Wednesday, October 30, 2013

[Kisah Inspiratif]: Mahatma Gandhi dan Anak Pemakan Gula

Ketika ia masih muda, Mahatma Ghandi tinggal dan belajar di London, tepatnya di Universitas College. Dari sinilah, ia mendapat bekal membuka praktik hukum di India,lalu setelah itu ke Afrika Selatan dan mulai melakukan pembelaan terhadap pekerja India maupun kulit hitam

Alkisah, ketika ia masih mahasiswa tersebut, Ghandi tinggal di kamar berukuran kecil bersama ibu semangnya (semacam ibu angkat).

Suatu ketika, Ibu semangnya suatu hari mendatanginya dan berkata:

“Tuan Gandhi, putera saya ini tidak mau mendengarkan saya, namun entah mengapa dia mau mendengarkan nasehat Anda. Ohya, dia terlalu banyak makan gula. Saya sangat khawatir... Jadi, bisakah Anda menasehatinya agar tidak makan gula terlalu banyak?”

Gandhi yang saat itu belum populer mengatakan

“Tentu, Bu. Saya akan menasehatinya...".

Hari-hari pun berlalu sejak percakapan itu. Hari berlalu dan menjadi mingggu demi minggu, minggu berlalu menjadi bulan, namun si anak masih makan gula sebanyak sebelumnya.

Melihat tidak ada perubahan, suatu ketika Ibu semangnya itu menemui Gandhi lagi dan berkata

“Tuan Gandhi, apa anda ingat apa yang saya katakan beberapa minggu lalu mengenai kebiasaan putera saya makan gula? Anda bilang akan menasehatinya, tapi kenapa belum?”

Gandhi menjawab:

“Saya sudah menasehati putera ibu agar tidak makan gula banyak, tapi baru pagi ini...”

“Baru pagi ini? Mengapa menunggu selama itu?” Tanya Ibu semangnya.

“Karena, saya pun baru kemarin berhenti makan gula,” jawab Gandhi.

***
Untuk memeberi nasehat kepada seseorang, apalagi melarang, tak cukup dengan kata-kata. Tapi harus dimulai dari diri sendiri.

Bagaimana seorang ayah melarang putranya merokok, sementara ia sendiri masih pecandu rokok?
Sangat banyak contoh lain dalam  kehidupan  kita...
loading...

1 comment:

  1. Memberi contoh jauh lebih baik daripada menghukum.
    Ijin share ya non

    http://tebarkan-kebaikan.blogspot.com/

    ReplyDelete

Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih