Wednesday, January 1, 2014

Antara Sang Pendusta, Pintar, Jujur dan Munafik

Alkisah, seorang Direktur perusahaan bertanya kepada 3 orang karyawannya, sebuah pertanyaan yang sangat sederhana: "Apakah 2 + 2 = 5 ?"

Karyawan yang pertama menjawab: "I....i....iyaa....tut...tu...tuan, 5...".

Sang direktur mengangguk-angguk. Ia kemudian menoleh ke karyawan yang kedua dan menanyakan hal yang sama. Dengan tegas, karyawan kedua tersebut berkata:

"Iya tuan, kalau kita tambah 1...".

"Hmmmm.... ". Gumam sang direktur.

Kemudian ia mengarahkan pandangannya kepada karyawan yang ketiga.

"Bagaimana menurutmu...?". Tanya sang direktur.

Karyawan ketida berkata:

"Tidak, Tuan. 2 + 2 = 5 Itu jelas salah...! Yang benar adalah 4".

Sang direktur kembali terdiam. Pada hari berikutnya karyawan pertama dan kedua tidak menemukan temannya yang ketiga waktu bekerja.

"Tuan direktur, ke mana karyawan yang ketiga?". Tanya mereka.

"Ia sudah mengambil pesangonnya. Ia sudah saya pecat...". Jawab sang direktur dengan ringan.

Usai mengatakan itu, tiba-tiba datanglah Wakil Direktur. Ia rupanya telah mendengar percakapan mereka dari tadi. Ia penasaran, mengapa karyawan ketiga itu dipecat.

"Tuan Direktur, mengapa karyawan ketiga dipecat?". Tanya sang Wakil Direktur penuh antusias.

Sang direktur menjawab:

"Karyawan yang pertama adalah seorang pendusta, dan ia tahu kalau dirinya seorang pendusta. Dan orang jenis ini merupakan orang yang dibutuhkan... Sedangkan karyawan yang kedua adalah orang yang pintar, dan ia tahu kalau ia pintar. Ini juga orang yang kita butuhkan... Nah, sedangkan karyawan yang ketiga adalah orang yang jujur, dan ia tahu kalau ia orang yang jujur. Kamu tahu? Orang semacam ini bisa menyusahkan!!! Susah untuk berinteraksi dengannya! Dia punya prinsip yang tidak tergoyahkan!". Ujar sang direktur dengan tegas.

"Hmmmm... begitu rupanya...". Ujar Wakil Direktur lirih.

Tiba-tiba sang  direktur bertanya kepada Wakilnya.:

"By the why, menurutmu apakah 2 + 2 = 5?".

Wakil direktur itu terdiam sejenak, lalu ia menjawab:

"Tuan, aku sudah mendengar penjelasan Tuan tadi. Tuan tahu, orang sepertiku ini terlalu bodoh untuk menafsirkannya. Aku tidak mampu menafsirkan perkataan seorang yang pintar". Jawab sang wakil direktur dengan tenang.

Direktur berkata di dalam hatinya:

"Ini adalah orang munafik. Dan pribadi seperti inilah yang paling disukai".

* * *

Seperti inilah kondisi kita di zaman ini.

Sebagaimana dalam sebuah hadits yang masyhur, Rasulullah bersabda: "Akan datang suatu masa nanti, orang jujur akan didustakan. Dan yang pendusta akan dibenarkan....."
loading...

3 comments:

  1. hehehe
    mantab betul postingannya gan,
    menggelitik tapi menghujam....!
    mohon ijin copas ya,
    selamat berkarya dan sukses terus....!

    ReplyDelete
  2. luar biasa...
    ijin copas ya...!!

    ReplyDelete
  3. mantab gan.......izin share ya.....

    ReplyDelete

Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih