Thursday, January 30, 2014

Senandung Sang Fakir, Ketika 1 Dirham Menjadi 700 dirham...

Kata Sahibul Tarikh, pada abad ke IV di kota Baghdad, ada seorang pujangga yang sangat miskin bernama Muhammad al-Mahlabi. Nama aslinya Hasan bin Muhammad al-Azdi. Kehidupannya sungguh memprihatinkan, bahkan untuk makan sehari-hari pun ia sangat kesusahan.

Saking miskinnya, suatu ketika saat ia sedang bepergian bersama sahabatnya Abu Abdullah al-Shufi, ia mendamba dirinya segera mati karena tidak sanggup lagi menanggung penderitaan hidup. Ia pun menyenandungkan sebuah syair:

ألا موت يباع فأشتريـه *** فهذا العيش ما لا خير فيـه
ألا موت لذيذ الطعم يأتي *** يخلصني من العيش الكريـه
إذا أبصرت قبراً من بعيد *** وددت أنني مما يـــليـه
ألا رحم المهيمن روح ميت *** تفضل بالوفاة على أخيه

Duhai, adakah 'kematian' dijual orang agar bisa kubeli
Sungguh hidup ini tak ada lagi kebaikan padanya
Duhai kematian yang menyenangkan datanglah
Selamatkan aku dari hidup penuh angkara ini
Bila kulihat kubur pusara dari kejauhan
Aku berharap akulah yang berada di dalamnya
Wahai Yang Maha Melindungi kasihanilah jiwa si mati
Yang mendamba kematian buat jasadnya

Senandungnya itu sungguh membuat miris hati banyak orang yang mendengarnya. Syairnya yang nestapa itu pun tersebar mulut ke mulut, hingga sahabatnya itu terenyuh.

Sang sahabat pun memberinya uang sebanyak 1 dirham untuk sekedar menyambung hidup, karena ia pun serba berkekurangan.

Waktu pun terus berlalu. Al-Mahlabi yang tak kenal putus asa pun bangkit membina hidupnya, ia pun berusaha dan menjadi orang terpandang, bahkan Khalifah Mu'izzud Daulah Buwayh mengangkatnya menjadi seorang Menteri pada hari Senin tanggal 26 Jumadil Awal tahun 393 H.

Syahdan, tersebutlah sahabatnya yang pernah memberi uang 1 dirham tersebut kehidupannya semakin parah. Sahabatnya itu jatuh miskin papa kedana. Dan ia mendengar bahwa saat itu sahabatnya al-Mahlabi telah menjadi seorang bangsawan dan seorang menteri.

Mengingat persahabatan mereka, sang sahabat pun mengirim selembar surat kepada al-Mahlabi yang berisi beberapa bait syair sebagai berikut:

ألا قل للوزير فدته نفسـي *** مقال مذكر ما قد نسيه
أتذكر إذ تقول لضنك عيش *** ألا موت يباع فأشتريه؟

Duhai, sampaikanlah kepada sang menteri tebusan jiwaku
Suatu kalimat yang barangkali ia sudah lupakan
Ingatkah dia ketika sengsara datang menerpa
Ia berkata: 'Adakah kematian dijual orang untuk kubeli'.

Setelah membaca surat itu, al-Mahlabi pun menangis, ia lalu mengirimkan uang sebanyak 700 dirham kepada sahabatnya tersebut. Bersamaan dengan uang tersebut, ia mengirimkan sepucuk surat yang berisi pertikan firman Allah SWT:

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

"Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan harta merekad di jalan Allah adalah seperti sebuah biji yang tumbuh dengan tujuh cabang, setiap cabangnya memiliki 100 biji. Dan Allah SWT melipatgandakan sekehendak-Nya, dan Allah Maha Luas Kekuasaannya dan Maha Mendengar". (Q.S. Al-Baqarah: 261)

Selain itu, al-Mahlabi pun memberkan sahabatnya itu pekerjaan sebagai sumber rezekinya.

Sumber:

Wafiyyat al-A'yan Juz. II Hlm. 125
Tarikh Baghdad, Juz. 21 Hlm. 73

* * *

Imam Hasan al-Bashri pernah berkata:

قرأت في تسعين موضعا من القرآن أن الله قدر الأرزاق و ضمنها لخلقه ، وقرأت في موضع واحد : الشيطان يعدكم الفقر

"Aku menemukan dalam al-Qur'an, ada 70 kali Allah SWT menegaskan bahwa Dia menjamin rezeki bagi setiap hamba-Nya. Dan ada pula satu ayat yang menegaskan: bahwa setan selalu menjanjikan (menakuti) manusia dengan kefakiran".



**Gambar lukisan ilustrasi karya Maha el-Naggar
loading...

0 komentar:

Post a Comment

Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih