أَنَا مَعَ عَبْدِى إِذَا هُوَ ذَكَرَنِى وَتَحَرَّكَتْ بِى شَفَتَاهُ

Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman: "Aku (senantiasa) bersama hamba-Ku, selama ia berdzikir kepada-Ku dan lisannya bergerak menyebut nama-Ku" (HR. Ibnu Majah, "shahih")

Istri Shalihah 
Simpanan terbaik ketiga adalah istri shalihah yang membantu suaminya dalam urusan dunia dan agama. Istri shalihah, mereka setia dan taat kepada Allah dan rasulNya. Kesetiaan dan ketaatan itu kemudian membawa mereka menjadi istri yang setia dan taat kepada suaminya. Istri seperti inilah yang menjadi sumber kebahagiaan. Ia menjadi penyejuk mata bagi suami, sehingga dalam kondisi apapun, meski terbatas secara materi tetapi jika seorang laki-laki memiliki istri yang shalihah, ia akan lebih mudah tenang dan bahagia.

Dan inilah doa yang diajarkan oleh Al Qur'an agar kita panjatkan bersama:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

"Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan anak-anak yang menjadi penyejuk mata dan jadikanlah kami pemimpin orang-orang yang bertaqwa" (QS. Al Furqan : 74)

Sebaliknya, meskipun seseorang hidup bergelimang harta, punya jabatan tinggi, apalah artinya kalau keluarganya berantakan lantaran memiliki istri yang durhaka. Harta dan jabatan serasa tak berguna. Kesuksesan yang dibangun sekian tahun seakan musnah sia-sia. Dan kita patut waspada, sebab angka perceraian semakin tinggi. Menurut data Kementerian Agama, angka perceraian mencapai 212.000 per tahun. Dan diantara angka itu, sebagiannya rumah tangga bubar karena faktor perselingkuhan. Na'udzubillah min dzalik.

Benarlah wasiat Rasulullah kepada laki-laki yang akan menikah:

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ

"Wanita itu dinikahi karena empat perkara; hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah wanita karena agamanya, maka kamu akan beruntung." (HR. Bukhari dan Muslim)

Istri shalihah, ia bukan hanya membahagiakan di dunia tetapi juga menguatkan keimanan dan bersama-sama kita meningkatkan ibadah dan ketaqwaa. Maka inilah yang menjadi cita-cita terbaik setiap muslim; menghadap Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan ridha dan ampunan-Nya; kemudian mendapatkan rahmat Allah, berkumpul kembali menjadi pasangan yang berbahagia di surgaNya.
loading...

[Download] Kalender 2018 Spirit Aksi Bela Islam 212 PDF Ready To Print

Silakan download Kalender 2018 Lengkap Dengan Hari Libur Nasional dan Penanggalan Hijriyah.

Kalender Spirit Aksi Bela Islam 212.

Format per halaman, tinggal di print saja.




Dan bagi anda yang rutin  berpuasa sunnah, Download juga: KALENDER PUASA 2018 di bawah ini:
[klik kanan pada gambar, lalu pilih: save image as atau simpan gambar sebagai]




loading...

[Kisah Syaikh Muhammad al-Ghazali]: "Jangan Beramal Yang Tidak Pada Tempatnya..."

Alkisah, disebutkan bahwa Syaikh Muhammad al Ghazali -salah seorang ulama besar di Mesir, gurunya Syaikh Yusuf al-Qaradhawi- tengah menyampaikan mata kuliahnya dihadapan murid-muridnya. Duduklah kala itu seorang murid dihadapannya sambil memegang siwak dan bersiwak di majelis tersebut.

Si murid sambil menyimak kuliah terus menerus menggerakkan siwaknya ke kanan dan ke kiri. Dan terkadang ia biarkan siwak ada dimulutnya.

Lama kelamaan syaikh terganggu juga oleh ulah si murid, lalu beliau menegur ,

"Nak Sudahi siwakmu itu, kosentrasiku jadi terganggu olehmu."

tapi si murid menjawab,

"Ya Syaikh, ini sunnah nabi, apakah anda akan mencegah seseorang dari mengamalkan sunnah nabinya ?"

Syekh al Ghazali sejenak terdiam. Ia kelihatannya terkejut dengan jawaban muridnya itu.

Lalu beliaupun menjawab,

"Nak, mencabut bulu ketiak itu juga sunnah, apakah engkau juga akan mencabuti bulu ketiakmu disini ?"

Seluruh murid yang lain tertawa. Si murid itupun tersipu malu lalu memasukkan siwaknya ke kantong bajunya.

Semoga bermanfaat.

...


loading...

Wednesday, December 27, 2017

Berprasangka Baik Kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala

Dalam sebuah hadits y ang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أنا عند ظن عبدي بي؛ إن ظن بي خيراً فله، وإن ظن شراً فله
.
Aku menuruti prasangka hamba kepada-Ku. Jika prasangkanya baik kepada-Ku, hasilnya akan membuahkan kebaikan. Jika prasangkanya buruk, hasilnya akan membuahkan keburukan.” [Shahih. HR. Ahmad]
.
Terkait hadits ini, Imam Abu al-‘Abbas al-Qurthubi rahimahullah memberikan penjelasan,
.
"Salah satu pendapat menyatakan bahwa maksud hadits ini adalah: yakin dikabulkan tatkala berdoa; yakin diterima tatkala bertaubat; yakin diampuni tatkala meminta ampunan; yakin amal ibadah akan diterima ketika dikerjakan sesuai dengan syarat-syaratnya; karena berpegang pada kebenaran janji dan keluasan karunia-Nya.

Pendapat ini didukung oleh sabda nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

"Berdo’alah kalian dalam kondisi meyakini permintaan kalian akan dikabulkan.” [Shahih. HR. at-Tirmidzi]

Dengan begitu, orang yang bertaubat, beristighfar, beramal shalih hendaknya bersungguh-sungguh melakukan kewajiban di atas, dalam kondisi yakin Allah akan menerima amalnya dan mengampuni dosanya, karena Allah ta’ala sungguh telah berjanji menerima taubat yang jujur dan amal yang shalih.

Jika seseorang mengerjakan seluruh amalan tadi sementara dia berkeyakinan atau menyangka bahwa Allah ta’ala tidak menerima dan amal tersebut tidak memberikan manfaat baginya, maka hal ini adalah sikap berputus asa terhadap rahmat dan kasih Allah ta’ala yang termasuk dosa besar. Setiap orang yang meninggal dalam kondisi demikian, niscaya akan memperoleh apa yang diyakininya.

Sedangkan seorang yang yakin memperoleh ampunan dan rahmat Allah ta’ala sementara dia terus mengerjakan kemaksiatan, maka itulah kebodohan dan keterpedayaan yang nyata, dan orang itu tengah berjalan menuju madzhab Murji’ah.”
.
Sumber: [al-Mufhim Syarh Shahih Muslim 7/5-6]
loading...

Monday, December 25, 2017

[Adab Islam] : Cukup Menasihati, Tidak Perlu Menghina...

Kita memang diperintahkan untuk menasihati sesama muslim. Dari Jarir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia membaiat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berjanji untuk menegakkan shalat, menunaikan zakat, dan menasihati sesama muslim. (HR. Bukhari, no. 57 dan Muslim, no. 56)

Ada beberapa cara untuk menasihati yang perlu diperhatikan:

1- Menasihati itu jangan sampai menjelekkan. Bedakan antara menasihati dan menghina.

2- Nasihat terbaik adalah secara sembunyi-sembunyi. 
Ibnu Hazm rahimahullah pernah mengatakan,

“Jika engkau mau menasihati, nasihatilah secara sembunyi-sembunyi, jangan terang-terangan. Boleh dengan kalimat sindiran namun tidak boleh dengan kalimat tegas. Jika melampaui batas dalam hal ini, maka engkau termasuk zalim dan bukan menasihati.” Disebutkan dalam Al-Akhlaq wa As-Siyar, hlm. 45.

3- Menasihati di waktu yang pas.

Sebagaimana disebutkan dalam Az-Zuhud diriwayatkan dari Ibnul Mubarak, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Setiap hati memiliki masa untuk menerima sesuatu dan punya masa untuk tidak menerimanya. Maka manfaatkanlah hati kala mau menerima nasihat, tinggalkanlah pada masa nasihat tersebut sulit diterima.”
.
4- Hendaklah yang memberi nasihat menggunakan ungkapan yang baik dan bersikap lemah lembut dengan yang dinasihati, serta menggunakan kata-kata santun.

Ini beberapa catatan penting tentang cara menasihati yang diambil dari Fatwa Al-Islam Sual wa Jawab, no. 225160 oleh Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid hafizahullah.

loading...

Hidup Rukun Dengan Tetangga [Tulisan Dr. Satria Efendi, M. Zein]

Hidup bermasyarakat mengandung pengertian bahwa seseorang senantiasa berinteraksi (berhubungan _secara timbal balik) dengan yang lainnya. Agar tercipta interaksi yang harmonis, salah satu syaratnya adalah bagaimana menciptakan hidup ru'kun dengan tetangga, sebab tetangga adalah bagian dari masyarakat yang paling, dekat dengan kita. .

Istilah tetangga dalam bahasa Arab dikenal dengan kata "jaarun", yang artinya berdekatan tempat tinggal. Dalam pengertian lain tetangga adalah kawan atau saudara yang paling dekat. Karenaitu kepentingannya harus didahulukan. Tetan gga inilah yang akan lebih dahulu membantu kita jika mendapat kesulitan sebelum kerabat atau famili yang jauh-jauh.

Dalam masyarakat modern, terutama masyarakat yang hidup di kota-kota besar, hidupbertetangga tampaknya mulai ditinggalkan. Pola kehidupan individualistik semakin menonjol. Masingmasing begitu sibuk dengan urusan dan kepentingan pribadinya. Jangankan bertegur sapa atau saling membantu, kenal pun tidak. Yang lebih ironis lagi, dengan tetangga sebelah rumah pun tak kenal. Namun sebagai masyarakat beragama (muslim), bagaimanapun modernnya tingkat kehidupan, namun kita harus tetap kembali kepada pesan-pesan agama yang salah satu anjurannya adalah berbuatbaikkepada tetangga, tanpa membedakan apakah tetangga itu kaya atau miskin, bahkan dengan tetangga berb'eda'agama sekalipun.

Perintah Agama 

Dasar pertama yang memerintahkan untuk berbuat baik kepada tetangga terdapat dalam Q. S. AnNisa (4):36. Dalam ayat tersebut begitu tegas diperintahkan untuk berbuat baik (ihsan) kepada tetangga, baik dekat ataupun jauh. Maksud dari ihsan tersebut adalah berbuat baik bukan harus menunggu kebaikan dari tetangga, tetapi kita harus berbuat baik kendatipun tetangga belum (tidak) berbuat baik kepada kita. Hal ini dikuatkan oleh hadis, Rasulullah bersabda, "Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah.:idak beriman." Ada orang bertanya“, "Siapa ya Rasulullah?” Jawab Rasul, "Orang yang tidak aman tetangganya dari kejahatannya". (HR. Bukhari)

Hak dan Kewajiban Tetangga 

Agama Islam sangat menghargai hak-hak tetangga, tidak ada perbedaan antara yangseagama ataupun tidak, yang status sosialnya lebih tinggi atau lebih rendah. Segala halhal yang kecil sekalipun yang berkaitan dengan pergaulan dengan tetangga diatur sedemikian rupa. Hal ini bisa kita lihat dalam hadis. Ada sepuluh hal sebagai prinsip utama yang harus kita lakukan dan kita jaga sebagai perincian dari berbuat ihsan yang diperintahkan dalam A1Quran:

Pertama, jika dia mohon pertolongan, maka engkau tolong dia. Adapun bentuknya, jika tetangga memohon pertolongan maka kita harus menolongnya.

Kedua, jika dia meminjam, maka pinjamilah. _

Ketiga, jika ia miskin atau fakir, maka bantulah dengan sedekah.

Keempat, jika ia sakit, maka tengok atau kunjungilah.

Kelima, jika ia mendapat hal yang menggembirakannya, maka berilah penghargaan. Maksudnya adalah ucapan-ucapan selamat sebagai ungkapan rasa turut berbahagia. Seperti ketika tetangga mendapat kenaikan pangkat, lulus ujian atau hal-hal yang menguntungkan lainnya.

Keenam, jika ditimpa bahaya, maka engkau sabarkan dia. Maksudnya kita datang menengok, menghibur dan memberinya nasehat agar sabar atas musibah yang sedang menimpanya.

Ketujuh, jika dia meninggal dunia, maka engkau urus jenazahnya.

Kedelapan, jangan engkau tinggikan bangunan rumahmu dari rumah dia, sehingga menghalangi masuknya angin atau sinar matahari.

Kesembilan, jangan engkau sakiti hatinya dengan asap periukmu. Maksudnya adalah jika kita memasak makanan yang sekiranya bau masakan tersebut tercium oleh tetangga, maka kita harus memberinya, bila tidak memungkinkan memberi, maka bau tersebut harus tersembunyi.

Kesepuluh, bila engkau membeli buah-buahan maka hadiahilah anak tetangga. Bila tidak mampu memberi, maka janganlah _membiarkan anakmu keluar membawa buahbuahan tersebut. Hal ini dimaksudkan agar jangan membuat anak tetangga merasa sedih dan iba hati.

Sepuluh prinsip yang terkandung dalam hadis ini begitu detail damiperinci menjelaskan tentang haluan kewajiban dalam hidup bertetangga. Prinsip-prinsip ini meskipum'lcelihatannya kecil dan sederham sebetulnya, tetapi jika dilaksanakan akan membawa nilai dan manfaat yang sangat besar dan berharga sekali, khususnya dalam membina kerukunan hidup bertetangga dan kelestarian masyarakat.

Memang hal-hal inilah yang ada dan terjadi dalam hubungan bertetangga. Takjarang kita lihat sumber-sumber ketegangan atau konflik antar tetangga, sebabnya. adalah karena hal-hal kecil tersebut. Misalnya, ketika tetangga kita sedang mendapat kesulitan, kita bersikap acuh tak acuh ketika dimintai pertolongan. Hal ini akan membuat tetangga menjadi sakit hatinya yang pada akhirnya merenggangkan hubungan, bahkan sampai terjadi konflik. Hal-hal kecil tersebut bisa menjadi jalan untuk mempererat hubungan jika dilaksanakan.

Dengan demikian sepuluh prinsip yang terkandung dalam hadis tersebut ada beberapa poin untuk mempererat hubungan secara aktif dan beberapa poin lagi sebagai tindakan “menjaga” jangan sampai menimbulkan persengketaan atau konflik.

Batas-batas Bergaul dengan Tetangga

Untuk melihat sejauh mana ba'tasan bergaul dengan tetangga, kembali kepada prinsip Islam yang mengatakan; "sesuatu yang paling baik itu adalah yang pertengahan," Artinya kita mengambil jalan tengah, baik dalam berbuat, bersikap ataupun dalam memberi. Misalnya ketika kita memasak, kemudian mau memberi. Ukuran seberapa banyak dan berapa kali, hal itu diatur menurut kepantasan adat istiadat setempat. Atau dalam contoh lain, mendengar tetangga kita bertengkar, baikitu dengan anggota keluarganya sendiri ataupun dengan tetangga lain. Maka kita memiliki kewajiban untuk mendamaikannya. Tapi kewajiban tersebut tidak bersifat mutlak tapi kondisional, artinya,jika kita melihat dengan masuknya kita akan menjadi lebih baik, maka kita harus melakukannya. Namun jika akan terjadi sebaliknya, lebih baik tidak turut campur.

Dalam kaitannya dengan tetangga yang berbeda agama, batasan bergaul tidaklah berbeda, sejauh menyangkut prilaku hubungan manusia. Begitu pula dalam hak dan kewajiban, sepuluh prinsip yang terkandung dalam hadis Nabi berlaku pula bagi mereka. Hanya pada poin ke tujuh perlu diberi catatan, sebab dalam hal tersebut tidak saja terdapat aspek hubungan manusiawi tetapi, juga terdapat proses.ritual (upacara/ibadat) agama. Maksudnya adalah jika kepada tetangga yang seagama ada kewajiban mengurus jenazahnya jika ia“ meninggal dunia. Di samping ada kewajiban Sebagai tetangga, juga ada kewajiban antar sesama Muslim. Dalam pengertian bahwa sebagai orang yang samasama Muslim maka kewajiban mengurus jenazah berdasarkan pada peraturan agama. Yaitu bahwa setiap orang Muslim memiliki empat kewajiban terhadap orang yang 'meninggal dunia, yaitu: memandikan, mengkafani, menyolatkan dan menguburkan.

Lain halnya terhadap tetangga yang berbeda agama; kewajiban terhadap jenazahnya hanya sebatas kewajiban manusiawi saja. Tidak dibenarkan turut terlibat dalam ritual agama mereka, seperti mengkramasi atau bersama-sama membawanya ke gereja.

Seandainya di antara tetangga tidak ada yang seagama dengan dia yangdapatmenyelenggarakan pengurusan jenazahnya sebagaimana biasa, kita tetap tidak memiliki kcwajiban seperti tuntutan agama mereka. Kita hanya berkewajiban mengurusnya sebagai manusia. Dalam ungkapan yang lebih jelas, jika meninggal dan tak ada tetangganya yang seagama, maka kita hanya boleh menguburkannya saja, tanpa perlu menyelenggarakan upacara (ritual) keagamaan, baik itu yang berdasarkan agama kita ataupun berdasarkan agamanya.

Kesimpulan 

Islam begitu detail dan terperinci mengatur hal-hal yang berkaitan dengan pergaulan tetangga, sebab tetangga adalah orang yang paling

dekat kepada kita; paling tidak dalam pengertian fisik. Dimana proses saling membantu, akan lebih dahulu terjadi. ,

Di sisi lain yang mudah terjadi konflik adalahdengan yang paling dekat ini. Misalnya saja kita lihat pada poin sembilan dan sepuluh, kita memasak bisa tercium baunya oleh tetangga, begitu pula ketika membeli buah-buahan bisa terlihat oleh tetangga. Karena itu Rasul'ullah begitu detail menjelaskan dan mengingatkan den gan sepuluh prinsip tersebut, sebab hal-hal yang sering terjadi dalam hidup bertetangga tidak lepas dari yang sepuluh aSpek itu.

Karena itulah Rasulullah dalam konteks hubungan bermasyarakat berbicara tentang tetangga. Bangsa atau negara itu terbentuk dari kelompok-kelompok tetangga ini. Jika kehidupan bertetangga sudah terbina secara rukun dan harmonis, niscaya secara pasti akan melahirkan pula bangsa ataunegara yang harmonis, begitu pula sebaliknya. (untinSgan wawancara oleh: S. Nadrah) .

Dikutip dari Tulisan:
Dr.. H. Satria Efendi M. Zein, dalam Majalah Nasehat Perkawinan No. 265 Juli 1994
loading...

Friday, December 22, 2017

[Kisah Viral Kasih Seorang Ibu] Tangan Terindah di Dunia

Sebuah kisah viral yang beredar di media sosial, sangat menyentuh kalbu dan penuh inspirasi. Mari kita baca dan simak bersama, renungkanlah ini.. semoga menyibak kesadasarn kita bersama.

Beberapa tahun yang lalu, ketika ibu saya datang berkunjung ketempat saya, ia mengajak saya untuk berbelanja bersamanya karena dia membutuhkan sebuah gaun yang baru.

Saya sebenarnya tidak suka pergi berbelanja bersama dengan orang lain, dan saya bukanlah orang yang sabar, tetapi walaupun demikian kami berangkat juga ke pusat perbelanjaan.

Kami mengunjungi setiap toko yang menyediakan gaun wanita, dan ibu saya mencoba gaun demi gaun dan mengembalikan semuanya karena tidak bagus katanya.

Seiring waktu yang berlalu, saya mulai lelah dan ibu saya mulai frustasi...

Akhirnya pada toko terakhir yang kami kunjungi, ibu saya mencoba satu stel gaun biru yang cantik terdiri dari tiga helai sutra. Pada blusnya terdapat sejenis tali di bagian tepi lehernya, dan karena ketidaksabaran saya, maka untuk kali ini saya ikut masuk dan berdiri bersama ibu saya dalam ruang ganti pakaian, saya melihat bagaimana ia mencoba pakaian tersebut, dan dengan susah-payah mencoba untuk mengikat talinya.

Ternyata tangan-tangannya sudah mulai dilumpuhkan oleh penyakit radang sendi dan oleh sebab itu dia tidak dapat melakukannya...
Seketika ketidaksabaranku digantikan oleh suatu rasa kasihan yang dalam kepadanya.

Saya berbalik pergi dan mencoba menyembunyikan air mata yang mengalir tanpa saya sadari.

Setelah saya mendapatkan ketenangan lagi, saya kembali masuk ke kamar ganti untuk mengikatkan tali gaun tersebut.

Pakaian ini begitu indah, dan dia membelinya.

Perjalanan belanja kami telah berakhir, tetapi kejadian tersebut terukir dan tidak dapat terlupakan dari ingatan saya. Sepanjang sisa hari itu, pikiran saya tetap saja kembali pada saat berada di dalam ruang ganti tersebut dan terbayang tangan ibu saya yang sedang berusaha mengikat tali blusnya. Kedua tangan yang penuh dengan kasih, yang pernah menyuapi saya, memandikan saya, memakaikan baju, membelai dan memeluk saya, dan terlebih dari semuanya, berdoa untuk saya, sekarang tangan itu telah menyentuh hati saya dengan cara yang paling membekas dalam hati saya.

Kemudian pada sore harinya, saya pergi ke kamar ibu saya, mengambil tangannya, menciumnya... dan yang membuatnya terkejut, saya memberitahukannya bahwa bagi saya...kedua tangan tersebut adalah tangan yang paling indah didunia ini.

Saya sangat bersyukur bahwa saya dapat melihat dengan mata baru, betapa bernilai dan berharganya kasih sayang yang penuh pengorbanan dari seorang ibu.

Dunia ini memiliki banyak keajaiban.... tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan Ibu...

"With Love to All Mother in the world"

"JIKA KAMU MENCINTAI IBUMU,
BAGIKANLAH CERITA INI KEPADA ORANG LAIN, AGAR SEMUA ORANG DI DUNIA INI DAPAT MENCINTAI DAN MENYAYANGI IBUNYA
loading...

Link [Download] Film Indonesia Ayat-Ayat Cinta 2 MP4 Bluray MKV Ultra HD Quality.... Is it There? Absolutely Not!

Ayat-Ayat Cinta 2 is an Indonesian drama film made in Medan City, North Sumatra, released on December 21, 2017 at Cinemaxx and on January 11, 2018 in Malaysia, and Brunei Darussalam. The film was directed by Guntur Soehardjanto, who previously won nine awards at the 2005 Indonesian Film Festival thanks to the July TV movie in June. This film is the second film Ayat Ayat Cinta that reap success in 2008 ago

Synopsis [based on Wikipedia]

The film is a continuation of the previous film tells Fahri Abdullah (Fedi Nuril) currently living alone in Edinburgh, along with his assistant Hulusi (Pandji Pragiwaksono). Fahri had lost Aisha seven months ago, when Aisha volunteered in the Gaza Strip. From that moment Fahri never again heard the news of Aisha.

Fahri continued to wait in her sorrow that plagued her heart. The sadness he tried to overcome with his busy life as a lecturer and successful entrepreneur in the city. Fahri was also preoccupied with the presence of Misbah (Arie Untung), his old friend, who wanted to ride with him.

Fahri is often confronted with the problems of his various neighbors. There is a Jewish grandmother, Catarina (Dewi Irawan) who is having problems with her stepson. There is also Keira McGills (Chelsea Islan) a talented violinist who hates Fahri very much, being considered a terrorist who has caused the death of their father by a bomb in London.

Please watch the trailer here:


Fahri tries to keep Aisha's trust so she can help the people around her. Fahri's good intentions often make misunderstanding and drag into more complicated issues and endanger her life. Fahri's life became even more complicated when Hulya (Tatjana Saphira) Aisha's nephew now grown into a beautiful girl.

Hulya is cheerful and dynamic, showing her interest in Fahri. Hulya was willing to replace Aisha's role in Fahri's life. Fahri hesitates to open her heart to Hulya's presence, it's the same she admits that Aisha is dead. Fahri still hope, every night, Aisha re-emerged in her life. All supported Fahri continuing his life with Hulya, including Sabina (Dewi Sandra) a disabled faceless woman Fahri accommodated to stay with them. Sabina who is considered a brother by Fahri, was not only help to take care of Fahri's house, but also able to make Fahri continue his life.

***
Director : Guntur Soehardjanto

Producer  :  Manoj Punjabi, Dhamoo Punjabi
Scenario: Alim Sudio , Ifan Ismail

Based on : Ayat Ayat Cinta 2
by Habiburrahman El Shirazy

Cast : Fedi Nuril, Tatjana Saphira, Chelsea Islan, Dewi Sandra, Nur Fazura, Pandji Pragiwaksono, Arie Untung, Bront Palarae, Dewi Irawan, Cole Gribble, Mathias Muchus, Millane Fernandez, Nino Fernandez,  Dian Nitami, Malay Nicole Hall, Jihane Almira, Syifa Hadju, Music Tya Subiakto,

Editor:  Cesa David Luckmansyah

Company production
MD Pictures

Release date: Medan, December 21, 2017,  Malaysia, Brunei: January 11, 2018

Duration: 2-hour 5-minute

***
Currently many people are looking for movie download link "Ayat-ayat Cinta 2" on the internet. Does this link exist? of course not!

So, get used to watching movies legally. To support the progress of the Indonesian film industry, watch this movie in an official cinema with your family.  OK? :)

bukan link download
loading...

[Renungan Indah Di Hari Ibu]: Jika Ingin Merusak Keluarga, Rusak Dulu Ibunya...!

Sebuah narasi percakapan Iblis kepada anak buahnya :

"Jika kau ingin merusak sebuah keluarga, rusaklah dulu ibunya!!"

Beri ia perasaan akan rasa lelah bertubi yang membuatnya merasa lemah dan habis energi.

Jika ia sudah merasa lelah, ambil rasa syukurnya.

Biarkan ia merasa bahwa hidupnya habis untuk mengurus keluarga dan buatlah ia tidak memiliki apapun, selain lelah yang didapatnya.

Setelah kau ambil rasa syukurnya, buatlah ia menjadi orang yang tidak percaya diri.

Sibukkan pandangan matanya untuk melihat kebahagiaan orang lain dan buatlah ia lupa akan kebaikan yang ia miliki.

Buatlah ia merasa minder dan merasa tidak berharga.

Jika itu sudah terjadi, ambilah juga sabarnya.

Gaduhkan hatinya agar ia merasa ada banyak hal yang berantakan dalam rumahnya, buatlah ia merasa betapa banyak masalah yang ditimbulkan dari anaknya, dari suaminya.

Goda lisannya untuk berkata kasar, hingga nanti anak-anak mencontohnya dan tak menghargainya lagi, lalu bertambahlah kemarahan demi kemarahan, hilanglah aura surga dalam rumah.

Dan kau akan menemukan perlahan, rumah itu rusak…dari pintu seorang IBU.

Sekali lagi, makhluk penting itu bernama Ibu.

Lelah yang tidak selesai menjadi tempat masuknya setan.

Ia mengambil bahagiamu, mengambil sabar dan syukurmu wahai ibu.

Jangan biarkan setan mengambil itu, Jika kau lelah, rehatlah. Jika kau lelah, berbagilah.

Sungguh tak ada satupun yang akan membiarkanmu merasa sakit sendiri, jika kau pandai menghargai dirimu.

Ringankan tugasmu bu, jangan menekan dirimu terlalu keras. Sesekali tak masalah rumahmu kotor
tak masalah betapa banyaknya pekerjaan yang belum kau tuntaskan.

Jangan terjebak dalam waktumu bu, sungguh tugas muliamu jauh lebih penting dari sekedar rutinitas yang kau lakukan setiap harinya.

Rehatlah...
Jika pun tak mungkin kau tempuh jarak puluhan kilo untuk segarkan diri.

Sekedar menepi, menepilah...
Beri waktu untuk dirimu sendiri.

Sekedar melihat betapa banyak kebaikan yang kau punya, betapa manisnya keceriaan anak-anakmu, betapa bertanggungjawabnya suamimu.

Rasakan pelukannya, ada cinta dan ketulusanmu dalam tegap badannya.

Kau berharga ibu, jangan pernah lupakan itu.

Tapi saat mendengar masalah orang lain, kita semakin sadar bahwa perspektif kita menentukan cara pandang kita terhadap masalah.

Jika kita melihat peran ini sebagai beban, maka kita hanya akan sampai pada titik lelah.

Jika kita memandang diri hanya sebatas pelaku rutinitas, kita tidak akan menemukan intinya.

Reward yourself mom,
sungguh peranmu jauh lebih besar dari semua keluhanmu.

Jangan biarkan setan merusak bahagia dengan mengambil rasa SABAR dan SYUKURMU.

Karena dari bahagiamu, tercipta ketahanan sebuah keluarga.

Selamat beraktivitas sebagai Ibu dan Istri yang HEBAT.

Selalu ada BAHAGIA di segala cuaca....

Untuk para ibu yang hebat....SELAMAT HARI IBU
loading...

Thursday, December 21, 2017

Menakar "Tafsir Baru" LGBT

Menakar “Tafsir Baru” LGBT

Oleh: Fahmi Salim (Kandidat Doktor bidang Tafsir & Ulumul Quran - Universitas al-Azhar Kairo)

Salah satu isu besar gagasan liberilisasi agama adalah seruan perlunya penafsiran ulang alias reinterpretasi al-Qur’an. Terutama agar sesuai dengan prinsip hak asasi manusia (HAM) dan nilai-nilai demokrasi (Syamsuddin Arif: 2008:148).

Termasuk dalam konteks ini upaya reinterpretasi Kitab Suci agar ramah terhadap perilaku LGBT (baca: homoseksual). Kini, di Indonesia pun mulai muncul, aneka penafsiran ulang terhadap al-Quran, khususnya ayat-ayat tentang kisah Nabi Luth a.s

Tujuannya liberalisasi kisah Luth adalah satu, yaitu membiarkan dan melegalkan perkawinan sejenis atau perkawinan homoseksual. Dibuatlah analisis, seolah-olah, ummat Nabi Luth bukan diazab sebab mereka homoseks, tapi karena mereka mengingkari kerasulan dan tidak sopan pada para tamunya (kasarnya: memperkosa). Karena itu, yang terlarang adalah perkosaan (baik dg lawan jenis atau sejenis), sementara perilaku homoseksual boleh-boleh saja.

Sejatinya, tafsir demikian pada kisah Luth bahkan sudah lama menjadi narasi yang digaungkan di penyuluhan yang mengampanyekan hak seksual kaum LGBT dengan topeng edukasi HIV/AIDS.

Wacana ‘baru’ bahwa umat Luth diazab Tuhan bukan karena orientasi homoseksual, sebenarnya bukan barang baru. Hal ini sudah didiskusikan oleh ulama-ulama mazhab Maliki dalam diskursus tafsir klasik. Misalnya, dalam kitab tafsir al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an karya Imam al-Qurthubi, dan tafsir Ahkam al-Qur’an karya Imam Ibnul ‘Arabi.

Tetapi, para ulama Islam sepakat bulat, bahwa homoseksual adalah kejahatan. Di dalam kedua tafsir bercorak hukum itu disebutkan bahwa Imam Malik mengajukan pendapat hukuman rajam bagi pelaku homoseksual yang beristeri (muhshan) dengan dalil Q.s. al-Hijr ayat 74 yang menggambarkan bahwa kaum Luth dihujani batu dari neraka sijjil.

Sebagian ulama tidak sepakat dengan istinbat hukum Imam Malik dari ayat tersebut. Alasan sebagian ulama itu adalah adanya kemungkinan muncul gugatan bahwa kaum Luth diazab sebab pengingkaran atas kerasulan, bukan karena perilaku homoseksualnya.

Jadi apa yang kini disuarakan kaum liberal, sudah dipikirkan oleh ulama berabad silam. Tetapi, para ulama tetap memahami bahwa perilaku homoseksual itu adalah fahisyah, kejahatan yang keji.

Meski demikian, Imam al-Qurthubi dan Ibnul ‘Arabi yang bermazhab Maliki membela pendapat Imam Malik dan menolak alur berfikir sebagian ulama yang tidak setuju itinbat hukum Imam Malik. Al-Qurthubi (2003: VII/234) menegaskan,
“Jika ada yang menyatakan siksa kaum Luth hanya disebabkan kekufuran dan mengingkari rasul seperti umat yang lain, maka pendapat itu salah. Sebab Allah telah menjelaskan bahwa mereka disiksa sebab berbagai macam maksiat yang mereka lakukan. Di antara maksiat-maksiat itu adalah perbuatan homoseksual.”
Bantahan al-Qurthubi itu sangat beralasan. Sebab, meski al-Qur’an menyebutkan maksiat lainnya yang dilakukan umat Luth (baca Qs. Al-Ankabut: 29), tapi secara khusus perilaku homoseksual mereka disebutkan secara khusus sebagai perbuatan keji (fahisyah).

Tidak mungkin celaan khusus itu tidak berimplikasi hukum apa-apa. Di dalam ushul fikih sendiri telah dimaklumi bahwa larangan Allah tidak selamanya dengan redaksi eksplisit nahy seperti: jangan kamu berbuat ini dan itu!

Bentuk larangan (nahy) bisa berupa deskripsi betapa buruk dan berbahayanya perbuatan itu ditinjau dari segala segi.

Selain persoalan tafsir baru liberal yang ternyata usang dan telah dibantah oleh mufassir terkemuka, ada persoalan lain yaitu pencatutan nama Ibnu Hazm, ulama terkemuka penulis kitab fikih babon, al-Muhalla. Ibnu Hazm memang punya pendapat berbeda tentang bentuk hukuman terhadap pelaku homoseksual.

Tapi Ibnu Hazm dan para ulama otoritatif lainnya tetap menegaskan keharaman homoseksual.

Ibnu Hazm yang dikutip pendapatnya untuk melegalkan perkawinan sejenis, berpendapat bahwa hukuman atas pelaku homoseksual adalah hukuman ta’zir, bukan rajam. Itu artinya, bentuk hukuman diserahkan kepada kebijakan penguasa.

Soal keharaman homoseksual, sudah final disepakati oleh seluruh ulama berdasarkan dalil Qur’an dan Sunnah. Ibnu Hazm tegas menyatakan bahwa sesiapa yang menghalalkannnya maka bisa terjatuh ke dalam kekafiran, musyrik dan halal darah juga hartanya (lihat Masa’il Ta’zir wa Ma la Hadda fiihi; Mas’alat Fi’l Qawm Luth dalam al-Muhalla, vol.12).

Ibnu Hazm hanya memaparkan bahwa perbedaan pendapat ulama terletak pada bentuk hukumannya, sama seperti diskusi yang dipaparkan oleh Imam al-Qurthubi dan Ibnul ‘Arabi.

Persoalannya lebih kepada perbedaan pendapat soal hukuman takzir atau hadd, bukan soal keharamannya.

Bahkan, dalam satu tulisan, seorang aktivis liberal menulis, bahwa kaum Luth hanya melakukan sodomi kepada para pelancong dari luar kota, dan sebab perlakuan itupun tidak jelas. Pendapat ini pun tidak berdasar dan hanya merupakan asumsi. Al-Qur’an tidak memberikan penjelasan detail tentang kisah Luth. Misalnya, tidak disebutkan apakah kaum Luth melakukan homoseksual hanya dengan pendatang dari luar kota ataukah juga dengan sesama mereka.

Tetapi, al-Qur’an bahkan sudah menyatakan, “Sebelum itu (kedatangan pelancong dari luar) mereka sudah aktif melakukan keburukan-keburukan” (Q.s. Hud: 78, lihat Dr. Abdul Karim Zaydan, al-Mustafad min Qashash al-Qur’an, vol.1, hlm.231).

Keterangan lanjut dari al-Qur’an justru memberikan alasan utama mereka melakukan aktifitas kotor tersebut. Bukan dengan narasi deskriptif, tetapi petunjuk dalam surah al-A’raf ayat 81 dan an-Naml ayat 55 memilih satu redaksi yang berbunyi ‘syahwatan’ yang dalam bahasa Arab berkedudukan sebagai maf’ul li ajlihi yakni objek perbuatan dilakukan karena alasan ini.

Kedudukan bahasa tersebut menunjukkan bahwa syahwat adalah motif utama tindakan homoseksual kaum Luth.

Kata syahwat dalam al-Qur’an berarti dorongan kuat dalam hati manusia untuk mencapai sesuatu.

Demikian ditulis seorang pakar bahasa al-Qur’an Al-Raghib al-Asfahani dalam bukunya Mufradat Alfazh al-Qur’an. Syahwat ada dua macam, yang benar (dibutuhkan oleh fisik manusia) seperti syahwat makan ketika lapar, dan yang dusta yaitu yang sama sekali tidak mengancam fisik manusia dan cenderung mengikuti nafsu jahat seperti disinggung dalam surah Maryam ayat 59 (1997: hlm.468-469).

Dalam tinjauan modern, kaum Luth itu melakukan tindakan homoseksual sebagai pelampiasan dari kecenderungan same sex attraction mereka. Artinya, kaum Luth melakukannya karena mereka tidak lagi mau mengendalikan hawa nafsu mereka.

Seperti biasa, kaum liberal dengan berbagai cara mencoba menghalalkan perbuatan fahisyah yang jelas dilarang oleh Allah ta’ala. Dengan trik yang halus, pendapat ulama muktabar kerap dipelintir atau melakukan reinterpretasi yang dipaksakan untuk memuluskan setting agenda global dalam konteks legalisasi perkawinan sejenis.

Namun jika diperhatikan, semua itu bukanlah usaha yang tulus untuk mencapai pemahaman yang benar dari al-Qur’an atau hadis. Sayangnya, ada saja diantara kaum homoseksual yang kemudian merujuk kepada reinterpretasi kaum liberal.

Dalam soal penyeleweangan Tafsir al-Quran, Allah telah menunjukkan bagaimana Iblis pun telah melakukannya. QS al-A’raf ayat 20 menjelaskan, bahwa Iblis melakukan penafsiran semena-mena – sesuai kehendaknya — terhadap larangan Allah agar Adam menjauhi Pohon itu. Lalu, Iblis membuat tafsiran, ‘Tuhan melarang kalian berdua (Adam dan Hawa), karena kalian bisa jadi malaikat atau jadi makhluk yang kekal abadi’.

Bahkan, untuk meyakinkan Adam dan Hawa, Iblis sampai bersumpah bahwa ia adalah pemberi nasihat yang jujur. Kala itu Adam dan isterinya terpedaya akibat tafsir sesat berbungkus nasehat ala Iblis. Tentu kita sebagai keturunan Adam tidak ingin terperosok ke dalam jurang yang sama.

Wallahu a’lam.

Artikel dimuat Republika hari Sabtu 27-2-2016
loading...

Apa Yang Membuat Kehidupan Kita Ini Indah...

Saudaraku yang dirahmati Allah....

Sebuah masakan menjadi sedap karena dimasukkan bumbu-bumbu yang "dipilih" oleh koki yang memasaknya..

Begitupun, sebuah kehidupan, menjadi indah karena masuknya orang-orang yang tuhan "ijinkan" dalam kehidupan seseorang.

Ada yang masuk seperti kunyit, walau penampilannya jelek, tapi sanggup memberi warna indah yang sulit dilupakan....

Ada yang masuk seperti bawang merah yang semakin lama bersamanya, semakin banyak "air mata" yang tertumpah.

Ada yang masuk, seperti lada walau nampak kecil halus, tapi memberi "kehangatan”....

Ada juga yang masuk, seperti cabe, yang "menipu" dengan warnanya yang menarik tapi membuat "keringat" bercucuran..

Jadi... Jagalah dan jangan sia-siakan mereka yang masuk memberi kebaikan dalam hidup kita, serta, syukurilah dan janganlah membenci mereka yang masuk "menyakiti" hidup kita, karena, merekapun juga "berperan" menyedapkan dan mendewasakan pribadi kita...

Semuanya itu masuk untuk merubah, segala yang "tidak baik" yang ada didalam pribadi kita menjadi baik..!                                          

Kata bijak  tukang jahit:
Janganlah seperti gunting, meskipun berjalan lurus,
Namun memisahkan yang telah menyatu.
Berjalanlah seperti  Jarum & benang,
Meskipun menusuk dan menyakitkan, namun
Menyatukan yang terpisah.
loading...

[Dowload] E-Book PDF Sejarah Melayu - Sulalatus Salatin

Dalam hal pencatatan sejarah alam melayu, kitab Sulalatus Salatin (yang kemudian diterjemahkan dengan judul Sejarah Melayu) menjadi salah satu rujukan referensi yang paling primer.

Sulalatus Salatin (Sejarah Melayu) merupakan satu karya sejarah mengenai kebangkitan, kegemilangan dan kejatuhan zaman Kesultanan Melayu Melaka yang ditulis oleh beberapa orang pengarang Melayu.

Sejarah Melayu ditulis di Melaka dan dibawa bersama semasa Sultan Mahmud Syah meninggalkan Melaka pada tahun 1511. Naskhah asal ini kitab ini kemudian dibawa ke Johor dari Kampar, Sumatera pada tahun 1528. Teks yang turun masa kini merupakan teks yang disalin dipercayai berasal sejak tahun 1356, dan disunting kembali pada tahun 1612. Salinan manuskrip yang ada sekarang tertulis bertahun 1808.

Portugis merampas naskhah Sejarah Melayu pada tahun 1536 ketika kawanan bangsa Eropa itu menyerang Johor Lama. Naskhah ini kemudian dibawa balik ke Johor oleh seseorang bernama 'Orang Kaya Suguh'.

Ada pula pendapat yang mengklaim bahwa ketika Portugis menakluk Melaka, salinan Sejarah Melayu juga telah dibawa ke Goa.

Tapi Goa mana yang dimaksud? Terdapat perselisihan pendapat berkenaan Goa. Pendapat pertama merujuk kepada Goa yang terdapat di India, manakala pendapat kedua merujuk pada sebuah tempat bernama Gowa yang terletak di Sulawesi Selatan sekarang.

Pendapat yang kedua dinilai lebih kuat atas alasan sekiranya Portugis mengambil salinan Sejarah Melayu dan dibawa ke Goa, India, pastinya Sejarah Melayu akan dibawa terus ke Eropah sebagai harta rampasan.

Terdapat sekurang-kurangnya 29 versi tetapi versi yang paling masyhur adalah versi Shellabear. Menurut pengenalan Sejarah Melayu naskah Shellabear, Yang DiPertuan Raja di Hilir Sultan Abdullah Mu'ayat Syah ibni'l Sultan Abdul Jalil Syah telah mengutuskan Seri Nara Wangsa Tun Bambang untuk memerintah Bendahara Paduka Raja Tun Muhammad Mahmud (Tun Sri Lanang) pada hari Khamis, 12 Rabiul Awal 1021 bersamaan 13 Mei 1612 agar menyunting salinan Sejarah Melayu yang dibawa oleh Orang Kaya Sogoh dari Goa/Gowa.

Ketika itu Sultan Johor Lama, Sultan Alauddin Riayat Syah ibni Sultan Abdul Jalil Syah telah ditahan di Istana Raja Acheh, Raja Iskandar Muda.

Sejarah Melayu Sulalatus Salatin dianggap penting kerana ia memberikan adat istiadat kerajaan, susunan raja Melayu dan sejarah kerajaan Melayu dan boleh dikatakan menyerupai konsep Sejarah Sahih China, di mana pada setiap pertukaran Dinasti di China, sejarah Dinasti sebelumnya akan ditulis dan disimpan di arsip negara tersebut.

Untuk mendownload buku Sejarah Melayu [Sulalatus Salatin], silahkan download di link di bawah ini:

loading...

Wednesday, December 20, 2017

Beberapa Langkah Untuk Mengetahui Berita Hoax Atau Bukan

Teknologi informasi yang berkembang hari demi hari membawa banyak manfaat positif bagi kehidupan manusia. Dengan mudah, sekarang orang dapat memperoleh pengetahuan dan berkomukikasi dengan sesama tanpa terhalarang jarak dan waktu.

Namun demikian, kecanggihan informasi juga memiliki dampak negatif, salah satu di antaranya adalah berkembangnya berita dan informasi palsu dengan mudahnya sehingga merusak tatanan kehidupan.

Berita dan informasi palsu umumnya disebut sebagai 'hoax'. Penyebarannya lebih berbahaya dari infeksi virus karena bisa menimbulkan keresahan massif dan rusaknya hubungan sosial sesama manusia.

Penyebaran hoax dapat begitu mudah tersampaikan melalui media sosial, seperti blog, facebook, whatsapp dan sebagainya. Berangkat dari keprihatinan akan banyaknya berita hoax tersebar di media sosial, sebenarnya kita dapat mengantisipasi agar tidak terjerumus ke dalam fitnah hoax dengan senantiasa bersikap tabayyun (cek and kroscek) terhadap setiap informasi yang kita terima.

Dalam postingan kali ini, admin ingin berbagi beberapa tips dan langkah untuk mengecek tentang sebuah berita, apakah berita tersebut hoax atau bukan.

Pertama
Waspadalah bila berita memiliki 5 tanda berikut, karena ada kemungkinan hoax :

1. Ada kata-kata :  Sebarkanlah! Viralkanlah! (dan sejenisnya).

2. Artikel penuh huruf besar dan tanda seru.

3. Merujuk ke kejadian dengan istilah kemarin, dua hari yang lalu, seminggu yang lalu, tanpa ada tanggal yang jelas.

4. Ada link berita asal, tapi waktu ditelusuri, beritanya sama sekali beda atau malah link sudah mati.

Tugas kita : cek dulu link yang ada di info tsb.

Untuk nomor 4 ini bisa juga ada link berita asal sangat umum, misalnya, sumber mui.or.id tanpa disertai link langsung ke beritanya.

5. Link berita asal lebih merupakan opini seseorang, bukan fakta. Beda opini dan fakta? Silakan dicari di google yaaa..

Kedua

Coba cari di google tema berita spesifik yang ingin dicek, diikuti dengan kata hoax di belakangnya. Biasanya kalau memang hoax, akan ketemu pembahasannya.

Contoh berita viral tentang rape drug progesterex yg membuat mandul.

Coba cari di google progesterex diikuti dengan kata hoax. Ketemu insya Allah.

Jadi tugas kita : cari di google dengan kata kunci yang  spesifik/unik.

Ketiga

Jika hoax disebarkan melalui media gambar, ini agak perlu usaha ekstra. Kalau ada gambar beserta berita, save gambarnya, kemudian cari gambar sejenis di https://images.google.com/ (harus desktop mode, tidak bisa mobile mode).

Kadang ketemu artikel-artikel lain dengan gambar sejenis.

Kadang ketemu artikel lama yang sama sekali beda yang memakai gambar yang sama.

Cara mencari berdasarkan gambar (search by image) ada di link berikut :
https://www.google.com/intl/en-419/insidesearch/features/images/searchbyimage.html

Keempat

Sekarang sudah ada juga aplikasi untuk mengecek hoax:
http://hoaxanalyzer.com/

Silakan dicoba dan mari kita bebaskan media sosial dari berita hoax.

#cerdasbermedsos
#waspadahoax
loading...

Tuesday, December 19, 2017

Ucapan Tabu Yang Tidak Boleh Anda Katakan Kepada Atasan Anda...

Dalam dunia kerja, kesuksesan diukur salah satunya dari karir yang anda titi. Penting anda ketahui, moncer atau tidaknya karir anda lebih banyak ditentukan oleh faktir 'sikap' atau attitude, terutama sikap anda kepada pimpinan atau atasan anda,

Bersikap kepada atasan, baik lewat tingkah laku atau perkataan memiliki beberapa etika. Berikut beberapa ucapan yang sangat tabu anda ucapkan kepada atasan anda dan bahkan dapat menghancurkan karir anda di masa depan. Aturan etika ini berlaku di mana pun dan kapan pun, baik bagi anda karyawan swasta, pegawai negeri dan lain sebagainya.

"Itu bukan tugas saya."

Jangan pernah mengatakan hal tersebut saat pimpinan memberi tugas kepada Anda, walau sebenarnya itu memang bukan tanggung jawab Anda. Sebaliknya, cobalah mencari tahu mengapa dia memberi tugas tersebut.

Bisa jadi pimpinan menilai Anda memang mampu melakukannya. Namun bila pelimpahan tugas tersebut dinilai justru akan berdampak negatif bagi perusahaan, cobalah bicarakan kepada atasan mengapa tugas tersebut dilimpahkan dan Jelaskan tentang kekhawatiran yang Anda rasakan. Kemudian, sarankan atasan untuk melimpahkan tugas tersebut kepada orang yang tepat agar hasilnya sesuai harapan atau target.

"lni bukan urusan saya.” 

Berusahalah membantu atasan dan rekan kerja saat mereka menghadapi masalah dalam melakukan tugasnya, meski itu tak bersinggungan langsung dengan wilayah kerja Anda. ingat, dalam sebuah perusahaan semua pekerjaan saling berkaitan. Bila ada hambatan di suatu divisi akan berdampak pula pada divisi lain. Karenanya kekompakan team work sangat diperlukan untuk meraih hasil yang optimal.

"lni bukan salah saya kok." 

Bila menghadapi sebuah masalah dalam pekerjaanjaa ngan sibuk mencari siapa yang salah atau Anda buru-buru mengatakan, bahwa Itu bukan kesalahan Anda. Namun yang terpenting adalah bagaimana masalah tersebut segera terselesaikan dengan baik. Dengan cara memperbaiki kelemahan dan mencari jalan keluarnya agar tak terulang Iagi..

"Banyak sekali tugas yang harus saya lakukan" 

Jangan mengeluh bila Anda merasa punya banyak tugas. Atasan mungkin akan berpikir, Anda membenci pekerjaan tersebut, dan atau Anda sebenarnya tidak mampu melakukannya. Jadi, berusahalah menikmati setiap tugas dengan segala konsekuensi dan tantangannya.

"Tugas hal remeh temeh untuk saya" 

Jika komentar itu Anda kemukakan dengan tujuan ingin menunjukkan kepada atasan, bahwa Anda seorang karyawar berkualitas yang patut dipromosikan, maka Anda akan menyesal. Dla justru akan menilai, Anda arogan dan tak layak diperhitungkan.

"Tugas Ini mudah sekali, siapa pun bisa melakukannya!“ 

Bila Anda mengatakan hal tersebut saat atasan menyodorkan tugas, bukan tak mungkin ia akan berpikir Anda telah menganggap enteng tugas tersebut. Dan dia akan merasa dilecehkan. Jadi, bila Anda mendapatkan tugas yang dianggap sederhana terimalah dengan senang hati dan selesaikan sece patnya.

Saya tak bisa melakukan tugas itu.' Jangan pernah mengatakan, bahwa tugas baru yang diberikan atasan tidak dapat Anda lakukan. meski memang sulit. Sebaiknya Anda bertanya dulu kepadanya, mengapa diminta melakukan tugas tersebut. apa tujuannya? Dan apa pula target yang diharapkan dari tugas tersebut

(dari berbagal sumber) 
loading...

Monday, December 18, 2017

Putra-Putri Anda Terima Rapor, Tak Dapat Ranking... Lantas....?

Bulan Desember adalah penerimaan raport buat para putra-putri  kita. Saya ikut bahagia di hari yang ceria ini buat anda semua. Ijinkanlah saya memberi sudut pandang yang mungkin bermanfaat untuk kita semua.

1. BERHENTILAH memamerkan ranking puta-putri anda!

Yang TERPENTING dari Pendidikan itu BUKAN ranking. Hakekat dari pendidikan itu adalah menjadikan anak anda:

• mencintai aktivitas membaca untuk mencari pengetahuan
• bisa berpikir logis
• tahu nilai-2 benar & salah
• mampu mengembangkan bakatnya, dan
• punya semangat juang untuk mewujudkan apa yang dia inginkan secara disiplin & konsisten.

2. BERHENTILAH anda menjadikan ranking putra-putri sebagai kunci dari keberhasilan !

Ketika kita menjadikan ranking sebagai bukti keberhasilan pada anak kita, dampak terbesar adalah pada titik itulah kita berfokus. Kenyataannya TIDAK !!
• Saat anak anda mencintai membaca maka mereka menguasai banyak pengetahuan, tidak peduli apakah mereka punya ranking baik atau buruk.• Saat anak anda bisa bepikir logis maka mereka akan mampu membangun visi dan impian mereka. Visi dan impian mereka itu tidak bisa dinilai per semester atau per semester untuk diperbandingkan antara anak satu dengan anak lainnya.• Saat anak anda tahu mana nilai yang benar dan mana yang salah maka mereka akan punya integritas• Saat mereka mengenal bakat mereka yang sesungguhnya maka mereka akan mampu menghasilkan karya dan dedikasi yang terbaik• Saat anak anda punya semangat juang maka itulah kunci sejatinya kesuksesan hidup.
Dan ini semua tidak bisa diranking. Jika anda fokus pada ranking maka anda akan kehilangan nilai-nilai yang hakiki dalam pendidikan. Kalau anda harus kompromi dengan sistem pendidikan sekolah maka “kompromi” anda adalah, usahakan anak anda SELALU naik kelas dan bergairah menjalani aktivitas sekolahnya.

Maknai nilai raport anak anda HANYA sebagai SALAH SATU indikator untuk tahu mana titik lemahnya, mana titik unggul dan progress kerjanya sehingga anda bisa tahu di titik mana anda harus membantu anak anda.

Sementara sisanya bantulah anak anda untuk cinta membaca, mampu berhitung secara logis, menemukan bakat/kelebihannya, mengajarkan kejujuran dan punya semangat juang pantang menyerah. Proses pendidikan & pengajaran  adalah proses seumur hidup, tidak adil bagi putra-putri anda hanya dinilai dari ranking yang diperolehnya semester ini atau semester yang lalu.

=RNH=
Psikolog & Pemerhati Dunia Pendidikan
loading...

Friday, December 15, 2017

[Khutbah Jum'at]: Al-Quds Milik Kita [Download PDF]

إنَّ الحَمْدَ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّ ئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يهَْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.

يَا أَيهَُّا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تقَُاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون
يَا أَيهَُّا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ ا لَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نفَْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا
كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيهَُّا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا ال لَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا , يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا أَمَّا بَعْدُ

Jamaah Jumat rahimakumullah,
Segala puji bagi Allah yang memuliakan Islam dengan pertolongan‐Nya, merendahkan kesyirikan
dengan kekuatan‐Nya, mengatur segala urusan dengan perintah‐Nya, mempertahankan nikmat
dengan bersyukur kepada‐Nya.

Shalawat dan salam tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam, kepada keluarga beliau, juga kepada khalifah beliau, Abu Bakar as‐Siddiq yang pertama‐tama beriman. Semoga terlimpah pula kepada Amirul Mukminin Umar bin Khatab, orang pertama yang memerdekakan al‐Quds. Semoga terlimpah pula kepada Amirul Mukminin Utsman bin Affan, yang mengumpulkan Al‐Quran. Semoga berlimpah pula kepada Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib yang mengguncangkan kesyirikan. Semoga terlimpah pula kepada para shahabat dan orang‐orang yang mengikuti mereka dengan baik.

Jamaah Jumat rahimakumullah
Najmuddin Ayyub, seorang amir Tikrit, belum juga menikah dalam tempo yang lama. Maka bertanyalah saudaranya, Asaduddin Syirkuh, kepadanya, “Wahai saudaraku, kenapa engkau belum juga menikah?”

Najmuddin menjawab, “Aku belum menemukan seorang pun yang cocok untukku.”

“Maukah aku pinangkan seorang wanita untukmu?” tawar Asaduddin.

“Siapa?” Tandasnya.

“Puteri Malik Syah, anak Sulthan Muhammad bin Malik Syah Suthan Bani Saljuk atau puteri menteri Malik,” jawab Asaduddin.

“Mereka semua tidak cocok untukku,” tegas Najmuddin kepadanya.

Ia pun terheran, “Lantas siapa yang cocok untukmu?”

Najmuddin menjawab, “Aku menginginkan wanita shalehah yang akan menggandeng tanganku menuju jannah dan akan melahirkan seorang anak yang ia didik dengan baik hingga menjadi seorang pemuda dan ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis ke dalam pangkuan kaum muslimin.”

Asaduddin pun heran dan bertanya, “Lalu dari mana engkau akan mendapatkan wanita tersebut?”

“Barang siapa yang mengikhlaskan niatnya hanya kepada Allah, niscaya Allah akan memberikan rezeki kepadanya,” jawab Najmuddin.

Suatu hari, Najmuddin duduk bersama salah seorang syaikh di masjid kota Tikrit berbincangbincang. Lalu datanglah seorang pemudi memanggil syaikh tersebut dari balik tabir sehingga ia memohon izin dari Najmuddin untuk berbicara dengan sang pemudi. Najmuddin mendengar pembicaraan sang syaikh dengan si pemudi. Syaikh itu berkata kepada si pemudi,

“Mengapa engkau menolak pemuda yang aku utus ke rumahmu untuk meminangmu?”

Pemudi itu menjawab, “Wahai syaikh, ia adalah sebaik‐baik pemuda yang memiliki ketampanan dan kedudukan, akan tetapi ia tidak cocok untukku.”

“Lalu apa yang kamu inginkan?” Tanya syaikh.

Ia menjawab, “Aku menginginkan seorang pemuda yang akan menggandeng tanganku menuju jannah dan aku akan melahirkan seorang anak darinya yang akan menjadi seorang ksatria yang
bakal mengembalikan Baitul Maqdis ke dalam pangkuan kaum muslimin.”

Ucapan yang persis dilontarkan oleh Najmuddin kepada saudaranya Asaduddin. Ia menolak puteri Sulthan dan puteri menteri bersamaan dengan kedudukan dan kecantikan yang mereka miliki. Demikian juga dengan sang pemudi, ia menolak pemuda yang memiliki kedudukan, ketampanan, dan harta. Semua ini dilakukan karena keduanya Keduanya mengidamkan sosok yang dapat menggandeng tangannya menuju jannah dan melahirkan seorang ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis ke dalam pangkuan kaum muslimin.

Najmuddin pun berkata kepada syaikh tersebut, “Wahai Syaikh, aku ingin menikahi pemudi ini.”

“Tapi ia seorang wanita fakir dari kampung,” jawab asy‐syaikh.

“Wanita ini yang saya idamkan,” tegas Najmuddin.

Menikahlah Najmuddin Ayyub dengan pemudi tersebut dan Allah mengabulkan harapan keduanya. Dari mereka berdua lahirlah Shalahuddin al‐Ayyubi, sosok ksatria yang kelak mengembalikan Baitul Maqdis ke dalam pangkuan kaum muslimin.

Jamaah jumat rahimakumullah,
Mengapa mereka memimpikan dari keluarga mereka akan lahir sosok yang mengembalikan Baitul Maqdis kedalam pangkuan Islam? Sebab mereka tahu betul bahwa Baitul Maqdis, yang kini dikenal dengan Jerusalem, bagi kaum muslimin bukan sekadar memiliki nilai historis tinggi, namun merupakan bagian yang tak terpisahkan dari aspek keagamaan.

Dalam Al‐Qur`an, Allah menggambarkan Baitul Maqdis dan Masjidnya dengan tempat yang diberkahi, yaitu berupa kebaikan‐kebaikan yang selalu bertambah.

Allah berfirman:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ

Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba‐Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram
ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya.” (QS. al‐Isra`:1).

Prof. Dr. Muhammad Imarah menyebutkan dalam bukunya yang berjudul Al‐Quds Baina al-Yahuudiyah wa al‐Islam, “Istilah ‘Masjidil Aqsha’ dalam Surah ini maksudnya adalah Madinah al‐Quds. Yaitu seluruh wilayah al‐Quds atau Baitul Maqdis. Yang dimaksud dengan kata ‘masjid’ bukan bermakna bangunan arsitektur untuk masjid, karena bangunan masjid belum berdiri di al‐Quds pada tahun 621 Masehi pada malam Isra`.

Demikian halnya ungkapan, ‘Masjidil Haram’ dalam ayat ini maksudnya adalah seluruh wilayah Makkah, tidak hanya terbatas pada Ka’bah dan Masjidil Haram.”

Allah juga berfirman yang menunjukkan kesucian Baitul Maqdis dalam firman‐Nya:

َ
يَاقَوْمِ ادْخُلُوا الْأَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ الَّتِي كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ وَلَا تَرْتَدُّوا عَلَى أَدْبَارِكُمْ فَتَنْقَلِبُوا خَاسِرِينَ

Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari kebelakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang‐orang yang merugi." (QS. Al‐Maidah: 21)

Jamaah jumat rahimakumullah,
Dalam hadits, Rasulullah juga menyebutkan banyak keutaman Masjidil Aqsha yang berada di Jerusalem. Abu Dzar Radhiyallahu anhu pernah bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, masjid apakah yang pertama kali diletakkan di bumi?” Nabi menjawab, “Masjidil Haram.” Aku bertanya lagi, “Kemudian apa? Nabi menjawab, “Masjidil Aqsha.” Aku bertanya, “Berapakah jarak antara keduanya?” Nabi menjawab, “40 tahun. Kemudian di manapun kalian mendapati waktu shalat, maka shalatlah sesungguhnya ada keutamaan di dalamnya.”

Dalam hadits yang lain, Rasulullah menuturkan bahwa Baitul Maqdis tidak akan dimasuki oleh Dajjal. Junadah Bin Abi Umayyah, dia berkata, kami mendatangi seorang shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya, “Ceritakan kepada kami apa yang engkau dengar dari Rasulullah. Kemudian dia menyebutkan hadits tentang Dajjal dan mengatakan, “Dia akan tinggal di bumi selama 40 hari. Ia akan menguasai segala penjuru dan ia tidak akan mendatangi empat masjid, yaitu Ka`bah, Masjid Nabi, Masjid Aqsha, dan at‐Thur.’ (HR. Ahmad).

Dalam musnad Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah, Rasulullah bersabda, “Tidak diperbolehkan mengadakan perjalanan dalam rangka beribadah kepada Allah Azza wa Jalla kecuali pada tiga masjid, yaitu Masjidku (Nabawi), Masjidil Haram, dan Masjidil Aqsha.”

Nabi juga memberikan kabar gembira dengan kemenangan Baitul Maqdis. Diantara yang menguatkan hadits ini adalah hadits Auf bin Malik radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hitunglah enam hal sebagai tanda kiamat, kematianku dan kemenangan Baitul Maqdis.” (HR. al‐Bukhari).

Jamaah Jumat Rahimakumullah,
Al‐Quds adalah Ibukota Khilafah Islamiyah di akhir zaman. Rasulullah pernah meletakkan tangan di atas kepala Abdullah Bin Hawalah dan berkata :

يَا ابْنَ حَوَالَةَ إِذَا رَأَيْتَ الخِْلَافَةَ قَدْ نزََلَتْ الْأَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ فَقَدْ دَنَتْ الزَّلَازِلُ وَالْبَلَايَا وَالْأُمُورُ الْعِظَامُ
وَالسَّاعَةُ يوَْمَئِذٍ أَقْرَبُ إِلَى النَّاسِ مِنْ يَدَيَّ هَذِهِ مِنْ رَأْسِكَ

“Wahai Ibnu Hawalah, apabila engkau melihat khilafah telah turun di bumi yang suci, maka telah dekat kegoncangan, kekacauan. dan sesuatu yang besar. Ketika itu kiamat lebih dekat kepada manusia daripada tanganku ini di kepalamu.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad).

Jamaah Jumat Rahimakumullah,
Sesungguhnya masalah al‐Quds adalah permasalahan bersama umat Islam. Setiap muslim mempunyai hak terhadap bumi berkah tersebut dan wajib menolongnya dengan segala daya dan upaya. Dr. Ragib As‐Sirjani, dalam “Filisthîn Wâjibât al‐Ummah” menawarkan sepuluh hal yang bisa dilakukan untuk membebaskan al‐Aqsha:

Pertama, kembali secara total kepada Allah. Kedua, memahami permasalahan Baitul Maqdis secara benar. Ketiga, ikut bergerak aktif dalam memecahkan problem dan membebaskannya. Keempat, menjaga persatuan dan menghentikan perpecahan. Kelima, sungguh‐sungguh menghidupkan spirit jihad. Keenam, berjihad dengan harta. Ketujuh, memboikot produk Amerika dan Israel. Kedelapan, memupuk harapan. Kesembilan, menanamkan kesabaran. Kesepuluh, mengkaji sejarah Palestina.

Dengannya, semoga kita dicatat sebagai bagian dari at‐Thaifah al‐Mansurah yang ikut membebaskan Baitul Maqdis. Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,

لاَ تَزَالُ طَاِئفَةٌ مِنْ أُمَّتِيْ عَلَى الحَْقِّ ظَاهِرِيْنَ لِعَدُوِّهِمْ قَاهِرِيْنَ.لاَيَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ إِلا مَا أَصَابهَُمْ مِنَ اْلأَوَاءِ حَتَّى يَأْتِيَهُ مْ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ  ذَالِكَ.قَالُوْا : ياَ رَسُوْلَ اللهِ وَأَيْنَ هُمْ؟ قَالَ :بيَْتُ الْمُقَدَّسِ وَأَكْنَافِ بَيْتِ الْمُقَدَّسِ *** رَوَاهُ أَحمَْدُ

”Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku kelompok yang selalu menolong kebenaran atas musuh mereka. Orang‐orang yang yang menyelisihi mereka tidak akan membuat mereka goyah kecuali orang yang tertimpa al‐Lawa` (cobaan ) sampai datang kepada mereka janji Allah Azza wa Jalla. Mereka bertanya. Wahai Rasulullah dimanakah mereka? Beliau menjawab: Baitul Maqdis dan sisi Baitul Maqdis” [HR.Ahmad]

Jamaah Jumat rahimakumullah,
Pada hari ini, Israel dan Amerika kembali merebut Baitul Maqdis dari tangan kaum muslimin. Kita membutuhkan lahirnya kembali semangat Shalahuddin al‐Ayyubi. Selama 91 tahun Baitul Maqdis dijajah dan ia memilih bersabar dan terus berjihad hingga Allah memuliakannya dengan kemenangan. Ia tak pernah kehilangan harapan untuk merebutnya kembali. Umat Islam saat ini juga tidak sepatutnya patah semangat untuk merebut kembali al‐Quds.

Meski beberapa lama waktu yang berlalu, tekad harus tetap terpatri untuk mengembalikan setiap jengkal tanah kaum muslimin.

سْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ ي َ
ُ
أَقُوْلُ هَذَا القَوْلَ؛ وَأَسْتَغْفُرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الم غْفِرْ لَكُمْ
إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ


Khutbah kedua

 الحَْمْدُ لِلَّهِ حمَْداً كَثِيْراً طَيِّباً مُبَارَكاً فِيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبنَُّا وَيرَْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ؛ صَ لَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجمَْعِيْنَ . أَمَّا بعَْدُ

Jamaah Jumat rahimakumullah,
Orang‐orang yang beriman itu ibarat satu tubuh. Jika satu bagian sakit, yang lain ikut merasakan
sakit. Hadis riwayat Nukman bin Basyir radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wassallam bersabda: “Perumpamaan orang‐orang mukmin dalam hal saling kasih, saling menyayang dan saling cinta adalah seperti sebuah tubuh, jika salah satu anggotanya merasa sakit, maka anggota‐anggota tubuh yang lain ikut merasakan sulit tidur dan demam.” (HR. Muslim)

Hal seperti itu juga yang seharusnya kita rasakan ketika mendengar berita tentang penyerangan yang menimpa umat Islam di Palestina. Hadis riwayat Abu Musa radhiyallahu anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallhu ‘alaihi wassallam bersabda: “Seorang mukmin terhadap mukmin yang lain adalah seperti sebuah bangunan di mana bagiannya saling menguatkan bagian yang lain.” (HR. Muslim)

Kini bagian dari tubuh umat Islam sedang sakit. Saudara kita di Palestina tengah berjuang mengorbankan harta dan jiwa mereka demi mempertahankan tanah milik umat Islam. Kewajiban kita untuk membantu mereka.

Selain itu, keluarga memiliki peran besar dalam melahirkan generasi‐generasi tangguh yang siap
membela agamanya. Maka marilah kita didik anak‐anak kita untuk memahami Islam secara
sempurna dan memiliki kepekaan untuk peduli dan siap berjuang untuk agamanya.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيهَُّا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمً اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ
حمَِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِ نَّكَ حمَِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، رَبنََّا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لمَْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحمَ نَا لَنَكُونَنَّ مِنَ
لخَْاسِرِيْنَ

اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمسْلِمِيْنَاُ اَللَّهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ دِيْنَكَ وَكِتَابَكَ وَسُنَّةَ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا المستضعفيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ، اَللَّهُمَّ انْصُرْهُمْ فِي أَرْضِ الشَامِ وَفِي كُلِّ مَكَانٍ، اَللَّهُمَّ كُنْ لَنَا وَلهَمُْ حَافِظاً وَمُعِيْنًا وَمُسَدِّداً وَمُؤَيِّدًا

رَبنََّا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ ال نَّارِ. اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الهْدَُى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللهم إِنَّا نعَُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجمَِيْعِ سَخَطِكَ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الحَْمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وصَلى الله عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ


loading...

Wednesday, December 13, 2017

[Kisah Nyata]: Halusnya Perangkap Syetan Menggoda Iman Manusia....

Dalam postingan kali ini, admin akan berbagi sebuah kisah nyata yang pernah dimuat di Majalah Nasihat Perkawinan pada tahun 1995. 

Kisah nyata ini  bercerita tentang bagaimana halus dan dahsyatnya cara setan menggoda manusia, sehingga orang-orang yang sudah sedemiian rajin beribadan dan menjaga diri pun dapat terjerumus ke dalam perangkap tersebut. 

Mudah-mudahan, kisah ini dapat membuat kita lebih waspada dalam menghadapi godaan syetan yang senantiasa membisikkan manusia untuk memperturutkan hawa nafsunya sehingga merkea terjerumus dalam dosa.

Berikut kisahnya:

***

Setelah lulus SMA aku tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Padahal Waktu itu aku lulus ujian Sipenmaru dan diterima di IKIP Bandung. Namun karena orang tuaku tidak mampu untuk membiayainya. terpaksa keinginan kuliah jadi batal. Kendati demikian aku tidak putus asa. Untuk mengisi waktu kosong, aku ikut berdagang sayur-sayuran di kota Bandung bersama orang sekampungku yang sudah sukses menjadi pedagang sayur, dengan harapan aku bisa mengumpulkan uang untuk biaya jika aku kuliah.

Tapi ternyata hanya tinggal harapan saja. Aku gagal dan rugi dalam berdagang, mungkin karena aku tidak punya bakat berdagang. Se_ telah empat bulan aku berdagang akhirnya aku berhenti dan pulang kampung. Yang berarti harapan untuk kuliah kandas sudah.

Menganggur merupakan siksaan batin bagiku. Maka daripada tidak mempunyai kegiatan sama sekali aku memutuskan untuk masuk pesantren di pondok Kiai A. Jarak dari rumahku ke pondok itu hanya seratus meter hingga aku tidak perlu tinggal di pendok pesantren pak Kiai.

Pak Kiai punya banyak kenalan orang kota yang mempunyai kedudukan. Aku sering melihat tamutamu yang datang rata-rata bukan orang sembarangan. Dari jenis kendaraan yang dipakai para tamu itu aku bisa menduga, kalau bukan pejabat tentu seorang pengusaha Sukses. Namun sejauh ini aku tidak pasti tujuan mereka datang ke Kiai.

*Menunggu Surat Panggilan Kerja* 
Suatu hari Pak Kiai memperkenalkan aku dengan seorang tamu, dan meminta bantuannya untuk memasukkan aku menjadi pegawai negeri. Alhamdulillah tamu itu bersedia membantuku untuk menjadi pegawai negeri di kantornya.

Sementara belum mendapat SK panggilan, aku tinggal di nanah pak Suganda (bukan nama sebenarnya) Selama di sana aku membantu pekerjaan apa saja. Dari mulai mencuci, mengepel lantai dan mengurus kebun di halaman rumahnya. Walau aku merasa terhina dengan perlakuan keluarga Pak Suganda karena aku tak ubahnya seperti pembantu dan mereka menyuruhku seenaknya saja, tetapi aku paksakan untuk bertahan karena aku membutuhkan bantuannya.

Banyak sekali penderitaan yang kualami selama di rumah itu. Di antaranya aku pernah dituduh mencuri uang oleh istrinya. Mereka menekanku untuk mengakuinya, padahal aku tidak tahu sama sekali apalagi mencurinya. Walaupun kemudian uang tersebut itu ada dan utuh, hanya lupa menyimpannya, tetap mereka mencurigaiku dan menuduhku yang menyembunyikannya.

Sebenarnya Pak Suganda sangat baik padaku. ia juga yang menyuruhku untuk tinggal di rumahnya. Bahkan ia menyamakan untuk tinggal tema di rumahnya sebelum aku punya isteri. Aku tidak tahu, apakah ia mengetahui atau tidak perlakuan isteri dan anak-anaknya yang memperbudakku. Aku tidak tahu. apa sebabnya, mereka menbenciku. Padahal aku selalu menuruti perintah mereka. Tak pernah sekalipun aku membantah. Tetapi mereka memandangku dengan sebelah mata.

Ketika SK panggilan datang dan aku sudah dapat masuk kerja aku masih tetap tinggal di rumah itu. Tapi kemudian, aku pindah dari rumah itu, walau Pak Suganda memaksaku tinggal di rumahnya, kemudian aku mengontrak rumah.

Selama aku bekerja di kantor, Pak Suganda sangat baik padaku dan aku diperkenalkan kepada seluruh pegawai bahwa aku keponakannya. Dengan demikian seluruh pegawai baik padaku. Pekerjaan yang sifatnya agak basah terkadang dilimpahkan kepadaku, hingga penghasilankn cukup memadai.

Disamping tugas di kantor, aku juga aktif di masjid dengan mengajar anak-anak mengaji dan memberi les privat di rumah-rumah penduduk yang membutuhkannya Dan juga memberi ceramah di majelis taklim kaum ibu pada acara pengajian rutin setiap minggu

Terjerat Perangkap Syetan, Tergoda Wanita Kesepian
Suatu hari aku kedatangan seorang rang wanita muda. Katakanlah ibu N. ia memintaku untuk mengajar mengaji di mmahnya. Setelah kupertimbangkan mengenal jadwalnya, akhirnya aku bersedia memenuhi keinginan ibu N itu. Ibu N adalah Illorang ibu rumah tangga bina berusia 33 tahun dengan satu anak yang masih kecil. Suaminya seorang pengusaha sukses dan jarang berada di rumah, terkadang satu minggu bahkan satu bulan lamanya.

Ibu N sangat baik padaku, rilsamping memberi honor dua kali llpat dari honor di rumah yang lain, juga sering membelikan aku pekalan, sarung dan lain-lain. Terkadang aku merasa malu diperlakukan demikian olehnya. Setiap mengajar anaknya aku selalu disuruhnya nrakan.

Yang membuatku risih, setiap aku berada di rumahnya, lbu N selalu berpakaian minim. Terkadang ia hanya memakai slngletdan celana pendek seperti pemain bola voli wanita. Sering aku memalingkan muka rnelihatnya tapi ibu N seperti sengaja memperlihatkan auratnya padaku.

Suatu hari, seperti biasa aku mengajar mengaji anaknya sore hari dan ketika waktu magrib tiba aku hendak pulang, ibu N mencegahku dan menyuruh salat di rumahnya saja. Di sini aku sering bertanya-tanya mengenai diri ibu N. Kulihat ia tidak melakukan salat sedangkan pembantunya biasa salat. Menurut pembantunya ibu N tidak pernah melakukan salat.

Selesai salat magrib aku hendak langsung pulang, tapi ibu N mencegahku, ia memintaku untuk menunggu rumahnya sebentar karena ia mau keluar bersama pembantunya. Aku dititipi menjaga anaknya yang memang dekat denganku. Ia tak ubahnya seperti kepada bapaknya manjanya padaku. Dapat kumaklumi anak itu kurang kasih sayang bapaknya.

Tepat jam 9 malam, mereka pulang dan hujan turun deras sekali. Ibu N mencegahku untuk pulang dan menyarankan untuk tidur di rumahnya. Tetapi aku menolak. Ketika semuanya sudah tidur dan malam makin larut sedang hujan belum reda, aku termenung sendirian di ruang dcpan. Tiba-tiba muncul ibu N menghampiriku. Ia hanya mangenakan sarung yang dililitkan sebatas dada. lbu N menyuruhku untuk memijitnya karena masuk angin. Mulanya aku menolak, tetapi karena ia memaksa dan tampaknya seperti benar-benar sakit, terpaksa aku mau memijitnya. Sebagai lelaki bujangan, aku merasa gugup ketika melihat ibu N dengan tenang membuka kain sarungnya. Hanya tinggal pakaian (dalamnya yang tidak dibuka. Kemudian tanpa memperdulikan aku yang terpaku gugup, ia menyuruhku membaluri tubuhnya dengan minyak angin. Dengan ragu aku mengerjakan itu.

Dan setelah itu,... Ya Allah! syetan benar-benar telah memperdayaku. Aku terjerumus pada perbuatan hina, perbuatan dosa besar. Entah mengapa tiba-tiba aku jadi lupa diri, ibu N sengaja memancing gejolak kelelakianku, aku hanyut dalam buaian nafsu Syetan yang terlaknat.

Sejak peristiwa itu, aku merasa gelisah. Salatku terasa mengambang karena tak bisa konsentrasi. Aku benar-benar menyesal dengan perbuatan itu. Terbayang di pelupuk mataku wajah ibuku, wajah kiyai yang selalu menganjurkan berbuat baik dan taat.

Setelah peristiwa itu, ibu N bersikap biasa seakan tak pernah terjadi apa-apa. Ketika aku hendak memutuskan untuk tidak mengajar lagi, ia sangat menghiba padaku untuk terus mengajar anaknya. Aku bimbang sekali waktu itu, tapi syetan amat pandai membisikkan rayuan padaku. Akhirnya aku mengalah dan mau datang lagi ke rumahnya untuk mengajar. Anehnya, kalau sudah berhadapandengannya akuinisepertilupa segalanya. Niatku untuk menghindar darinya supaya tidak tergoda malah cenderung mendekatinya. Dan selanjutnya perbuatan terkutuk itu terulang dan terulanglagi hingga aku makin ketagihan untuk mengulangnya berkali-kali hingga perbuatan itu menjadi sebuah perbuatan yang dilandasi atas dasar saling membutuhkan.

Kian hari hatiku semakin gelisah, tidurku tidak nyenyak dan membuatku tidak tenang serta selalu dibayangi rasa berdosa. Akhirnya aku menyelidiki siapa sebenarnya ibu N ini dengan bertanya pada tetangganya. Dari para tetangganya aku tahu bahwa ibu N sering mengajak laki-laki ke rumahnya manakala sua-minya pergi keluar. Sejak itu aku memutuskan untuk tidak mengajar lagi walau pun ibu N datang dan meminta aku untuk mengajar lagi.

Sejak itu aku jadi pemurung dan tak mau keluar rumah. Aku merasa dikejar-kejar dosa dan rasa malu pada masyarakat. Kurasa percuma aku memberikan ceramah pada ibu-ibu dan anak-anak kalau aku sendiri tak bisa membimbing ahklakku sendiri. Maka dalam beberapa hari aku tidak mengajar anak-anak di masjid dan pengajian rutin pun aku tak hadiri begitu juga les privat di rumah-rumah dengan alasan aku sakit.

Dalam kegalauan hatiku tidak ada lagi yang kulakukan selain minta ampun pada Allah, setiap malam aku salat tahajud dan salat taubat, siangnya aku puasa dengan harapan semoga Allah mengampuni kesalah= anku. Akhirnya lambat laun perasaan hatiku seakan terbuka kembali menatap masa depan.. Kekalutan yang menyelimuti hati dan pikiranku berangsur-angsur hilang.

Ya Allah, inilah aku, hamba-Mu yang lemah dan berlumur dosa. Ampunilah aku dan tunjukkanlah aku jalan yang penuh dengan ridha-Mu. Akhirnya aku dapat menjalani tugasku kembali baik di kantor maupun mengajar mengaji di masjid dan di rumah-rumah, kecuali di rumah ibu N.

(seperti yang di ceritakan S di Cirebon) "*

Dikutip dari Majalah Nasehat Perkawinan Edisi No. 22/Th.XXIV/Juli 1995 yg diterbitkan oleh Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan Pusat (BP4 Pusat) (mitra Kementerian Agama) dengan judul Asli" Terjerat Wanita Kesepian" hlm 57-61
loading...