Sunday, January 5, 2014

Sayyid Habib Nuh, Wali Penuh Karomah Dari Singapura

Bila di tanah Jawa sudah masyhur akan kisah Wali Songo, yang mana ceritanya terkenal hingga ke jagad tanah Melayu, maka di Singapura juga ada sosok wali yang dikenal masyarakat hingga kini.

Salah satunya adalah As-Sayyid Habib Nuh Bin Muhammad Al-Habsyi, seorang ulama tanah Melayu kharismatik yang hidup pada masa Gubernur Crawford memerintah Singapura.

As Sayid Habib Nuh dikurniai Allah berbagai-bagai karamah sebagai tanda kemuliaan pada dirinya. Pelbagai cerita mengenai kewalian dan karamah beliau dibawa dari mulut ke mulut sehinggalah kepada Sayid Hassan Al-Khattib, seorang penjaga maqam Habib Nuh rahimahulla.

Di antaranya adalah seperti berikut:

As Sayid Habib Nuh bersikap tidak menghormati orang-orang yang angkuh dengan kekayaan atau jawatan duniawi. Begitulah, walaupun orang menghormati atau takut kepada Crawford, Gubernur Singapura ketika itu, tetapi Habib Nuh tidak pernah menghormati atau takut kepada wakil penjajah itu.

Dalam satu peristiwa, Gabenor Crawford marah dan menghina Habib Nuh karena Habib Nuh tidak menghormatinya. Tiba-tiba saja kereta kuda yang dinaiki Gubernur itu terlekat di bumi dan tidak dapat bergerak. Gubernur naik marah dan bertanya hal itu kepada pengiringnya. Tetapi pengiring itu bertanya kepada tuan Gubernur tersebut: "Tahukah Tuan siapakah orang yang tuan marah dan hina itu?"
Gubernur menjawab, "Itu orang gila."

Makam Sayyid Habib Nuh di atas bukit, Jalan Palmer, Singapura
"Sebenarnya dia bukan gila tetapi dia orang baik dan ada karamah. Lihat, bila tuan marah pada dia, dia sumpah dan sekarang kereta tuan tidak dapat bergerak," jelas pengiringnya.

Sang Gubernur menjadi takut dan akhirnya meminta maaf kepada Habib Nuh. Setelah Habib Nuh menepuk-nepuk kaki kuda itu, barulah kuda itu berjalan pantas seperti biasa. Sejak itu Gubernur sadar betapa As-Sayid Habib Nuh r.h. mempunyai kelebihan luar biasa.

Bagaimanapun, pada satu ketika Gubernur Crawford terus bersikap congkak dan sombong dan memerintahkan orang-orangnya menangkap Habib Nuh dan mengurungnya di dalam penjara dengan kaki dan tangannya dirantai. Tindakan keras ini diambil karena As Sayid Habib Nuh tetap enggan menghormati wakil penjajah itu. Anehnya, setelah dipenjara, para pengawal penjara kemudian melihat Habib Nuh berada di luar penjara. Tangan dan kakinya tidak dirantai.

Walaupun ditangkap lagi, dia tetap dapat keluar dan kelihatan seolah-olah tidak ada apa-apa yang berlaku padanya. Akhirnya beliau dibebaskan sepenuhnya.

Dalam satu peristiwa lain, ketika sebuah kapal hendak berlayar, muncul Habib Nuh di pelabuhan. Habib Nuh menahan barang-barang yang berharga daripada dibawa bersama dalam pelayaran itu. Orang-orang yang terlibat tidak senang dengan sikap Habib Nuh tetapi Habib Nuh tetap bertegas: "Tidak boleh barang-barang yang berharga itu dibawa."

Setelah lama berdebat, akhirnya orang banyak terpaksa menurut kemauan Habib Nuh, dan pemilik barang-
barang tersebut tidak jadi mengirim barangnya dengan kapal itu.

Beberapa hari kemudian, penduduk Singapura mendapat berita bahwa kapal yang berlayar itu terbakar dan tenggelam di tengah lautan. Barulah Tuan punya barang-barang tersebut sadar hikmah di balik larangan Habib Nuh itu.

Dikisahkan pula, seorang lelaki yang hendak berlayar menemui Habib Nuh meminta beliau mendoakan agar pelayarannya itu selamat. Alhamdulillah, lelaki itu selamat dalam pelayaran. Namun anehnya, ketika ia sampai di tempat yang dituju, dan begitu ia turun dari kapal, dilihatnya Sayid Habib Nuh juga sedang menunggunya. Orang itu terperanjat, bagaimana Sayid Habib Nuh bisa berada di tempat itu? Dengan apa dia datang?

Dalam satu peristiwa lain, seorang berniat dalam hatinya ketika hendak berlayar, sekiranya dia selamat pergi dan balik dia akan menghadiahkan kain kepada Habib Nuh. Setelah 10 tahun berlalu, dia pun pulang dari pelayaran itu. Habib Nuh pergi menemuinya dan menuntut kain seperti yang diniatkannya itu. Orang itu terperanjat karena dia tidak pernah menyatakan niatnya itu kepada siapapun, dan dia sendiri sudah lupa dengan niatnya itu karena sudah terlalu lama, tetapi Habib Nuh datang mengingatkannya akan niat baiknya itu.

Menurut orang-orang yang hidup sezaman dengan Habib Nuh, mereka pernah bertemu atau berada dengannya di beberapa tempat dalam satu masa yang sama. Kejadian seperti ini sering juga didengar tentang beberapa wali yang lain.

Antara sifat yang menonjol pada diri Sayid Habib Nuh ialah beliau sangat menyayangi anak-anak. Sering kali orang bertemu Habib Nuh dikelilingi oleh kanak-kanak. Ini sesuatu yang ganjil. Kadang-kadang beliau singgah di kedai-kedai bersama kumpulan kanak-kanak, dan kanak-kanak itu mengambil seberapa banyak makanan yang ada tanpa membayar apa-apa.

Anehnya, tuan-tuan kedai tidak pula melarang perbuatan itu. Karena mereka yakin kedai mereka akan beroleh berkat jika dikunjungi Habib Nuh bersama kumpulan kanak-kanak itu. Ini terbukti, mana-mana kedai orang Islam yang didatangi oleh Habib Nuh bersama kanak-kanak itu, kedai itu pun menjadi maju dan tidak putus-putus dikunjungi pelanggan.

Petikan dari Buku: 7 Wali Melayu, oleh Abdul Ghani Said. (Mahbook Publications)
loading...

0 komentar:

Post a Comment

Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih