Thursday, November 13, 2014

7 Negara di Dunia Yang Menggunakan Bahasa Jawa

Salah satu bahasa di dunia dengan penutur yang cukup banyak adalah bahasa Jawa. Bahkan, dunia internet seperti Google meresmikan bahasa Jawa sebagai bahasa resmi dalam search engine-nya.

Ketika menyebut Bahasa Jawa, orang langsung mengidentikkannya dengan Indonesia, hal ini tidak salah mengingat penutur bahasa Jawa terbanyak memang ada di Indonesia.

Namun sesungguhnya, penutur Bahasa Jawa tidak hanya di Indonesia, tapi terdapat juga di berbagai negara di dunia. Setidaknya ada 7 negara yang menggunakan Bahasa Jawa di dunia ini, yaitu:

1. Indonesia
Berdasarkan sensus mutakhir, suku Jawa adalah kelompok suku terbesar di Indonesia dengan jumlah mencapai 41% dari total populasi (sekitar 100 juta jiwa). Karena itu, bahasa Jawa otomatis menjadi bahasa percakapan sehari-hari bagi banyak warga di negara ini.

Penduduk bersuku jawa terdapat di daerah Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan juga di daerah-daerah lain yang banyak terdapat komunitas suku Jawa.

2. Malaysia
Warga suku Jawa di Malaysia menempati jumlah yang sangat signifikan. Bahkan, di negara bagian Selangor dan Johor, warga suku Jawa berjumlah hampir 20% dari total populasi. Umumnya mereka sudah menjadi warga negara Malaysia dan disebut sebagai warga Melayu pribumi sesuai hukum yang berlaku di kerajaan tersebut.

Kawasan Parit Jawa di Muar, Johor.
Leluhur mereka datang ke Malaysia sejak berabad-abad lampau. Masyarakat Jawa di Malaysia saat ini merupakan generasi ke empat atau lebih.

Beberapa wilayah di Johor bahkan bernama Parit Jawa, di mana suasana bahasa Jawa di sana sangat kental. Jumlah besar ini belum termasuk banyaknya Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia yang berjumlah 2 juta orang yang umumnya berasal dari Jawa.

Beberapa warga Melayu etnis Jawa juga menduduki posisi strategis di negeri kerajaan ini, mulai dari birokrat hingga para menteri.

Poster Film Malaysia yang berjudul 'Parit Jawa'.

3. Republik Suriname
Negara yang dulunya bernama Guyana Belanda adalah sebuah negara di Amerika Selatan yang merupakan sebuah negara bekas jajahan Belanda.

Negara ini berbatasan dengan Guyana Perancis di timur dan Guyana di barat. Di selatan berbatasan dengan Brazil dan sebelah utara berbatasan dengan Samudra Atlantik.

Diperkirakan, sebanyak 75.000 orang Jawa tinggal dan menjadi warga negara Suriname, mereka adalah para pekerja yang dibawa oleh Hindia Belanda antara tahun 1890-1939.

Orang Jawa di Suriname pada tahun 1940
4. Singapura
Negara ini dulunya merupakan salah satu bagian Malaysia, yang kemudian memisahkan diri pada tahun 1963. Seperti halnya di Malaysia, kedatangan orang jawa ke Singapore diperkirakan bersamaan dengan kedatangan mereka ke Malaysia.

Awalnya, mereka datang sebagai pekerja di dan buruh di perkebunan karet, jalur kereta api dan kontruksi jalan raya. Di Singapura sendiri terdapat Kampong Jawa yang terletak di tepi Sungai Rochor, konon di sana merupakan tempat pemukiman pertama orang jawa di Singapura. Selain di Kampong Jawa, orang jawa juga banyak tersebar di Kallang Airport Estate

5. Belanda
Saat Belanda menjajah Indonesia, banyak orang jawa yang dikirim ke Belanda sebagai buruh. Uniknya sekarang banyak warga negara Belanda dan negara di Eropa lainnya yang menaruh minat untuk mempelajari bahasa dan kebudayaan jawa dari mereka.

Universitas Leiden, universitas tertua di Belanda yang dibangun pada tahun 1575 oleh Pangeran William van Oranje, di sana kita bisa melihat naskah-naskah kuno beraksara jawa atau sastra jawa dan masih tetap terawat hingga sekarang.

6.  Kaledonia Baru
Kaledonia Baru (bahasa Perancis, Nauvelle-Celedoni) adalah sebuah negeri seberang laut milik persemakmuran Perancis yang terletak di Samudra Pasifik bagian selatan dengan ibu kotanya yang bernama Noumea. Penduduk asli pulau ini adalah suku Kanak dari ras Melanesia. Negara kepulauan ini telah di kuasai Perancis bersamaan dengan penguasaan Perancis atas Polanesia Perancis. Status ini dikenakan sampai pada tahun 1998.

Orang Jawa, Melanesia dan Vietnam yang bekerja di pertambangan
di Kaledonia Baru
Migrasi orang jawa ke Kaledonia juga sama dengan kepindahan orang jawa ke Suriname. Migrasi pertama orang Jawa ke Kaledonia Baru terjadi pada tahun 1896, yaitu ketika 170 keluarga Jawa yang diperkerjakan sebagai buruh kontrak mendarat di pelabuhan kota Noumea.

Sejarah migrasi ini bermula ketika 42 tahun sebelumnya (1854), Napoleon III membuat aturan bahwa Kaledonia Baru dijadikan tempat pembuangan bagi narapidana hukuman Perancis. Sebagian besar narapidana diangkut ke kepulauan ini adalah tahanan politik dari Komune Paris. Pada tahun 1894, Gubernur Perancis di Kaledonia Baru, Paul Feillet, menghapuskan imigrasi narapidana dan menggantinya para pekerja di kepulauan ini dengan tenaga kerja penjara imigran dari Asia, terutama dari Jepang, Jawa dan Vietnam, yang datang untuk bekerja di tambang dan perkebunan.

Dan sejak tahun 1949, migrasi orang jawa ke Pasifik telah dihentikan. Diperkirakan, saat ini sekitar 7000 hingga 11.000 orang keturunan berbagai etnis Indonesia tinggal di Kaledonia baru. Walhasil, orang Jawa di Kaledonia tetap menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari hingga sekarang.

7. Cocos Island (Keling) di Australia
Bendera Kepulauan Cocos
Kepulauan Cocos (Keling) adalah kepulauan yang terdiri dari dataran rendah berkarang koral dengan luas 14,2 kilometer persegi (5,5 sq mi), 26 km (16 mil) dari garis pantai, ketinggian tertinggi 5 meter (16 kaki). Kepulauan ini sekarang merupakan wilayah teritorial Australia.

Mayoritas penduduk pulau ini adalah orang Melayu, yang mana mereka sehari-hari berbicara dalam bahasa Melayu. Di dalam logo kepulauan tersebut terdapat tulisan berbahasa Melayu: "Maju Pulau Kita".

Anak-anak dari Cocos Island
[source: indianoceanterritories.com.au]
Dari keseluruhan orang melayu ini, tak sedikit dari mereka yang berasal dari etnis Jawa. Kabarnya, orang-orang Jawa ini merupakan keturunan para pekerja yang di datangkan oleh Inggris dari Pulau Jawa pada abad ke-19 untuk dipekerjakan di sana.

Konon para keturunan dari Jawa ini masih memegang budaya Jawa, bahkan pada golongan tuanya masih banyak yang menggunakan bahasa jawa pada kehidupan sehari-hari. Karena itu, tidak heran Australia pernah menjadikan gambar wayang kulit sebagai gambar di perangko nasional Australia.

Banyak juga wayang-wayang di Pulau Cocos ini dibuat dengan menggunakan bahan kulit ikan hiu yang sudah di keringkan.

Barangkali, banyak orang-orang Jawa di Indonesia yang tidak mengetahui keberadaan saudara-saudara mereka di kepulauan terpencil ini.

Namun bagi masyarakat Malaysia, interaksi mereka dengan penduduk pulau ini cukup intens. Beberapa manuskrip kuno juga menunjukkan bahwa pulau ini dulunya memiliki hubungan dengan Kesultanan Johor.

Saat ini kepulauan Cocos menjadi destinasi wisata yang diminati di Australia dengan khas suasana islami yang amat kental. 
loading...

2 comments:

Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih