Sunday, August 31, 2014

[Kisah Inspiratif]: Bantal Bulu Angsa

Dahulu kala, ada seorang ulama masyhur dari Baghdad. Beliau dikenal sebagai sosok yang sholeh, banyak jamaahnya, mulia akhlaknya, menjadi panutan ummat. Maka, suatu ketika ada seseorang pria yang iri dengan kemashuran ulama tersebut. Ia sangat iri dan ingin sekali manjatuhkan martabat sang ulama, maka ibuatlah sebuah rekayasa fitnah.

Dia bekerja sama dengan seorang perempuan cantik, yang nantinya perempuan tersebut harus mengaku bahwa dia pernah dizinahi oleh sang ulama tersebut.

Hingga suatu ketika, datanglah wanita itu ke tempat pengajian ulama, dan ia mulai menyebar fitnah di mana-mana. Desas-desus mulai ia tebarkan, bahwa dibalik kebaikan, jubah besar, dan kemasyhuran nama baik ulama tersebut, diam-diam dia telah berzina dengan seorang gadis cantik! Begitu katanya. Dan gadis yang disebutkan juga bersaksi sendiri, jelas bukan tuduhan orang lain. Maka, tak bisalah lagi ulama tersebut mengelak.

Gemparlah seluruh kota Baghdad kala itu, bahkan isyu itu pun tersebar hingga ke seluruh penjuru Irak. Murid dan jama'ah beliau satu per satu pergi meninggalkannya, tak mau lagi mengikuti pengajian sang ulama tersebut.

Masyarakat pun akhirnya juga memandang sinis terhadap ulama tersebut , kecewa setelah menerima berita itu. Fitnah dan akibat yang terjadi sungguh menyakitkan sang ulama tersebut. Tapi beliau tidak marah-marah kepada penyebar fitnah. Dia hanya berpasrah diri kepada Allah. Dia luapkan kesedihannya dengan hanya menangis di depan Allah. Ia hanya berfikir: dosa apa yang diperbuatnya sehingga pria tersebut tega menyebar fitnah yang begitu keji kepadanya. Sebagai manusia, dia juga sangat terluka, dan selalu berharap Allah menunjukkan kebenaran kepada masyarakat, agar fitnah tidak terus-terusan menimpa dirinya.

Akhirnya, kesabaran dan seiring waktu yang berjalan membuat sang pria tersebut gelisah, fitnah yang telah ia rancang justru menghantuinya setiap hari. Nuraninya pun bergolak: mengapa ia teganya membuat orang lain menderita, manyakiti seseorang, sementara dia tidak membalas menyakiti dirinya. Malam-malam ia lalui dengan perasaan penuh dosa.

Hingga suatu ketika, dia beranikan diri datang kepada ulama tersebut dan meminta maaf telah berbuat dosa kepada beliau. Lalu, pria tersebut minta tebusan, apa yang harus diperbuatnya agar sang ulama tersebut mau memaafkan dirinya.

Ulama tersebut hanya minta 3 hal. Bukan permintaan maaf di media massa atau masuk ke meja hijau, tapi permintaan itu adalah: yang pertama, dia hanya minta dicarikan bantal dari bulu angsa. Permintaan kedua hanya dikatakan setelah permintaan pertama selesai, dan permintaan ketiga dikatakan setelah permintaan kedua selesai dilaksanakan. Begitu aturannya. Bantal dari bulu angsa? Ah, mudah saja pikir pria tersebut.

Akhirnya, permintaan pertama berhasil ditemukan pria tersebut dengan mudah. Dan diserahkannya kepada ulama tersebut.

Kemudian sang ulama tersebut menyampaikan permintaan kedua yaitu pria tersebut disuruh ke lapangan yang luas, dan menyebar bulu angsa dalam bantal tersebut di lapangan. Pria itu mulai heran, apa maksud ulama ini. Bagaimana mungkin bantal baru nan cantik ini dirusak. Tapi tanpa bertanya lebih lanjut, sesuai aturannya, pria tersebut menguraikan bula angsa dalam bantal tersebut dan akhirnya bulu-bulu tersebut berterbangan ke angkasa diterpa angin kesana-kemari.

Pria itupun kembali kepada ulama tersebut, dan menyampaikan bahwa tugas keduanya telah diselesaikan dengan baik. Lalu, dia minta disampaikan tugas yang ketiga. Dan, terperanjatlah pria tersebut, karena permintaan ketiga dari sang ulama tersebut adalah mengumpulkan bulu-bulu yang sudah berterbangan tadi menjadi kembali seperti semula.

Pria tersebut tentu saja keberatan dengan tugas tersebut. Karena bagaimanapun bulu-bulu tersebut telah berterbangan kesana-kemari dan tidak diketahui secara pasti posisinya sekarang.

Sang ulama itu lalu berkata kepadanya:

"Begitulah fitnah kalau sudah menyebar, membuatnya menjadi baik kembali bukanlah pekerjaan yang mudah. Ada luka-luka menganga yang sulit untuk disembuhkan".

—————
Jangan suka menebar fitnah, tapi jika difitnah, bersabarlah. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. Allah menyukai Orang-orang yang bersabar
loading...

0 komentar:

Post a Comment

Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih