Salah satu kepercayaan yang tersebar dalam masyarakat nusantara adalah keyakinan bahwa ada manusia atau orang-orang tertentu yang ketika mereka telah meninggal dunia, maka mereka akan menjadi hantu atau makhluk jadi-jadian.
Kepercayaan semacam sebenarnya ada pada banyak budaya di dunia, dan khusus di nusantarara kepercayaan ini tertanam sejak zaman pra Islam dan masih tersisa hingga sampai zaman modern sekarang ini.
Kepercayaan mistis ini pula yang membuat orang mengindentikkan kuburan sebagai lokasi angker yang menakutkan.
Menurut kepercayaan ini, manusia menjadi makhluk jadi-jadian dikarenakan bebeberapa sebab, di antaranya:
1. Keinginan yang tidak terpenuhi. Yang pertama dan alasan utama mengapa orang menjadi hantu setelah kematian adalah keinginan yang tidak terpenuhi.
2. Kurangnya kepercayaan terhadap agama. Beberapa budaya percaya bahwa orang mati cenderung menjadi hantu, ketika dia tidak mengikuti praktek-praktek spiritual ketika hidup. Ini adalah alasan, mengapa sebagian besar tradisi mengajak masyarakat untuk mempunyai agama.
3. Serakah. Seseorang yang serakah atau terobsesi dengan kekayaan materi, akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk menjadi hantu setelah kematiannya. Sama seperti keinginan yang tidak terpenuhi, harta mengikat jiwa seseorang untuk kesenangan duniawi. Bahkan, filsuf besar selalu mengatakan bahwa, keinginan adalah alasan utama di balik semua penderitaan.
4. Pola pikir negatif. Apakah kita menjadi hantu setelah mati? Mereka yang berpikir negatif, cenderung membuat pikiran mereka buruk. Pikirannya akan selalu dipenuhi dengan emosi negatif seperti marah, penderitaan dan depresi.
5. Ego yang kuat. Seseorang dengan ego yang kuat kemungkinan akan berubah menjadi hantu setelah kematiannya, karena ia memiliki urusan yang belum selesai. Inilah sebabnya mengapa orang menjadi hantu.
Benarkah demikian?
Dalam ajaran Islam, tidak ada penjelasan tentang adanya hantu. Istilah hantu yang seperti yang dikenal masyarakat awam tidak ada dalam istilah atau kamus Islam.
Hantu yang seperti dikenal oleh masyarakat awam adalah ruh orang yang sudah meninggal yang tidak diterima di alam nirwana, yang kemudian kembali ke bumi berwujud hantu penasaran.
Dalam Istilah umum sering di pakai kata arwah, seperti arwah gentayangan. Walaupun yang di maksud dalam kata arwah ini hanya sesosok bayangan makhluk halus.
Kata Arwah berasal dari bahasa arab "ruh" yang berkonotasi jamak atau banyak. Bentuk jamak dari ruh adalah arwah. Namun dalam bahasa Indonesia kata arwah dipakai walaupun dalam konotasi tunggal.
Jadi kalau kita pakai kata arwah gentayangan tapi kita maksud hanya satu makhluk, atau satu hantu, maka berarti salah dalam arti kata yang sebenarnya jika diambil dari kata bahasa arab tersebut. Karena kata arwah berarti banyak ruh-ruh, kalau diartikan satu itu salah. Dalam Islam tidak ada istilah atau pengertian hantu yang berasal dari arwah orang mati atu meninggal dunia seperti diatas. Islam sama sekali tidak mengakui adanya hantu.
Islam hanya mengajarkan bahwa adanya makhluk ghaib seperti malaikat dan jin.
Jadi tidak ada makhluk jadi-jadian atau makhluk yang berubah wujud. Manusia memang mempunyai ruh, tetapi ruh yang ada dalam tubuh manusia itu, identik dengan manusia itu setelah jasadnya tiada.
Artinya ruh itu adalah manusia itu sendiri. Setelah seorang manusia meninggal dunia jasadnya mati dan ruhnya berada di alam barzah. Tidak ada manusia yang berubah jadi makhluk hantu yang menakut-nakuti manusia kembali ke alam dunia.
Makhluk ghaib yang ada di dunia yang menakut-nakuti manusia adalah Jin.
Jin adalah makhluk ciptaan Allah yang diciptakan sendiri. Bukan perubahan dari makhluk lain. Jin adalah makhluk ghaib maksudnya tidak nyata. Ia dapat berubah wujud dengan bentuk apa saja dengan izin Allah selain wujud aslinya. Wujud aslinya juga cukup menyeramkan.
Jin ini yang iseng mengganggu manusia yang jadi hantu dan dia bohong pada manusia dengan mengatakan ia adalah ruh dari seseorang yang telah meninggal.
Nah, hantu dalam pandangan Islam menjawab fenomena alam yang seringnya terjadi penampakan itu adalah Jin.
Syetan adalah sifat jahat yang ada pada manusia maupun Jin. Hantu bukan syetan. Tetapi jin yang dirasuki sifat syetan, yang selalu menggoda manusia untuk senantiasa sesat atau keluar dari ajaran Islam yang sebenarnya.
BENTENG DIRI DARI GANGGUAN HANTU (Baca: JIN)
Syari’at Islam telah sempurna, tidak ada suatu kebajikan apa pun kecuali telah dijelaskan dan tidak ada suatu keburukan pun kecuali telah diperingatkan. Di antara hal yang dijelaskan oleh Islam adalah kiat-kiat agar terhindar dari gangguan hantu. Bagaimana caranya? Ikutilah petunjuk berikut :
1. Membaca nama Allah
Dari Abu Ayyub bercerita bahwa dirinya memiliki sebuah rak/lemari kecil, lalu makhluk jin datang seraya mengambil (baca: mencuri) isinya. Akhirnya beliau mengeluhkan hal itu kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya,
“Apabila kamu melihatnya maka katakanlah, :‘Dengan nama Allah, penuhilah Rasulullah.’”
Ketika makhluk itu datang lagi, maka Abu Ayyub mengatakan seperti yang dipesankan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya menangkapnya, tetapi jin itu mengatakan,
“Saya berjanji tidak akan datang lagi kemari.” Mendengarnya, Abu Ayyub melepaskannya.
Ketika dia bertemu dengan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Nabi bertanya kepadanya, “Apa yang diperbuat oleh tawananmu?” Abu Ayyub menjawab, “Saya menangkapnya tetapi dia berjanji padaku untuk tidak kembali lagi sehingga saya lepaskan lagi.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dia akan kembali lagi.” (Kata Abu Ayyub:)
Saya telah menangkapnya dua atau tiga kali tetapi dia selalu berjanji padaku untuk tidak kembali lagi. Suatu saat ketika saya menangkapnya, dia mengatakan kepadaku, “Lepaskanlah aku dan saya akan mengajarkan kepadamu sebuah ungkapan yang jika engkau membacanya niscaya engkau tidak diganggu oleh setan yaitu bacaan Ayat Kursi.”
Abu Ayyub lalu datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya mengabarkan omongan hantu tersebut, lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dia benar dalam hal ini, padahal dia adalah pembohong.”
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Katakanlah bismillahi (dengan nama Allah), penuhilah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam”
2. Membaca Ayat Kursi
Dalam hadits Abu Ayyub radhiyallahu ‘anhu diatas juga disebutkan bahwa hantu (baca: jin) yang ditangkapnya mengatakan pada Abu Ayyub radhiyallahu ‘anhu, “Lepaskanlah aku dan saya akan mengajarkan kepadamu sebuah ucapan yang jika engkau membacanya niscaya engkau tidak diganggu oleh setan yaitu bacaan Ayat Kursi.”. Abu Ayyub lalu datang kepada Nabi SAW seraya mengabarkan omongan hantu tersebut, lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dia benar dalam hal ini, padahal dia adalah pembohong.”
3. Berdzikir dan melakukan ketaatan
Hal ini berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Jangan jadikan rumah kalian seperti kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya Surat al-Baqarah.” (HR. Muslim : 1860).
At-Turkumani pernah bercerita bahwa salah seorang gurunya sering diganggu oleh jin ketika malam hari sehingga melempari batu dan membuat penghuni rumah takut, lalu beliau dan rekannya pergi ke rumah sang guru dan membaca Surat al-Baqarah secara sempurna kemudian berdoa. Setelah itu, rumah tersebut tidak lagi diganggu oleh hantu. Semua itu adalah karena keberkahan al-Qur’an.
4. Menghilangkan rasa takut terhadap hantu
Inilah wasiat Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu tatkala mengatakan, “Buatlah hantu takut kepada kalian sebelum mereka membuat kalian takut.”.(Sanad Hasan. Dikeluarkan oleh Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf : 9250)
5.Tidak bergadang larut malam
Hal ini berdasarkan hadits : “Janganlah kalian bergadang ketika malam sudah sunyi/hening, karena kalian tidak tahu apa yang Allah datangkan dari makhluk-Nya.” (HR. Hakim dalam al-Mustadrak 4/284)
6. Mengumandangkan adzan
Ada beberapa hadits yang lemah tentang masalah ini, tetapi ada hadits shahih yang dijadikan dasar oleh ulama dalam masalah ini yaitu :
“Sesungguhnya apabila muadzin mengumandangkan adzan maka setan akan lari dengan terkentut-kentut.” (HR. Muslim 883)
Abu Awanah mengatakan setelah meriwayatkan hadits ini, “Dalam hadits terdapat dalil bahwa seorang apabila merasa ada hantu atau mendapati orang yang kesurupan lalu dia adzan maka setan akan lari darinya.”