Friday, January 10, 2014

[Kisah Inspiratif]: Hikmah Kehidupan Dalam Adonan Roti

Alkisah, seorang anak kecil menemani ibunya di dapur, ia duduk di samping sebuah meja, sementara ibunya sedang mempersiapkan bahan-bahan untuk membuat kue yang ia sukai.

Ketika ibunya tengah sibuk, sang anak mulai usil. Ia memperhatikan sang ibu seraya mulai mencicipi bahan-bahan yang dijejerkan di atas meja.

Dia awali dengan mencicipi tepung. Ia masukkan sesuap tepung di mulutnya, dan kontan saja ia langsung meludah karena rasanya yang aneh.

Kemudian ia colek vanili dengan telunjuknya. Apa yang terjadi? Matanya terpejam-pejam karena rasanya yang aneh. Lanjut ia coba mencicipi ragi. Namun baru saja bahan itu menyentuh lidahnya, ia berteriak minta minum sambil meludah berulang kali ke lantai.

Setelah semua kenakalannya itu, sang anak kecil itu berkata kepada ibunya:

"Ibu, sepertinya ibu tidak akan membuat kue yang enak kali ini... Lihat, semua bahan-bahan yang ibu gunakan tidak ada yang enak sama sekali". ujarnya polos.

Akan tetapi ibunya menjawab:

"Aku tidak akan menjawab perkataanmu sekarang, tapi tunggulah beberapa saat sampai kuenya masak. Kamu sendiri yang akan menjawab pertanyaanmu..."

Setelah ibunya selesai mengadukan bahan-bahan tadi menjadi adonan, lalu ia memasak kue di dalam oven. Dan setelah matang, ia memberikan kue itu selagi hangat kepada anaknya tersebut.

Sang anak mulai memakan dengan hati-hati, dan kelihatan tidak berselera, ia masih membayangkan bahan-bahan yang tadi ia cicipi. Akan tetapi setelah ia makan dua gigitan ternyata rotinya sangat lezat sekali. Seperti biasanya, ia minta kue berikutnya.

Saat itulah ibunya bertanya: "Apa pendapatmu dengan roti yang ada sekarang?"

Anak kecil itu menjawab: "Suatu hal yang mustahil bila bahan-bahan yang aku cicipi tadi menjadi sesuatu yang enak, padahal jika dimakan satu persatu rasanya sangat tidak menarik...".

Sang ibunya menimpali:

"Sebenarnya segala sesuatu yang bergabung bersamaan dengan ukuran yang pas dan tepat, itulah yang akan memberikan rasa yang enak di akhirnya..."

***

Saudaraku, seperti inilah kehidupan kita di dunia ini. Hidup ini adalah campuran dari perkara-perkara pahit dan manis, asam dan getir, asin dan hambar, bahagia dan sedih, sakit dan sehat, jauh dan dekat, berhasil dan gagal. Akan tetapi segala sesuatu yang ada itu akan besinergi bersama-sama untuk menciptakan kebaikan di ujungnya.

Maka permasalahan-permasalahan yang kita rasakan susah, pahit, menyedihkan, dialah sebenarnya yang membangun kepribadian kita.

Dia lah yang membantu kita untuk bisa empati terhadap orang lain bila terjadi permasalahan yang sama pada diri mereka. Baik perkaranya menyedihkan maupun menggembirakan.

Orang yang pintar adalah orang yang mampu mengolah apa yang terjadi dalam hidupnya supaya menjadi manis dan lezat. Semakin bervariasi apa yang ia alami semakin indah dan lezat akhirnya.

Alangkah malangnya orang yang hanya mencicipi alur kehidupannya satu persatu apa adanya tanpa berusaha mengolahnya menjadi sesuatu yang lebih indah dan berharga.
loading...

0 komentar:

Post a Comment

Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih