Friday, January 3, 2014

Turki Utsmani Dan Kecintaan Pada Kucing

Di abad pertengahan, bangsa Eropa menganggap kucing sebagai hewan berbahaya. Mereka meyakininya sebagai hewan peliharaan tukang sihir dan pembawa pesan keburukan.

Namun, hal berbeda berlaku di Kekaisan Turki Utsmani. Kucing-kucing menjadi hewan peliharaan dan dipeliharan dengan baik di lingkungan masyarakat.

Sebuah bukti akan hal itu dapat dilihat dalam sebuah memoar yang ditulis oleh Baron Wenceslas Wratislow, yang diterbitkan pada tahun 1599. Memoar tersebut menunjukkan bagaimana luar biasanya cinta bangsa Ottoman terhadap kucing. Berikut petikannya:

"Di Konstantinopel, ada taman yang amat luas (barangkali adalah perkuburan-red), dikelilingi dengan dinding, di mana kucing melompat dan bermain di sekitarnya, menunggu orang-orang tertentu untuk datang dan memberi mereka sedekah/makan. Biasanya, mereka diberi makanan berkuah, hati, dan potongan daging. Di sana juga sudah ada para penjual makanan kucing yang membawa aneka makanan dalam ember kayu, dan mereka hilir mudik atas dan ke bawah kota, sambil berteriak 'Kedi et , kedi et' yang aritnya: 'daging untuk kucing'.  Kebenaran lain yang tidak diragukan lagi bahwa kucing-kucing di taman itu diberi makan pada waktu sarapan pagi, dan untuk kedua kalinya pada jam makan malam. Kucing-kucing itu memiliki tubuh besar dari seluruh kota, dan berdiri waspada. Kami sengaja pergi sengaja ke taman tersebut dan mendengarkan mereka mengeong, dan menyaksikan bagaimana mereka berlari keluar rumah dan berkumpul".

The Baron melanjutkan mencatat bahwa permaisuri-permasuri dan wanita Ottoman akan memberikan potongan daging kepada kucing-kucing itu di taman kuburan seraya berdoa pada waktu yang sama.

Lukisan: salah satu kucing di taman pekuburan Turki Utsmani

loading...

0 komentar:

Post a Comment

Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih