Orang Rajin Bersedekah Itu Bahagia, begini penjelasan ilmiahnya...

Pernahkah kita merasakan, ketika kita mengeluarkan sedekah kepada orang yang membutuhkan, ketika kita bisa membantu meringankan beban orang lain, lalu muncul perasaan bahagian entara dari mana dalam lubuk hari kita?;

Friday, April 27, 2018

Ukhti Muslimah, Bagaimanakah Sikapmu Terhadap Suamimu?

Alkisah, Ada seorang wanita bertanya kepada seorang Syaikh,

"Wahai Syaikh, dulu sebelum menikah, saya adalah seorang wanita yang banyak berpuasa, shalat malam, saya dapat merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika membaca Al Qur'an. Tapi sekarang setelah  menikah, saya tidak lagi merasakan nikmatnya ketaatan."

Syaikh lalu bertanya,

"Baiklah... bagaimana perhatianmu kepada suamimu?!"

Dengan heran, wanita itupun berkata,

"Wahai Syaikh, aku bertanya kepadamu tentang Al Qur'an, puasa, shalat, dan manisnya ketaatan, tapi mengapa anda bertanya tentang suamiku?"

Syaikh menjawab,

"Betul wahai saudariku, mengapa sebagian istri tidak dapat merasakan manisnya iman, ketaatan, dan tidak dapat merasakan pengaruh dari ibadahnya?"

(Ini jawabannya), Rasulullah -Shallallahu Alaihi wa Sallam- bersabda,

"Seorang istri tidak akan dapat merasakan manisnya iman sampai ia menunaikan kewajibannya terhadap suaminya."

(Shahih At Targhib 1939).

Apa kewajiban seorang istri?

Istri Sa'id bin Al Musayyib -Rahimahumullah- mengatakan,
"Kami berbicara dengan suami kami sama seperti kalian berbicara dengan raja kalian."
(Hilyatul Auliya' 5/168).
Mengapa seperti itu?

Karena di dalam hati mereka, suami punya kedudukan dan wibawa yang tinggi.

Rasulullah -Shallallahu Alaihi wa Sallam- pernah bertanya kepada seorang wanita,

"Apakah kamu sudah menikah?"

Wanita itu menjawab, "iya." Lalu Nabi -Shallallahu Alaihi wa Sallam- bertanya kepadanya, " bagaimana sikapmu kepada suamimu?"

Wanita itu menjawab, "saya tidak pernah lalai untuk mentaatinya."

Lalu Nabi -Shallallahu Alaihi wa Sallam- bersabda,

"Lihatlah bagaimana sikapmu kepadanya, sejatinya suamimu itu adalah (sebab) bagi surga atau neraka untukmu."

(Shahih At Targhib 1933).

Allah Ta'ala berfirman,

ۚ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ ۚ 

"Maka perempuan-perempuan yang shalih adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka)."

-Surat An-Nisa', Ayat 34).

Abdullah bin Abbas -Radhiyallahu Anhu- berkata,

"Makna Qaanitaat yaitu para istri yang taat kepada suami mereka."

Dan Allah Ta'ala tidak mengatakan, "Thai'aat" (istri yang taat)!! (Tapi Allah gunakan kata Qaanitaat) yang berarti sangat patuh dengan kepatuhan yang sempurna!!

Kemudian, bagaimana seorang istri tahu bahwa ia adalah istri yang shalehah dan taat?

Jawabannya,

Suami akan senang bila memandangnya

Jika ia diperintah, ia taati

Jika ia berjanji dan bersumpah, ia penuhi

Jika suami sedang tidak ada, ia menjaga kehormatan dirinya dan hartanya.

Jika ia tidak melihat suaminya, ia tahu apa yang membuatnya marah lalu ia berhenti melakukannya..

Ia tidak berani melakukan hal-hal yang tidak disukainya,

Tidak pula mengurangi atau menambah apa yang diinginkan suaminya.

Rasulullah -Shallallahu Alaihi wa Sallam- bersabda,

"Maukah kamu aku beritahu (ciri-ciri) istri-istri kalian di surga nanti? (Mereka adalah) para istri yang penyayang kepada suaminya lagi subur (akan keturunan), jika suaminya marah atau ia berbuat salah kepada suaminya, iapun mendatanginya dan berkata, "wahai suamiku, aku tidak bisa tidur nyenyak sampai engkau memaafkanku." (Shahih At Targhib 1941).

Istri yang shalihah akan selalu ingat sabda nabinya -Shallallahu Alaihi wa Sallam-

"Allah tidak akan melihat kepada seorang wanita yang tidak pandai berterima kasih kepada kebaikan suaminya."

Seorang istri yang shalihah tiada pernah lenyap dari benaknya sabda nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,

"Kalau seandainya dibolehkan untuk memerintahkan seseorang sujud kepada orang lain, maka akan aku perintahkan seorang istri untuk sujud kepada suaminya."

Karena syarat diterimanya amalan seorang istri adalah bila suaminya ridha kepadanya.

Rasulullah -Shallallahu Alaihi wa Sallam- bersabda,

"Seorang istri tidak akan dapat menunaikan hak Allah Azza wa Jalla hingga ia bisa menunaikan semua hak suaminya."

(Shahih At Targhib 1934).

Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam juga memperingatkan para istri dalam sabdanya,

"Ada dua golongan manusia yang shalatnya tidak sampai ke kepalanya, seorang budak yang durhaka kepada majikannya sampai ia kembali (taat) dan seorang istri yang durhaka kepada perintah suaminya sampai ia kembali (taat dan meminta maaf)."

(Shahih At Targhib 1948).
loading...

Wednesday, April 25, 2018

Bertaubatlah Dengan Memperbanyak Amal Soleh

Bila Allah mencintaimu, maka
akan dikaruniakannya taubat kepadamu
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman,

فَمَن تَابَ مِن بَعْدِ ظُلْمِهِ وَأَصْلَحَ فَإِنَّ اللَّـهَ يَتُوبُ عَلَيْهِ ۗ إِنَّ اللَّـهَ غَفُورٌ‌ رَّ‌حِيمٌ
.
"Maka barangsiapa bertaubat setelah zalimnya dan mengadakan perbaikan, maka sungguh, Allah akan menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." [al-Ma’idah: 39]

Penjelasan ringkas:

Allah ta'ala menyampaikan adanya upaya perbaikan yang dilakukan setelah pertaubatan orang yang berbuat zalim, karena sekadar meninggalkan dosa tidak berarti seorang telah bertaubat.

Pencuri boleh jadi meninggalkan perbuatan mencuri karena telah berkecukupan. Pezina boleh jadi meninggalkan perbuatan zina karena tak lagi memiliki kemampuan dan telah termakan usia. Dan orang fasik boleh jadi tidak lagi mengonsumsi miras karena mengidap penyakit atau tak memiliki uang untuk membeli. Perbuatan mereka ini, yang telah meninggalkan kemaksiatan, tidak dapat menghapus dosa.

Tanda taubat yang jujur adalah meninggalkan kemaksiatan sekaligus memperbanyak ketaatan. Dan indikator taubat diterima adalah mengerjakan kebaikan untuk menutup keburukan yang lalu.

Allah ta'ala berfirman,

إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ
.
"Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk." [Hud: 114]

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

وأتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحسَنَةَ تَمْحُهَا
.
"Dan hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya." [HR. Ahmad]

Sumber: at-Tafsir wa al-Bayan 3/1187
.
loading...

Tuesday, April 24, 2018

Tips Merawat Kacamata Supaya Awet dan Mata Tetap Sehat

Buat pembaca yang berkacamata, kali ini kita akan berbagi beberapa tips bagaimana caranya merawat kacamata yang benar, supaya kacamata tetap awet.

Ohya, banyak orang yang punya kacamata mengeluhkan kacamata mereka cepat rusak, miring, tidak seimbang, karatan, lensa kabur dan sebagainya. Hal ini tentu saja menggangu penglihatan.

Lalu bagaimana cara merawat kacamata? Berikut tipsnya:

1. Gunakan kedua tangan ketika memasang dan membuka kacamata
Kalau Anda terbiasa memakai atau melepas kacamata dengan satu tangan, ada baiknya hentikan kebiasaan ini. Karena jika Anda melakukan hal tersebut, bentuk tangkai kacamata akan berubah, sehingga bisa mengganggu kenyamanan Anda dalam memakainya. Risikonya? Anda harus menyetel ulang.

Pastikan juga Anda tidak melakukan penyetelan ulang sendiri, karena akan berisiko tinggi merusak kacamata Anda.

2. Bersihkan secara rutin
Pastikan membersihkan kacamata secara rutin setiap kali Anda memakainya. Jangan gunakan tisu yang bisa merusak lensa. Gunakanlah kain khusus untuk kacamata, yaitu microfiber.

Jangan lupa juga gunakan pembersih khusus lensa kacamata. Jika tidak ada, bersihkan kacamata Anda dengan sabun dan dibilas dengan air yang mengalir.

Hindari membersihkan lensa kacamata dalam keadaan kering, agar tidak menggores lensa dan jangan menekannya terlalu keras.

Pembersihan kacamata secara rutin bisa menghindari penumpukan kotoran berupa minyak atau keringat di sekitar lensa kacamata. Minyak atau keringat tersebut ternyata mampu merusak lapisan lensa dan menimbulkan korosi di frame kacamata yang terbuat dari metal.
Jika Anda punya waktu, bersihkan kacamata di optik tepercaya, setidaknya seminggu sekali.

3. Hindari meletakkan di atas kepala
Gaya sih boleh, tapi ingat, kebiasaan ini bisa merusak kacamata. Anda termasuk wanita yang sering melakukan ini? Well, mulai sekarang hindari juga kebiasaan ini.

Meletakkan kacamata di atas kepala seperti mengenakan bando malah akan membuat banyak gesekan pada lensa kacamata. Kebiasaan tersebut juga sama buruknya jika Anda memilih menyangkutkan gagang kacamata di saku kemeja, karena hal itu bisa merusak lensa kacamata.

Pastikan untuk melindungi kacamata dari semprotan minyak wangi, hairspray dan bahan kimia lain.

4. Simpan kacamata dengan rapi
Ketika Anda tidak menggunakan kacamata, pastikan jangan menaruhnya di sembarang tempat. Simpan kacamata dengan rapi di kotak kacamata yang disediakan oleh optik. Selain bisa menghindarkan kacamata dari debu dan kotoran, menyimpan kacamata di dalam kotak khusus bisa melindungi lensa kacamata dari goresan.

5. Jauhkan kacamata dari suhu panas
Cara merawat kacamata minus selanjutnya adalah menempatkan kacamata disuhu ruangan. Jangan sekali kali menyimpan kacamata baik didapur maupun tempat panas lainnya karena lensa bisa mudah retak.

6. Lakukan kontrol ke optik
Selanjutnya, lakukan kontrol secara rutin minimal 2-3 bulan sekali ke optik untuk mengetahui masalah yang ada pada kacamata kamu sekaligus melakukan servis. Kamu juga harus mengetahui cara menggunakan kacamata yang benar itu bagaimana supaya kacamata tidak mudah bengkok ataupun patah langsung melalui penjaga optiknya.

Hubungi dokter spesialis mata jika pengelihatan berubah meskipun sudah menggunakan kacamata
Tips tambahan seputar cara merawat kacamata minus adalah segera mendatangi dokter mata khusus supaya kamu tahu apa penyebab keadaan mata kamu berubah. Karena seiring pertambahan waktu minus bisa bertambah ataupun mungkin bisa berkurang sehingga kamu harus mengganti lensa kacamata secara berkala.
loading...

Friday, April 20, 2018

Kisah Seorang Dokter Tentang Bakti Seorang Anak...

Kisah ini terjadi di salah satu rumah sakit di Timur Tengah. Tentang pengalaman seorang dokter dengan seorang pemuda yang berbakti kepada kedua orangtuanya. Kisah ini menjadi viral di media sosial, admin share di sini untuk kita ambil pelajarannya dalam kehidupan.

Sang dokter bercerita:

****

Suatu hari, masuklah seorang wanita lanjut usia ke ruang praktek saya di sebuah Rumah Sakit. Wanita itu ditemani seorang pemuda yang usianya sekitar 30 tahun.

Saya perhatikan pemuda itu memberikan perhatian yang lebih kepada wanita tersebut dengan memegang tangannya, memperbaiki pakaiannya, dan memberikan makanan serta minuman padanya.
.
Setelah saya menanyainya seputar masalah kesehatan dan memintanya untuk diperiksa, saya bertanya pada pemuda itu tentang kondisi akalnya, karena saya dapati bahwa perilaku dan jawaban wanita tersebut tak sesuai dengan pertanyaan yang saya ajukan (gak nyambung).

Pemuda itu menjawab : “Dia ibu saya Dok, dan memiliki keterbelakangan mental sejak saya lahir.."

Keingintahuan saya mendorong saya untuk bertanya lagi : “Siapa yang merawatnya..?”

Ia menjawab : “Saya, Dok.."

Saya bertanya lagi : “Lalu siapa yang memandikan dan mencuci pakaiannya..?”

Ia menjawab : “Saya suruh ia masuk ke kamar mandi dan membawakan baju untuknya serta menantinya hingga ia selesai. .... Saya yang melipat dan menyusun bajunya di lemari....  Saya masukkan pakaiannya yang kotor ke dalam mesin cuci dan membelikannya pakaian yang dibutuhkannya.."

Saya bertanya : "Mengapa Anda tak mencarikan untuknya pembantu..?”

Ia menjawab : "Karena ibu saya tidak bisa melakukan apa-apa dan seperti anak kecil, saya khawatir pembantu tak memperhatikannya dengan baik dan tak dapat memahaminya, sementara saya sangat paham dengan ibu saya..”

Saya terperangah dengan jawabannya dan baktinya yang begitu besar.
.
Saya pun bertanya : "Apakah Anda sudah beristeri..?”

Ia menjawab : “Alhamdulillah, saya sudah beristeri dan punya beberapa anak..”

Saya berkomentar : “Kalau begitu berarti isteri Anda juga ikut merawat ibu Anda..?”

Ia menjawab : “Isteri saya membantu semampunya, dia yang memasak dan menyuguhkannya kepada ibu saya..

Saya telah mendatangkan pembantu untuk isteri saya agar dapat membantu pekerjaannya.. Akan tetapi saya berusaha selalu untuk makan bersama ibu saya supaya dapat mengontrol kadar gulanya.."

Saya bertanya : “Memangnya ibu Anda juga terkena penyakit gula..?"

Ia menjawab : “Ya, (tapi tetap saja) Alhamdulillah atas segalanya.."

Saya semakin takjub dengan pemuda ini dan saya berusaha menahan air mata.

Saya mencuri pandang pada kuku tangan wanita itu, dan saya dapati kukunya pendek dan bersih.

Saya bertanya lagi : “Siapa yang memotong kukunya..?”

Ia menjawab : “Saya Dokter, ibu saya tak dapat melakukan apa-apa.."

Tiba-tiba sang Ibu memandang putranya dan bertanya seperti anak kecil : “Kapan engkau akan membelikan untukku kentang..?”

Ia menjawab : “Tenanglah Ibu, sebentar kita akan pergi ke kedai..”
.
Ibunya meloncat-loncat karena kegirangan dan berkata : “Sekarang.. sekarang..!”

Pemuda itu menoleh kepada saya dan berkata : “Demi Allah, kebahagiaan saya melihat ibu saya gembira lebih besar dari kebahagiaan saya melihat anak-anak saya gembira..”

سبحان الله العظيم

Saya sangat tersentuh dengan kata-katanya.. dan saya pun pura-pura melihat ke lembaran data ibunya.

Lalu saya bertanya lagi : “Apakah Anda punya saudara..?”

Ia menjawab : “Saya putranya semata wayang, karena ayah saya menceraikannya sebulan setelah pernikahan mereka..”

Saya bertanya : “Jadi Anda dirawat ayah..?”

Ia menjawab : “Tidak, tapi nenek yang merawat saya dan ibu saya.. Nenek telah meninggal.. semoga Allah SWT merahmatinya, saat saya berusia 10 tahun..”

Saya bertanya : “Apakah ibu Anda merawat Anda saat Anda sakit, atau ingatkah Anda bahwa ibu pernah memperhatikan Anda..? Atau dia ikut bahagia atas kebahagiaan Anda, atau sedih karena kesedihan Anda..?”
.
Ia menjawab : “Dokter, sejak saya lahir ibu sudah tak mengerti apa-apa.. kasihan dia.. dan saya sudah merawatnya sejak usia saya 10 tahun..”

Saya pun menuliskan resep serta menjelaskannya..

Ia memegang tangan ibunya dan berkata : “Mari kita ke kedai..”

Ibunya menjawab : “Tidak, aku sekarang mau ke Makkah saja..!”
Saya heran mendengar ucapan ibu tersebut..

Maka saya bertanya padanya : “Mengapa ibu ingin pergi ke Makkah..?”

Ibu itu menjawab dengan girang : “Agar aku bisa naik pesawat..!”

Saya pun bertanya pada putranya : “Apakah Anda akan benar-benar membawanya ke Makkah..?”

Ia menjawab : “Tentu.. saya akan mengusahakan berangkat kesana akhir pekan ini..”
.
Saya katakan pada pemuda itu : “Tidak ada kewajiban umrah bagi ibu Anda.. lalu mengapa Anda membawanya ke Makkah..?”

Ia menjawab : “Mungkin saja kebahagiaan yang ia rasakan saat saya membawanya ke Makkah akan membuat pahala saya lebih besar daripada saya pergi umrah tanpa membawanya.."

Lalu pemuda dan ibunya itu meninggalkan tempat praktek saya..

Saya pun segera meminta pada perawat agar keluar dari ruangan saya dengan alasan saya ingin istirahat..

Padahal sebenarnya saya tak tahan lagi menahan tangis haru..

Saya pun menangis sejadi-jadinya menumpahkan seluruh yang ada dalam hatiku.... Saya berkata dalam diri saya sendiri : “Begitu berbaktinya pemuda itu, padahal ibunya tak pernah menjadi ibu sepenuhnya..

Ia hanya mengandung dan melahirkan pemuda itu..
Ibunya tak pernah merawatnya..
Tak pernah mendekap dan membelainya penuh kasih sayang..
Tak pernah menyuapinya ketika masih kecil..
Tak pernah begadang malam..
Tak pernah mengajarinya..
Tak pernah sedih karenanya..
Tak pernah menangis untuknya..
Tak pernah tertawa melihat kelucuannya..
Tak pernah terganggu tidurnya disebabkan khawatir pada putranya.
.
Tak pernah.. dan tak pernah..!
Walaupun demikian.. pemuda itu berbakti sepenuhnya pada sang ibu.."
Apakah kita akan berbakti pada ibu-ibu kita yang kondisinya sehat..? Seperti bakti pemuda itu pada ibunya yang memiliki keterbelakangan mental..??
.
Ya Allah..
Ampuni kami, maafkan kesalahan dan kekhilafan kami yang telah meninggalkan bakti kami kepada orang tua kami terutama kepada ibu yang telah mengandung, merawat dan membelai kami.
.
Dialah yang memandikan kami dan memakaikan baju. Tapi di saat kami sudah dewasa, kami tak pernah ingat lagi dengan jasa beliau..

رب اغفر لي و لوالدي وارحمهما كما ربياني صغيرا

Selamat merenung.
Semoga bermanfaat.
loading...

Tuesday, April 17, 2018

Waspadalah! 7 Tanda Hati Sudah Mati....!

Masih membahas tentang hati, pada postingan yang lalu telah diuraikan tentang 20 sifat hati manusia di dalam Al-Qur'an, nah pada kesempatan kali ini, kita akan membahas pula tentang ciri-ciri hati yang sudah mati.

Apakah ada salah satunya pada diri kita? Waspadalah!

1. Berani Meninggalkan Sholat.

Sholat lima waktu wajib dilakukan sepanjang hayat dan sengaja meninggalkan satu sembahyang sahaja pun maka dosanya sangat besar dan bergelar ia dengan nama fasiq. Orang yang tidak sembahyang akan diazab di dalam kubur, di padang mahsyar dan di dalam neraka.

Orang yang telah mati hatinya tidak merasa bimbang sedikit pun dengan azab yang sedang menungggunya.

2. Merasa Tenang Walupun Setiap Hari Melakukan Dosa

Allah Swt berfirman:

كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوْبِهِمْ مَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

Artinya: “Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya segala dosa yang selalu mereka lakukan telah menutup hati mereka.” (Al-Muthaffifin : 14)

3. Jauh Dari Al-Qur'an

Tidak ada masa dalam hidupnya untuk membuka Quran, membaca dan memerhatikan maknanya. Sepanjang masa sibuk dengan perkara lain yang dianggap lebih baik dari membuang masa membaca dan memerhatikan makna Al-Quran.

Firman Allah :

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا 

Artinya: “Maka kenapakah mereka tidak mahu memerhatikan Al-Qur'an bahkan hati mereka sebenarnya telah terkunci.” (Muhammad : 24)

4. Tidak Ada Masa Memikirkan Perkara Agama

Firman Allah :

أُولَئِكَ الَّذِينَ طَبَعَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَسَمْعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

Artinya: "Mereka itulah orang-orang yang hati mereka,  telinga mereka dan mata mereka telah dikunci oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang lalai” ( An-Nahl : 108)

5. Hidupnya Hanyalah Membuat Sangkaan Buruk Kepada Orang Dan Mencari Salah Orang

Firman Allah :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلا تَجَسَّسُوا 

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman. Tinggalkan perangai suka sangka buruk kerana sangka buruk itu adalah dosa dan jangan kamu mencari-cari salah orang lain.” (Al-Hujurat : 12)

6. Tidak Suka Mendengar Nasihat

Firman Allah :

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ (١٧٩

Artinya:  “ Dan sungguhnya akan Kami isikan dalam neraka Jahanam ramai dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka seperti binatang bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai dari mendengar kebenaran.” (Al-A’raf : 179)

7. Tidak Takut Dengan Mati dan Azab Kubur

Firman Allah :

وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الْمُجْرِمُونَ نَاكِسُو رُءُوسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ

Artinya: "Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya (mereka berkata), “Wahai Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami ke dunia. Kami akan mengerjakan amal solih. Sesungguhnya kami adalah orang-orang yakin (tetapi mereka sudah terlambat)." (As-Sajadah  : 12)

Wallahu A'lam.
loading...

Friday, April 13, 2018

20 Sifat Hati Manusia di dalam Al-Qur'an, Yang Mana Hatimu?

Ada 20 ayat dalam Al-Qur'an ketika mensifati berbagai macam hati manusia, dari yang paling mulia hingga yang hina.

Nah, yang manakah hati kita?

القلبُ السَّلِيْمْ : 
وهو مخلص لله وخالٍ من الكفر والنفاق والرذيلة . 
{ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّـهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ } 
﴿الشعراء: ٨٩﴾

1. Hati yang SALIM yang suci ....
 " Yaitu hati yang ikhlas dan kosong dari sifat kufur, munafik, dan kotoran. "   (Asy-syuara : 89).

القلبُ المُنِيْبْ : 
وهو دائم الرجوع والتوبة إلى الله مقبل على طاعته . 
{ مَّنْ خَشِيَ الرَّحْمَـٰنَ بِالْغَيْبِ وَجَاءَ بِقَلْبٍ مُّنِيبٍ }
 ﴿ق: ٣٣﴾ 

2. Hati yang MUNIB yang selalu inabah ... 
" Yaitu hati yang selalu kembali dan tazkiyah taubat kepada Allah dengan selalu mengerjakan perintahNya. "
 (Qaff : 33).

القلبُ المُخْبِتْ :
 الخاضع المطمئن الساكن . 
{فَتُخْبِتَ لَهُ قُلُوبُهُمْ }
 ﴿الحج: ٥٤﴾ 

3. Hati yang MUKHBIT yang tunduk ...
 " Yaitu hati yang selalu patuh merendah yang tenang dan lapang Sakinah ".
(Al-hajj : 54).

القلبُ الوجِلْ : 
وهو الذي يخاف الله عز وجل ألاَّ يقبل منه العمل وألاَّ يُنَجَّى من عذاب ربِّه. 
{ وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوا وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَىٰ رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ } 
﴿المؤمنون: ٦٠﴾

4. Hati yang WAJAL yang bergetar ...
" Yaitu hati yang selalu takut kalau tidak mengerjakan perintah dan tidak selamat dari azab ".
(Al-mukminun : 60).

القلبُ التَّقِّيْ :
 وهو الذي يعظِّم شعائِر الله . 
{ ذَٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّـهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى الْقُلُوبِ }
 ﴿الحج: ٣٢ 

5. Hati yang TAQIY yang bertakwa ... 
" Yaitu hati yang selalu mengagungkan syiar Allah ".
(Al-hajj : 32)

القلبُ المَهْدِي :
 الرَّاضي بقضاء الله والتَّسليم بأمره .
 { وَمَن يُؤْمِن بِاللَّـهِ يَهْدِ قَلْبَهُ } 
﴿التغابن: ١١﴾ 

6. Hati yang MAHDIY yang diberi hidayah ...
" Yaitu hati yang selalu ridho dengan takdir Allah dan berserah atas perkara nya. "
(At-taghabun : 11)

القلبُ المُطْمَئِنْ : 
يسكن بتوحيد الله وذكره
 { وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللَّـهِ } 
﴿الرعد: ٢٨﴾ 

7. Hati yang MUTHMAINNAH  yang tenang ...
 " Yaitu hati yang selalu mantap dengan ke Esaan allah dan terus berdzikir ".
(Ar-ra'ad : 28).

القلبُ الحَيَّ : 
قَلْب يَعْقِل مَا قَدْ سَمِعَ مِنْ الْأَحَادِيث الَّتِي ضَرَبَ اللَّه بِهَا مَنْ عَصَاهُ مِنْ الْأُمَم .
 { إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَذِكْرَىٰ لِمَن كَانَ لَهُ قَلْبٌ }
 ﴿ق: ٣٧ 

8. Hati yang HAYYU yang hidup ...
" Yaitu hati yang kasyaf dari seluruh kejadian yang dialami oleh manusia ". (Qaaff : 37).

القلبُ المَرِيْضْ : 
وهو الذي أصابه مرض مثل الشك أو النفاق وفيه فجور ومرض في الشهوة الحرام .
 { فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ } 
﴿الأحزاب: ٣٢﴾

9. Hati yang MARIDH  yang sakit ....
" Yaitu hati yang kena penyakit seperti ragu, munafik, yang didalamnya ada ilham fujur mendorong kepada syahwat haram ". (Al-ahzab : 32)

القلبُ الأَعْمَى :
 وهو الذي لا يبصر ولا يدرك الحق والإعتبار
 { وَلَكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ } 
﴿الحج: ٤٦﴾

10. Hati yang A'MAA yang buta ...
 " Yaitu hati yang tidak bisa melihat kebenaran dan ibrah dari bashirahnya ".
(Al-hajj : 46)

القلبُ اللَّاهِي :
 غافل عن القرآن الكريم ، مشغول بأباطيل الدنيا وشهواتها ، لا يعقل ما فيه . 
{ لَاهِيَةً قُلُوبُهُمْ }
 ﴿الأنبياء: ٣﴾ 

11. Hati yang LAHIY yang lalai ...
 " Yaitu hati yg selalu lena dari alquran. Selalu sibuk dgn kebatilan dunia dan syahwatnya. "
(Al-anbiya : 3).

القلبُ الآثِمْ : 
وهو الذي يكتم شهادة الحق .
 { وَلاَ تَكْتُمُواْ الشَّهَادَةَ وَمَن يَكْتُمْهَا فَإِنَّهُ آثِمٌ قَلْبُهُ } 
﴿البقرة: ٢٨٣﴾ 

12. Hati yang ATSIM yang berdosa ...
 " Yaitu hati yang menyembunyikan kesaksian terhadap kebenaran ".
(Albaqarah : 283)

القلبُ المُتَكَبِّرْ :
 مستكبر عن توحيد الله وطاعته،جبار بكثرة ظلمه وعدوانه
 { قلْبِ مُتَكَبِّرٍ جَبَّارٍ } 
﴿غافر: ٣٥﴾ 

13. Hati yang MUTAKABBIR yang sombong ...
" Yaitu hati yang tidak mau mentauhidkan Allah dan ketaatanNya. Banyak melakukan kezaliman dan permusuhan. "
(Ghafir :35).

القلبُ الغَلِيْظْ : 
وهو الذي نُزعت منه الرأفة والرَّحمة
 { وَلَوْ كُنتَ فَظّاً غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ } 
﴿ آل عمران: ١٥٩﴾ 

14. Hati yang GHALIDH  yang kasar ....
" Yaitu hati yang dicabut rasa empati dan kasihan kepada sesama "
(Ali imran : 159).

القلبُ المَخْتُومْ :
 فلم يسمع الهدى ولم يعقله . 
{ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ }
 ﴿الجاثية: ٢٣﴾ 

15. Hati yang MAKHTUM yang terkunci ...
 " Yaitu hati yang mendengar nasehat tapi tidak melaksanakan nasehat".
 (Aljatsiyah : 23)

القلبُ القَاسِيْ : 
لا يلين للإيمان ولا يؤثِّرُ فيه زجر وأعرض عن ذكر الله .
 {وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَاسِيَةً }
 ﴿المائدة: ١٣﴾ 

16. Hati yang QAASIY yakni hati yang keras ....
" Yaitu hati ugal tidak memiliki kelembutan untuk iman dan tidak pernah berbekas ancaman dan berpaling dari zikir kepada Allah ".
(Almaidah : 13).

القلبُ الغَافِلْ :
 غافلا عن ذكرنا ، وآثَرَ هواه على طاعة مولاه . 
{ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا }
 ﴿الكهف: ٢٨﴾ 

17. Hati yang GHAAFIL yang Lalai ....
" Yaitu hati yang tidak dzikir memilih Hawanya dari pada taat nya. "
(Al Kahfi : 28).

الْقَلْبُ الأَغْلَفْ :
 قلب مُغَطَّى لا يَنْفُذ إليها قول الرَّسُول صلى الله عليه وسلم . { وَقَالُواْ قُلُوبُنَا غُلْفٌ } 
﴿البقرة: ٨٨﴾ 

18. Hati yang AGHLAF  yang terhijab ....
" Yaitu hati yang tertutup tidak mau menerima nasehat dari Hadits Rasulullah ". (Albaqarah : 88).

القلبُ الزَّائِغْ : 
مائل عن الحقِّ 
{ فأَمَّا الَّذِينَ في قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ }
 ﴿آل عمران: 7﴾ 

19. Hati yang ZAA-IGH  yang miring ....
 " Yaitu hati yang selalu condong kepada selain kebenaran ".
(Ali imran : 7).

القلبُ المُرِيْبْ: 
شاكٍ متحيِّر . 
{ وَارْتَابَتْ قُلُوبُهُمْ } 
﴿التوبة : 45

20. Hati yang MURIIB yang selalu ragu .....
 " Yaitu hati yang tidak ada kepastian selalu goyang ". (Attaubah : 45).

loading...

Friday, April 6, 2018

Jangan Sampai Menjadi Hamba Yang "KANUD"

Dalam Al-Quran, Allah Azza wa Jalla mencela orang yang disebut kanud yaitu yang tidak mensyukuri nikmat. Mengenai ayat,

إِنَّ الْإِنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ
Artinya:
“Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Rabbnya.” (QS. Al-‘Adiyat: 6)

Imam Al-Hasan Al-Bashri mengatakan mengenai ayat ini, orang yang kanud adalah yang terus menerus menghitung musibah demi musibah, lantas melupakan berbagai nikmat yang telah Allah beri.

Karenanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa kebanyakan wanita menjadi penduduk neraka karena sifat di atas. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَوْ أَحْسَنْتَ إِلىَ إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ
Artinya:
“Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang istri kalian pada suatu waktu, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata, ‘Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu’.” (HR. Bukhari, no. 5197 dan Muslim, no. 907). Kalau tidak mensyukuri pemberian suami saja hukumannya seperti ini, padahal hakikatnya nikmat tersebut juga berasal dari Allah, bagaimana lagi jika kita enggan bersyukur atas nikmat Allah sama sekali. Lihat ‘Iddah Ash-Shabirin, hlm. 151.

Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.

Semoga kita dijauhkan dari sifat kanud, yang enggan bersyukur.
loading...