Tuesday, February 24, 2015

Istri Romantis dan Penyabar Yang Dijamin Masuk Surga... [Kisah Rhumaisha' Binti Malhan]

Menjadi penghuni surga adalah idaman setiap orang yang beriman. Bukan dongeng, bukan khayalan, itulah kenikmatan abadi yang belum pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, dan tak terbayangkan oleh fikiran.

Beberapa orang sahabat Rasulullah Saw telah mendapat jaminan masuk surga! Alangkah berbahagianya mereka.

Para sahabat dan shahabiyah tersebut memiliki amalan tertentu yang istimewa sehingga mereka mendapat jaminan dari Rasulullah Saw.

Bilal bin Rabah r.a misalnya, di saat Rasulullah melakukan isra’ mi’raj, beliau mendengar suara terompah di surga. Ternyata itu adalah suara terompah Bilal. Ia telah dijamin masuk surga. Apa amal istimewanya? Rupanya Bilal senantiasa menjaga wudhu. Begitu batal, muadzin Rasulullah itu segera mengambil air wudhu dan kemudian shalat sunnah dua rakaat. Demikian seterusnya.

Selain mendengar suara terompah laki-laki, Rasulullah pada isra’ mi’raj itu juga mendengar suara langkah kaki wanita. Siapakah wanita yang dijamin masuk surga itu? Dalam hadits riwayat Muslim, para Malaikat menjawab, “Dia adalah Rhumaisha’ binti Mahlan, ibu Anas bin Malik”

Siapakah ٌRhumaisha’ binti Malhan? Mungkin nama itu masih asing bagi sebagian kita. Sebagian orang mungkin lebih kenal dengan gelar (kunyah)nya, yaitu Ummu Sulaim binti Malhan, atau juga Rumaisha.

Beliau terkenal sebagai sosok wanita muslimah teladan, populer akan riwayat hidupnya yang romantis dan penuh pengajaran. Dalam sirah shahabiyah, dipaparkan amal istimewa Ummu Sulaim. Yakni kesabaran dan romantisnya terhadap suami.

Beliaulah wanita yang menikah dengan suaminya dengan mahar berupa islamnya sang suami. Ketika calon suaminya Abu Thalhah yang tampan dan kaya datang melamar, Ummu Sulaim berkata:

"Lelaki seperti engkau tentu tak seorang wanita pun menolakmu. Dan engkau tahu bahwa aku menyukaimu, tapi engkau seorang pria musyrik, sedangkan aku wanita muslimah. Jika engkau ingin menikahiku, masuk Islamlah, dan cukup itu sebagai maharku, dan aku tidak menginginkan harta yang lainnya". Jawab Ummu Sulaim.

Subhanallah...

Itulah awal kehidupan mereka yang bahagia dan penuh keromantisan. Hari-hari mereka jalani penuh suka cita dan kasih sayang.

Suatu hari, Abu Thalhah suami Ummu Sulaim berangkat berjihad. Ia tetap berangkat meskipun anaknya pada saat itu sedang demam, sakit. Ditinggal Abu Thalhah, kondisi anak tidak membaik, justru ia kemudian meninggal. Sebagai ibu, Ummu Sulaim tentu merasa kehilangan. Tetapi kesabarannya sungguh luar biasa.

Selang beberapa jam setelah sang anak meninggal, Abu Thalhah pulang. Ummu Sulaim menyambutnya dengan wajah penuh cinta; tanpa rona kesedihan sedikitpun.

“Bagaimana kondisi anak kita?” tanya Abu Thalhah.

“Sekarang ia lebih tenang” jawab Ummu Sulaim.

Dan memang benar, anak yang meninggal pastilah lebih tenang daripada ketika ia sakit. Apalagi anak kecil yang tidak punya dosa, begitu meninggal ia tidak punya beban sama sekali.

Ummu Sulaim mempersilahkan Abu Thalhah makan dulu, apa keperluannya dilayani, rasa lelahnya diobati, tubuh yang capek dipijati, dan sebagainya. Hingga puncaknya, Abu Thalhah diajaknya melepas rindu, bersatu dalam nikmat surga dunia.

Paginya, Ummu Sulaim bertanya kepada Abu Thalhah.

“Wahai suamiku, jika ada orang yang menitipkan barang kepada kita, lalu suatu saat orang itu datang mengambilnya, apa yang kita lakukan?”

“Tentu kita harus mengembalikan barang titipan itu,” jawab Abu Thalhah.

“Sesungguhnya anak kita telah meninggal. Ia titipan Allah, dan telah diambil olehNya sebelum engkau pulang”

Abu Thalhah tidak marah. Tetapi, ia merasa terkejut dengan kabar ini. Bagaimana mungkin semalam ia begitu bahagia, padahal anaknya telah tiada. Tidak puas dengan hal ini, ia pun mengadu kepada Rasulullah.

Apa jawaban Rasulullah? Beliau justru memuji sikap Ummu Sulaim yang sangat sabar dan penuh kasih sayang itu. Ummu Sulaim telah melakukan hal istimewa yang tidak bisa dilakukan oleh banyak wanita lainnya. Ia mampu bersabar atas musibah yang dialaminya. Ia tidak langsung memberitahukan suaminya agar ia istirahat dulu dan menenangkan diri. Bahkan ia terlebih dahulu melayani sang suami sebaik mungkin sehingga sang suami lupa akan kepenatan dan masalahnya.

"Allah memberkahi apa yang kalian lakukan semalam,” sabda Rasulullah.

Dan benar. Dari hubungan malam itu Abu Thalhah dan Ummu Sulaim dikaruniai anak yang hafal Qur’an. Dan bukan hanya anak itu, seluruh anak mereka yang berjumlah sembilan orang semuanya juga hafal Qur’an.

Itulah wanita yang diberi kabar gembira oleh Rasulullah Saw dengan jaminan surga. Dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw bersabda:

دخلت الجنة فسمعت خشفة، فقلت من هذا قالوا هذه الرميصاء بنت ملحان أم أنس بن مالك

"Aku memasuki surga, lalu aku mendengar suara derap langkah seseorang, dan aku bertanya: Siapakah ini? Malaikat menjawab: "Ini adalah Rumaisha bin Malhan, ibunya Anas bin Malik".
loading...

0 komentar:

Post a Comment

Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih