Monday, December 5, 2016

Mengapa Hari AHAD disebut Hari Minggu?

Sebelum tahun 1960, tidak akan ditemukan nama hari bertuliskan "Minggu" dalam berbagai tulisa di tanah air, akan tetapi selalu kita temukan dengan nama hari "Ahad". Begitu juga apabila kita melihat penanggalan kalender tempo dulu, masyarakat Indonesia tidak mengenal sebutan Minggu.

Dulunya, orang Indonesia terbiasa-terbudaya untuk menyebut hari Ahad di dalam setiap pekan (7 hari) dan telah berlaku sejak periode yang cukup lama. Bahkan telah menjadi ketetapan didalam Bahasa Indonesia.

Lalu mengapa kini sebutan hari Ahad berubah menjadi hari Minggu?

Kita ketahui bersama,bahwa nama-nama hari yang telah resmi dan kokoh tercantum kedalam penanggalan Indonesia sejak sebelum zaman penjajahan Belanda dahulu, adalah dengan sebutan :

Ahad (al-Ahad = hari kesatu), 
Senin (al-Itsnayn=hari kedua),
Selasa (al-Tsalaatsa' = hari ketiga), 
Rabu (al-Arba'aa = hari keempat), 
Kamis (al-Khamsatun = hari kelima), 
Jum'at (al-Jumu'ah = hari keenam = hari berkumpul/berjamaah), 
Sabtu (as-Sabat=hari ketujuh).

Nama-nama hari ini sudah menjadi kebiasaan terpola dalam semua kerajaan di Indonesia. Semua ini adalah karena jasa positif interaksi budaya secara elegan nan damai dan besarnya pengaruh masuknya agama Islam ke Indonesia yang membawa penanggalan Arab.

Kata Minggu diambil dari bahasa Portugis dan Spanyol: Domingo (dari bahasa Latin dies Dominicus, yang berarti Hari matahari atau juga dapat berartu"dia do Senhor", atau The Lord's Day atau "HARI TUHAN KITA"). Dalam bahasa Italia disebut Dominica. Karena itu, dalam bahasa Melayu yang lebih awal, kata ini dieja sebagai Dominggu.

Barulah  sekitar akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, kata ini dieja sebagai Minggu. Peprcetakan kalendar selama bertahun-tahun di Indonesia telah membuat masyarakat menyebut hari ini sebagai hari Minggu dan cenderung meninggalkan nama hari Ahad. 
loading...

0 komentar:

Post a Comment

Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih