Tuesday, May 28, 2013

Hikmah Larangan Kencing Beridri [+Adab Buang Air]

Buang air kecil (atau kencing) merupakan salah satu kebutuhan manusia. Setiap manusia melakukan aktifitas  ini untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme tubuh atau mengeluarkan kotoran tubuh.

Sebagai agama yang sempurna, Islam mengajarkan penganutnya untuk melakukan aktifitas yang satu ini  ini dengan tuntunan-tuntunan yang penuh hikmah. Salah satu tuntunan tersebut adalah larangan kencing sambil berdiri.  Memang, persoalan kencing sambil berdiri masih diperdebatkan oleh para ulama. Sebagian besar ulama menyatakan boleh kencing berdiri. Tapi tetap saja lebih dianjurkan sambil duduk, kecuali dalam keadaan mendesak.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ashabus Sunan dari Aisyah radhiyallahu'anha,  beliau menyatakan bahwa  Rasulullah SAW tidak pernah kencing sambil berdiri.


Dipandang dari sudut kesehatan dan medis, ada yang menyatakan bahwa kencing berdiri merupakan salah satu penyebab penyakit batu karang dan lemah syahwat bagi sebagian lelaki.

Kebanyakan orang yang biasanya kencing berdiri, kemudian mereka akan mendirikan solat, ketika akan rukuk atau sujud maka terasa ada sesuatu yang keluar dari kemaluannya, itulah sisa air kencing yang tidak habis keluar ketika kencing sambil berdiri. Apabila perkara ini terjadi dengan sengaja dan sepengetahuan orang tersebut, maka boleh jadi solat yang dikerjakannya menjadi tidak sah, sebab air kencing adalah najis dan hadas, sedangkan salah satu syarat sahnya solat adalah suci dari hadas kecil maupun hadas besar.

Umumnya, kita memandang sepele terhadap cara dan tempat buang air, mungkin karena pertimbangan waktu atau situasi dan kondisi yang mengharuskan (terpaksa) untuk kencing berdiri tanpa menyangka keburukannya dari sisi kesehatan. Orang dulu mempunyai budaya melarang anak kencing berdiri sehingga kita sering mendengar pepatah “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”, kerana memang terdapat efek negatif dari kencing berdiri.

Kebiasaan orang kencing berdiri akan mudah lemah batin, kerana sisa-sisa air dalam pundi-pundi yang tidak habis terpancar menjadikan kelenjar otot-otot dan urat halus sekitar zakar menjadi lembek dan kendur.

Berbeda dengan buang air mencangkung, dalam keadaan bertinggung tulang paha di kiri dan kanan merenggangkan himpitan buah zakar. Ini akan memudahkan air kencing mudah mengalir habis dan memudahkan untuk menekan pangkal buah zakar. Sambil berdehem-dehem, dengan cara ini, air kencing akan keluar hingga habis, malahan dengan cara ini kekuatan sekitar otot zakar terpelihara.

Ketika buang air kencing berdiri ada rasa tidak puas, kerana masih ada sisa air dalam kantong dan telur zakar di bawah batang zakar. Ia berkemungkinan besar menyebabkan batu karang. Kenyataan membuktikan bahwa batu karang yang berada dalam ginjal atau kantong dan telur zakar adalah disebabkan oleh sisa-sisa air kencing yang tidak habis keluar. Endapan demi endapan akhirnya mengkristal/mengeras seperti batu karang.

Jika anda meneliti sisa air kencing yang tidak dibersihkan dalam bilik mandi, anda bayangkan betapa keras kerak-keraknya. Bagaimana jika itu ada di kantong kemaluan Anda?

Memang, buang air kecil kelihatan sepele, tapi Rasulullah SAW pernah mengingatkan kita bahwa hal ini bisa mendatangkan azab kubur yang dahsyat. Dalam sebuah hadits, Nabi  mengingatkan: “Hati-hatilah kalian dalam masalah kencing, karena kebanyakan siksa kubur dikarenakan tidak berhati-hati dalam kencing”.

Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata: Rasulullah saw. pernah melalui dua buah kubur, lalu beliau bersabda: Ingat, sesungguhnya dua mayat ini sedang disiksa, namun bukan karena dosa besar. Yang satu disiksa karena dia dahulu suka mengadu domba, sedang yang lainnya disiksa karena tidak membersihkan dirinya dari air kencingnya. Kemudian beliau meminta pelepah daun kurma dan dipotongnya menjadi dua.

Setelah itu beliau menancapkan salah satu pada sebuah kuburan dan yang satunya lagi pada kuburan yang lain seraya bersabda: Semoga pelepah itu dapat meringankan siksanya, selama belum kering. (Shahih Muslim No. 439)

Berikut ini beberapa adab Buang Air Kecil dan Masuk WC dalam Islam:

1. Buang air mencangkung.
Janganlah buang air sambil berdiri jika tidak terpaksa/darurat, hal ini agar kotoran boleh keluar lancar sehingga tidak menjadi penyebab batu karang atau pun lemah syahwat

2. Menggunakan alas kaki.
Menurut sebuah kajian, di dalam kamar mandi/bilik air ada sejenis virus yang masuk melalui tapak kaki orang yang ada di bilik air tersebut. Dengan proses waktu yang panjang virus tersebut naik ke atas tubuh dan ke kepala merusak jaringan otak yang menyebabkan otak lemah tak mampu lagi mengingat, blank semua memori otak sehingga nyanyuk. Sandal hendaknya diletakkan di luar bilik air, jangan di dalam bilik air, karena semakin kotor, lembab dan tidak mengenai sasaran kebersihan.

3. Masuk kamar mandi /bilik air dengan kaki kiri dan keluar dengan kaki kanan
Inilah sunnah yang diperintahkan oleh Nabi, dan juga disunnahkan untuk membaca doa sebelum masuk kamar mandi (doa dibaca di luar bilik mandi) dan setelah keluar dari bilik mandi. Berbeda jika kita masuk masjid dan rumah, masuk masjid atau rumah dengan kaki kanan dan keluar dengan kaki kiri.

4. Beristinjak dengan air dan dengan tangan kiri
Beristinjak (bersuci dan membersihkan kotoran) dengan air, bukan dengan tissue atau lainnya kecuali jika tidak ditemukan air ketika dihutan, padang pasir dsb. Boleh gunakan tissue tapi harus dibilas lagi dengan air setelahnya. Syarat kebersihan dan kesucian dari najis menurut syariat adalah hilang warna, hilang bau, dan hilang rasa dari najis tersebut. Beristinjak juga disunnahkan dengan tangan kiri, inilah pembahagian tugas dari tangan, bagaimana tangan kiri untuk urusan ‘belakang’ sedangkan untuk makan & minum disunnahkan dengan tangan kanan, jangan dicampuradukkaan, tangan yang untuk urusan belakang itu juga untuk makan. Dan Nabi melarang makan & minum dengan tangan kiri.

5. Jangan merancang/merencana sesuatu di bilik air
Nabi sangat melarang merancang atau membuat suatu rancangan/idea/inspirasi di dalam bilik air, kerana bilik air adalah markas syaitan sebagaimana doa kita ketika hendak masuk bilik air: “Allahumma inni a’udzubika minal khubutsi wal khabaits”. (Yaa Allah, aku berlindung kepada-Mu dari godaan syaitan laki-laki maupun perempuan).

Kerana dikhawatirkan rancangan / idea / inspirasi yang didapati berasal dari bisikan syaitan yang kelihatannya baik tapi setelah dijalankan ternyata banyak mudarat/keburukannya. Begitu juga setelah keluar bilik air, baca istighfar dan doa keluar bilik air. Secara adab dan budaya pun sangat tidak baik, sambil buang kotoran mencari idea/inspirasi atau merancangkan sesuatu yang baik apalagi sesuatu itu menyangkut hajat hidup orang ramai. Disunahkan juga untuk menyegerakan keluar bilik air apabila hajat sudah selesai, bukan malah bernyanyi-nyanyi apalagi sambil baca buku atau akhbar.

6. Ketika buang air dilarang menghadap atau membelakangi kiblat.
Apabila lubang bilik air menghadap kiblat hendaklah ketika buang air badan agak diserongkan sedikit.
loading...

0 komentar:

Post a Comment

Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih