Monday, August 25, 2014

Kisah Misteri di Balik Lukisan The Crying Boy

Salah satu lukisan paling terkenal di dunia adalah lukisan anak laki-laki menangis (The Crying Boy). Jutaan duplikat lukisan ini menghiasi dinding-dinding rumah manusia di semua penjuru dunia sejak lebih dari seabad lalu.

Siapa yang bisa melupakan wajah sendu anak menangis penuh duka yang juga dikenal sebagai lukiran Gypsy Boys itu? Lalu, siapa gerangan pelukisnya? Sang pelukis itu bernama Giovani Bragolin, seorang pelukis Italia yang sosoknya masih menyimpan sisi misterius hingga saat ini.

Bragolin memiliki nama asli Bruno Amadio (1911-1981), ada juga yang mengenalnya sebagai Franchot Seville, Angelo (Giovanni) Bragolin, dan J. Bragolin.

Bragolis adalah pelukis akademis yang terlatih, ia bekerja sebagai pelukis pasca-perang Venesia, namun lukisan the crying boy lah yang membuatnya dikenal di kemudian hari. Setidaknya 65 lukisan tentang anak menangis dibuat dengan nama Bragolin, reproduksinya terjual di seluruh dunia. Konon, pada 1970-an, Bragolin disinyalis masih hidup dan masih melukis di Padua .Klaim lain menyebutkan bahwa Bragolin pindah ke Spanyol setelah perang.

Kutukan The Crying Boy
Salah satu rumor yang barangkali masih dipercaya hingga kini oleh banyak orang, lukisan The Crying boy memiliki kutukan tersendiri. Disebutkan, banyak rumah yang memajang lukisan tersebut akhirnya mengalami kebakaran, sementara lukisan itu sendiri tidak terbakar.

Koran The Sun terbitan Inggris edisi 4 September 1985 melaporkan bahwa telah terjadi kebakaran rumah di Yorkshire, dan disebutkan bahwa ditemukan salinan lukisan the crying boy di rumah tersebut yang nyaris rusak, lukisan itu ditemukan di tengah-tengah reruntuhan rumah yang dibakar. Saksi mata menyebutkan bahwa saat itu tidak ada petugas pemadam kebakaran, sehingga ia membawa salinan lukisan ke rumahnya sendiri.

Beberapa minggu kemudian, tepatnya akhir November, kepercayaan kutukan lukisan itu beredar luas cukup setelah The Sun memuat gambar kobaran api dikirimkan oleh pembaca.

Karl Pilkington telah membuat referensi untuk kejadian tersebut pada The Ricky Gervais Show. Ricky Gervais menolak kutukan tersebut dan mengklaimnya sebagai "omong kosong".

Steve Punt, seorang penulis dan komedian Inggris, menyelidiki kutukan anak menangis dalam produksi BBC Radio Four yang dinamakan Punt PI. Kesimpulan yang dicapai oleh program setelah pengujian di Building Research Establishment adalah bahwa pada lukisan tersebut terkandung beberapa pernis yang mengandung zat penolak kebakaran, sedangkan string pengait lukisan itu ke dinding akan terbakar terlebih dahulu, sehingga ketika jatuh ke lantai selalu menghadap ke bawah, dengan demikian lukisan itu akan selalu terlindungi.








loading...

0 komentar:

Post a Comment

Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih