Orang Rajin Bersedekah Itu Bahagia, begini penjelasan ilmiahnya...

Pernahkah kita merasakan, ketika kita mengeluarkan sedekah kepada orang yang membutuhkan, ketika kita bisa membantu meringankan beban orang lain, lalu muncul perasaan bahagian entara dari mana dalam lubuk hari kita?;

Wednesday, May 30, 2018

[Tuntunan Nabawi] Ada Banyak Cara Untuk Menjadi Sebaik-baik Manusia

Semua orang tentu saja bercita-cita untuk menjadi yang terbaik dalam hidupnya. Apapun status dan kedudukannya, menjadi yang terbaik adalah kebanggaan.

Dalam Islam, seorang muslim diajarkan pula untuk menjadi sosok yang terbaik, tidak hanya sekedar baik.

Lantas, siapakah orang-orang yang terbaik itu? Apa kriterianya?

Berdasarkan hadits-hadits Rasululah Saw, ada beberapa kriteria orang terbaik dalam dunia ini, yaitu:

1. RASULULLAH SAW bersabda:
( خيركم من تعلم القرآن وعلمه )
صحيح البخاري 
5027
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya."
(HR. Bukhari 5027 )

2. RASULULLAH SAW bersabda:
( خياركم أحاسنكم أخلاقا )
صحيح البخاري 6035

"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya " (HR. Bukhari 6035)

3. RASULULLAH SAW bersabda:
( خيركم أحسنكم قضاء )
أي عند رد القرض .
صحيح البخاري رقم 
2305

"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik dalam membayar (mengembalikan hutang)(HR. Bukhari 2305)

4. RASULULLAH SAW bersabda:
( خيركم من يُرجى خيره ويُؤمٓن شره )
صحيح الترمذي / 2263

"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling boleh diharapkan kebaikannya dan aman dari keburukannya " (HR. Tirmidzi 2263)

5. RASULULLAH SAW bersabda:
( خيركم خيركم لأهله )
صحيح ابن حبان / 4177

"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik terhadap ahli keluarganya (istrinya)"
(HR. Ibnu Hibban : 4177)

6. RASULULLAH SAW bersabda:
( خيركم من أطعم الطعام وردَّ السلام )
صحيح الجامع / 3318

"Sebaik-baik kalian adalah orang yang memberi makan (kepada orang lain) dan menjawab salam"
(Shahih Al Jami' 3318)

7. RASULULLAH SAW bersabda:
( خياركم ألينُكم مناكب في الصلاة )
الترغيب والترهيب 234/1
أي: يفسح لمن يدخل الصف في الصلاة .

"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik dalam meluaskan tempat ( bagi orang masuk dalam saf) dalam solat." (Targhib wa Tarhib 1/234)

8. RASULULLAH SAW bersabda:
( خير الناس من طال عمره وحسن عمله )
صحيح الجامع 3297

"Sebaik-baik manusia adalah orang yang panjang umurnya dan baik amal perbuatannya."  (Shahih al Jami' 3297)

9. RASULULLAH SAW bersabda:
( خير الناس أنفعهم للناس )
صحيح الجامع 3289

"Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain." (Shahih al Jami' 3289)

10. RASULULLAH SAW bersabda:
( خير الأصحاب عند الله خيركم لصاحبه، وخير الجيران عند الله خيركم لجاره )
صحيح الأدب المفرد/84

"Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah orang yang paling baik terhadap sahabatnya. Sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah orang yang paling baik terhadap tetangganya" (Shahih Adabul Mufrod : 84)

11. RASULULLAH SAW bersabda:
( خير النَّاس ذو القلب المَخْمُوم واللِّسان الصَّادق ) قالوا : صدوق اللسان نعرفه ، فما مخموم القلب ؟ قال :
( هو النقي ، التقي ، لا إثم عليه ، ولا بغي ، ولا غل ، ولا حسد ) . صحيح الجامع / 3291

"Sebaik-baik manusia adalah orang yang memiliki hati yang makhmum dan lisan yang jujur." Para sahabat bertanya : Lisan yang jujur kami faham, maka apa yang dimaksud dengan hati yang makhmum? Baginda bersabda : "orang yang memiliki hati bersih dan bertakwa, tidak ada dosa, tidak berbuat zalim, serta tidak ada kebencian dan hasad"*
(Shahih al Jami' 3201)

جعلني الله واياكم من خير الناس
Semoga Allah Ta'ala menjadikan kita semua sebagai orang yang terbaik, aamiin.

loading...

Tuesday, May 29, 2018

[Sejarah Singkat] 10 Ulama Besar Yang Pernah Dikriminalisasi dan Dipenjara Oleh Penguasa di Masanya

Dalam dinamika sejarah, kriminalisasi ulama bukanlah hal baru. Ada banyak ulama yang demi kebenaran, berani mengkritik penguasa.

Mereka ini ulama-ulama lurus yang tidak silau dengan iming-iming penguasa dan kepentingan duniawi. Yang benar akan dikatakan benar; dan yang salah akan dikatakan salah. Hadits nabi mengenai keutamaan jihad kepada penguasa yang lalim dan tiran dipegang dengan baik oleh mereka. Akibat dari keteguhan ini, mereka bisa mengalami kriminalisasi dan penyiksaan.

Berikut ini ada 10 ulama besar yang pernah menjadi korban kriminalisasi oleh penguasa di masa mereka:

1. Sa’id bin Musayyab
Seorang ulama besar bernama Sa`id bin al-Musayyib pernah mengalami kriminalisasi saat menolak baiat kepada putra Abdul Malik (al-Walid dan Sulaiman) sebagai ganti dari Abdul Aziz bin Marwan, akhirnya Hisyam bin Ismail [selaku Gubernur Madinah] memberi sanksi 60 cambukan kepadanya, dan dipenjara. [Siyaru A`lâm An-Nubalâ, 5/130] Pada riwayat lain bahkan Sa`id diboikot, tidak diajak bicara[al-Thabâqatu al-Kubra, 5/128], bahkan dicambuk [Siyaru A`lâm An-Nubalâ, 4/232].

2. Sa’id bin Jubair
Lebih parah dari itu peristiwa itu, Sa`id bin Jubair seorang Tabi`in dipenggal kepalanya oleh Hajjaj bin Yusuf al-Tsaqafi, yang merupakan panglima ‘bertangan besi’ dari kekhilafaan Umawi, gara-gara menentang khilafah Umawi bersama Ibnu al-Asy`ats [Wafayâtul A`yân, 2/373] Demi memegang kebenaran, ia tak gentar kalaupun pada akhirnya harus gugur.

3. Abu Hanifah
Pada zaman khilafah Abbasiyah, Imam Abu Hanifah dicambuk [Târîkh Baghdâd, 13/327] dipenjara oleh al-Manshur gara-gara menolak dijadikan Hakm [Siyaru A`lam An-Nubalâ, 6/401].

Pada era Dinasti Umawiyah, tepatnya ketika Marwan bin Muhammad menjadi penguasa. Imam Abu Hanifah ditawari jabatan hakim, namun beliau bersikukuh untuk menolaknya. Akibatnya, di daerah bernama Al-Kinasah, beliau dicambuk seratus kali. Bahkan sebelumnya, ketika Sang Imam menampik tawaran Ibnu Hubairah menjadi pengurus Baitul Mal, akhirnya beliau pun dicambuk.

4. Tsufyan Ats-Tsauri
Senada dengan kisah tersebut, Imam Sufyan Ats-Tsauri pun pernah berselisih dengan al-Mahdi lantaran tidak mau dijadikan Hakim/Qadhi, sampai akhirnya ia lari ke Bashrah [Hilyatul Auliyâ, 40/7-41]

5. Malik bin Anas

Nasib Imam Malik bin Anas juga tak jauh lebih indah, beliau dicambuk karena membangkang pada perintah Abu Ja`far al-Manshur, lantaran tetap meriwayatkan hadits, “Tidak ada talak bagi orang yang dipaksa.”[Wafayâtul A`yân, 4/137].

Wahid Abdussalam Bâli dalam buku “Ulamâ wa Umarâ`” (1410: 181) menceritakan konflik Imam Malik dengan penguasa. Alkisah, Ja’far bin Sulaiman –sepupu Abu Ja’far Al-Manshur- berniat buruk kepada Imam Malik. Dituduhkan rumor bahwa beliau tidak mengakui kepemimpinan Ja’far Al-Manshur. Mendengar berita itu, kuping Abu Ja’far panas, lalu memerintahkan kepada tentaranya untuk mencabuk beliau.

6. Imam Syafi’i

Murid beliau, juga mengalami hal yang susah bersama penguasa. Imam Syafi`i dituduh sebagai pendukung Syi`ah oleh pendengkinya, Mutharrif bin Mâzin. Bahkan dia memprovokasi Khalifah Harun Ar-Rasyid untuk menangkap Imam Syafi`i dan orang-orang alawiyin. Diutuslah Hammad al-Barbari untuk menangkap Imam Syafi`i dan orang-orang alawiyin. Ia dirantai dengan besi bersama orang alawiyin dari Yaman hingga Raqqah, kediaman Harun Ar-Rasyid [Siyaru A`lâm al-Nubalâ, 8/273]. Bayangkan, betapa sengsaranya dirantai dengan besi dari Yaman hingga Baghdad.

7. Ahmad bin Hanbal
Murid beliau pun, Imam Ahmad bin Hanbal juga pernah mengalami nasib yang lebih menyakitkan dengan penguasa. Ia dicambuk, dipenjara selama 30 bulan oleh Ma`mun gara-gara tidak mengakui kemakhlukan al-Qur`an sebagaimana yang diyakini mu`tazilah [al-Kâmil fi at-Târîkh, 3/180].

8. Imam Bukhari
Imam Bukhari pun akhirnya pergi dari negerinya karena “berusaha disingkirkan” oleh Penguasa Dhahiriyah di Bukhara saat itu, Khalid bin Ahmad al-Dzuhali. Penyebabnya, Imam Bukhari menolak permintaan Khalid untuk mengajar kitab “al-Jâmi`” dan “al-Târîkh” di rumahnya. Bukhari beralasan, seharusnya yang butuh ilmulah yang mendatanginya, bukan ulama yang mendatangi yang butuh. Pada akhirnya, Bukhari meninggalkan negerinya [Târîkh Baghdâd, 2/33].

9. Imam Nawawi
Menurut Ibnu al-Aththar, Imam Nawawi adalah ulama yang berani berhadapan langsung dengan penguasa. Demi kebenaran, dia tidak takut dicela. Jika tidak mampu menghadapi secara langsung, beliau menyampaikan kritik dengan mengirim surat.

Suatu saat, akibat kritikan yang sangat sangat tajam kepada Sultan Dhahir Baibars, hampir saja Imam Nawawi dikriminalisasi dan disiksa. Kritik Imam Nawawi ini diarahkan kepada sang penguasa karena kasus Hauthah. Inti permasalahannya, kerika Dhahir berada di Damaskus -pasca kekalahan Tatar-, ia mempercayakan kepengurusan Baitul Maal kepada orang bermadzhaf Hanafi. Berdasarkan madzhab Hanafi, harta yang dikuasai Tatar (musuh), maka otomatis harta dikuasai penguasa. Lantas Imam Nawawi dan ulama lain mengkritik pendapat tersebut. Dan kritik paling keras adalah yang disampaikan Imam Nawawi.

Sang Sultan marah dan mengira bahwa itu dilakukan Imam Nawawi karena kepentingan jabatan duniawi karena telah disingkirkan. Ternyata, beliau sama sekali tidak memiliki jabatan dan kepentingan dunia. Setelah kesalahpahaman ini berakhir, Imam Nawawi dicintai dan diagungkan oleh Sultan Dhahir Baibars. (al-Imaam al-Nawawi- Syaikh al-Muhadditsin wa al-Fuqahaa, 1995: 110, 111)

10. Ibnu Taimiyah
Nasib ulama lain yang tidak kalah susah adalah seperti yang dialami Imam Ibnu Taimiyah diadukan kepada Emir Humsh al-Afram, oleh orang-orang sufi. Sampai pada akhirnya karena dianggap membuat keresahan [oleh para pembencinya], ia pun dipenjara, dan mati di dalam penjara [al-Bidâyah wa al-Nihâyah, 14/41].

Demikianlah 10 contoh ulama besar yang pernah dikriminalisasi penguasa. Salah satu yang bisa diambil dari mereka adalah ketegaran dan keberanian dalam membela dan menyampaikan kebenaran walaupun kepada orang yang berkuasa, apapun konsekuensi yang harus mereka terima.
loading...

[Kisah Nyata]: Buah Dari Menunaikan Amanah dan Kejujuran

Kisah ini terjadi pada salah satu ulama ahli hadits, beliau adalah Al Qadhi Muhamad bin Abdul Baqi Al Anshari Al Bazzar, beliau dikenal dengan julukan Qadhi Al Marastan, beliau meninggal pada tahun 535 Hijriyah.

Kisah ini benar-benar menakjubkanku dan juga mengharukan. Padanya terdapat pelajaran yang banyak yang bisa kita petik dari kisah tersebut.

Nah, penasaran kan? Ayo kita simak bersama-sama kisah ini!

“BUAH DARI MENUNAIKAN AMANAH”

Dikisahkan, pada suatu hari beliau sedang berada di Mekkah,  bertepatan dengan musim haji.

Pada saat itu, beliau kehabisan bekal, tidak memiliki harta sedikitpun dari harta dunia. Suatu hari, beliau ditimpa oleh rasa lapar yang luar biasa. Beliau akhirnya keluar untuk mencari sepotong roti atau sesuatu yang dapat mengganjal perutnya dari rasa lapar.

Tiba-tiba beliau menemukan sebuah bungkusan dari kain sutra berwarna merah yang terjatuh di tanah. Beliau mengambil bungkusan tersebut dan membukanya. Beliau mendapatkan didalamnya sebuah kalung yang berharga terbuat dari permata, diperkirakan kalung tersebut senilai 50 ribu dinar. Beliau pun segera mengikatnya kembali dan menyimpannya.

Tatkala beliau sedang menyusuri perjalanannya, tiba-tiba ada seorang laki-laki berteriak-teriak kehilangan kalung. Dia berteriak-teriak kepada manusia bahwa dia telah kehilangan bungkusan yang terbuat dari kain sutra. Dia menjanjikan bahwa barangsiapa yang menemukannya maka akan diberi hadiah 50 dinar.

Al Qadhi pun bertanya kepada orang tersebut tentang isi bungkusan tersebut. Dia pun menjawab bahwa didalamnya terdapat sebuah kalung permata yang mahal. Kemudian beliau bertanya tentang ciri-ciri bungkusannya kepada orang tersebut. Ketika orang tersebut telah mengkabarkan ciri-ciri bungkusan kalung tersebut dengan benar, maka Al Qadhi bersegera mengembalikan bungkusan yang ia temukan kepada orang tersebut.

Orang tersebut kemudian mengeluarkan 50 dinar dan diserahkan kepada Al Qadhi, namun beliau enggan menerimanya, sembari berkata: “Tidak sepantasnya bagiku mengambil upah dari barang temuan yang aku temukan dan aku kembalikan kepada pemiliknya. Sesungguhnya aku mengembalikan kalung ini kepadamu bukan karena aku berkeinginan besar untuk mendapatkan hadiah, tetapi aku berkeinginan besar untuk mendapatkan keridhoan Rabb-ku.
Sungguh luar biasa!

Beliau enggan menerima hadiah tersebut,  padahal beliau sedang dalam keadaan ditimpa kelaparan dan belum mendapatkan sepotong roti yang kering yang bisa mengganjal perutnya dari kelaparan. Pemilik bungkusan tersebut akhirnya mendoakan kebaikan untuk beliau, lalu pergi meninggalkannya.

Al Qadhi Al Muhaddits menetap beberapa hari di Mekkah, kemudian beliau putuskan untuk pergi naik kapal, barangkali bisa menemukan sesuatu yang bisa dijadikan modal.

Tatkala beliau berada ditengah laut, tiba-tiba datanglah badai, mengombang-ambingkan kapal beliau, sampai akhirnya badai tersebut menghantam dan menghancurkan kapal serta menenggelamkannya. Al Qadhi bertaut pada sebuah papan pecahan perahu. Beliau terus bertautan dengannya, sedangkan ombak terus mengombang-ambingkan beliau selama beberapa hari ditengah laut, sampai akhirnya menghempaskan beliau ke daratan.

Sungguh-sungguh beliau telah kehabisan tenaga dan tertimpa keletihan yang sangat. Beliau berusaha mengumpulkan sisa-sisa tenaganya dan menyeret tubuhnya hingga sampai di sebuah masjid. Setelah tiba didalam masjid, beliau tersungkur jatuh karena keletihan dan kelaparan. Beliau tidak tahu tempat apa yang dia singgahi ini, dan tidak pula mengenal seorang pun dari penduduk tempat tersebut.

Datanglah seorang penduduk dan masuk kedalam masjid, dan tatkala dia melihat Al Qadhi, lalu dia mendekatinya dan bertanya tentang keadaan beliau. Beliau pun menceritakan apa yang telah menimpa beliau. Setelah beliau menceritakan kisahnya, orang tersebut menghidangkan makanan dan minuman serta pakaian untuk menghangatkan badan.

Orang tersebut mengkabarkan bahwa penduduk negeri ini sedang mencari orang yang bisa dipekerjakan sebagai imam shalat di dalam masjid ini. Dan ketika Al Qadhi menyampaikan bahwa dia telah hafal Al Quran, maka bersegera penduduk negeri tersebut mempekerjakan beliau untuk menjadi imam masjid. Dan ketika mereka tahu bahwa beliau pintar menulis, maka mereka bersegera mempekerjakan beliau untuk juga menjadi guru untuk mengajari anak-anak mereka.

Beliau berkata: “Akhirnya aku pun mendapatkan uang dari pekerjaan tersebut, kini keadaanku jauh lebih baik”.

Suatu hari, penduduk negeri datang menemuiku, mereka berkata: “Sesungguhnya kami memiliki anak perempuan yang yatim, kami ingin menikahkan dia denganmu.” Mereka terus mendesakku, dan akhirnya aku pun setuju.

Tatkala mereka membawaku masuk untuk menemui anak perempuan tersebut, aku melihat sebuah kalung mutiara yang indah melingkar di lehernnya. Aku tidak dapat mengedipkan mataku memandangi kalung tersebut, aku benar-benar dalam keadaan bingung dan heran. Kalung tersebut adalah kalung yang aku temukan di Mekkah. Tatkala aku masih terus memandang kalung tersebut, tiba-tiba saja anak perempuan tersebut lari keluar sambil menangis terisak-isak. Ia berkata kepada penduduk negeri,  “Sesungguhnya dia (Al Qadhi) tidak ingin melihat wajahku, dia hanya mengangkat pandangannya ke kalung yang tergelantung didadaku.”

Keesokan harinya, ketika aku selesai mengimami mereka shalat Shubuh, mereka menyampaikan kepadaku tentang keluhan anak perempuan itu. Aku pun menceritakan kepada mereka,  bahwa dulu aku menemukan kalung itu tergeletak di tanah di Al Masjidil Haram terbungkus oleh kain sutra berwarna merah, kemudian aku kembalikan kepada pemiliknya.

Tiba-tiba saja mereka semua bertakbir, “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar!”,
Masjid bergema, sampai-sampai masjid terasa bergetar disebabkan oleh takbir-takbir mereka.

Kemudian mereka menceritakan kepadaku, bahwa pemilik kalung tersebut adalah ayah dari anak perempuan yang yatim tersebut, dia tidak memiliki anak selain dia. Dahulu ayahnya menjadi imam shalat di masjid ini. Dia sudah meninggal dunia pada tahun yang lalu. Semenjak dia pulang dari ibadah haji, dia tidak pernah berhenti berdoa dengan doa ini, dan kami pun men-amin-kan dibelakangnya: “Wahai Rabb-ku, aku tidak pernah mendapatkan seorang pun semisal orang yang menemukan kalungku, Wahai Rabb-ku, pertemukanlah aku dengannya, sehingga aku bisa menikahkan dia dengan anak perempuanku satu-satunya!”

“Sungguh Allah telah mengkabulkan doanya, Allah telah mendatangkanmu kesini dan menikahkanmu dengan anak perempuannya, meskipun setelah ayahnya meninggal.”

INILAH BALASAN DARI PENUNAIAN AMANAH DAN  KEMURNIAN DIRI.

Sumber kisah:

Kitab: “Mir’aatuz Zamaan Fi Tarikhul A’yan”. Diringkas oleh Al Imam Adz Dzahabi rahimahullah.

Kemudian Ibnu Rajab rahimahullah berkata:
“Sungguh kisah ini terkandung didalamnya faedah bahwa tidak boleh menerima hadiah dari penunaian sebuah amanah, karena wajib baginya mengembalikan suatu amanah tanpa upah balasan, hal ini jika dia mengambil barang temuan tersebut tidak diniatkan untuk mendapatkan upah yang telah dipersyaratkan. Telah ternukil dari Imam Ahmad -semoga Allah meridhoinya- bahwa termasuk yang semisal ini adalah wadhi’ah (barang titipan). Tidak boleh bagi orang yang mengembalikan barang titipan kepada pemiliknya mengambil hadiahnya, kecuali jika memang dia niatkan (dari amalannya) untuk mendapatkan upah.”

Berkata Ibnu Rajab rahimahullah: “Demikian pula dikisahkan kisah ini oleh Yusuf bin Khalil Al Hafizh dalam kitabnya ‘Al Mu’jam”.

Semoga kisah ini banyak memberikan faedah yang bermanfaat untuk kita semua.
Barakallahu fikum.

Lihat:
Dzail Thabaqat Al Hanabilah: 1/434.
Siyar A’lam An Nubala: 20/23.
Syadzarat Adz Dzahab 4/108.
loading...

Monday, May 28, 2018

Tulus Dalam Memberi Nasihat

Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyyah rahimahullah menyatakan :

إنّ الناصح لا يُعاديك إذا لم تقبلْ نصيحته، وقال: قد وقع أجري على الله -قبلتَ أو لم تَقْبَلْ- ويدعو لك بظهر الغيب، ولا يذكُر عيوبَك، لا يُبَيّنُها للناس.والمؤنَبُ ضد ذلك

"Seorang yang betul-betul tulus dalam memberikan nasihat tidak akan pernah memusuhimu di saat kamu menolak nasihatnya. Bahkan dia hanya mengatakan, 'Telah tetap pahala untukku dari sisi Allah; baik kau menerima nasihatku maupun tidak.'

Lantas dia akan mendoakanmu saat kamu tidak tahu, tidak menyebutkan dan menyebarkan aib-aibmu ke tengah-tengah manusia. Sedangkan pencela, sikapnya bertentangan dengan ini semua." (Ar Ruh, hlm. 233)

Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari penjelasan Imam Ibnul Qayyim rahimahullah di atas, berikut kita sebutkan di antaranya :

- Seorang yang memang ikhlas dalam memberikan nasihat tidak akan kecewa saat nasihatnya ditolak. Bahkan dia terus bersemangat dalam memberikan nasihat agar kebenaran yang disuarakannya bisa kemudian diamalkan oleh kawannya.

Kesedihan dia bukan karena nasihatnya ditolak; namun karena kawannya yang enggan mengamalkan kebenaran.

- Bimbingan bagi tiap-tiap pemberi nasihat untuk berhias diri dengan sifat pemberi nasihat yang disebutkan Ibnul Qayyim rahimahullah.

- Berbeda antara orang yang ingin menjatuhkan kita dengan orang yang betul-betul ikhlas dalam memberi nasihat. Meski secara tindakan sama. Namun perbedaan sebagaimana diuraikan di atas. 
loading...

Friday, May 25, 2018

[Fakta Ilmiah] Puasa Melindungi dan Meningkatkan Kinerja Otak Manusia...

Assalamu alaikum sahabat semua... Bagaimana kabarnya? Gimana puasa hari ini? Semoga lancar dan diterima oleh Allah Swt.

Kali ini, admin ingin share sesuatu yang spesial tentang ibadah puasa. Mudah-mudahan bisa meningkatkan semangat dan keikhlasan kita dalam beribadah.

Sekelompok peneliti di Amerika Serikat menemukan suatu fakta ilmiah menarik, yaitu bahwa puasa ternyata sangat baik untuk otak manusia.

Salah satu peneliti yang terlibat adalah Mark Mattson, seorang ahli saraf di Johns Hopkins University. Dia mempelajari bagaimana membatasi makan bisa melindungi otak manusia dari penyakit saraf yang memburuk seiring waktu.

Penyakit saraf yang dimaksud di antaranya adalah Alzheimer dan Parkinson. Tim peneliti ini menemukan, mengendalikan dan membatasi asupan kalori bisa meningkatkan ingatan, emosi, dan keadaan pikiran seseorang.

Penelitian selama bertahun-tahun ini mengkonfirmasi kaitan antara jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh dengan kemampuan mental. Kalori di sini menjadi ukuran energi dalam makanan.

Hal ini terjadi karena metabolisme tubuh. Setiap kali kita makan, glukosa dari makanan disimpan di hati dalam bentuk glikogen. Tubuh membutuhkan waktu sekitar 10 hingga 12 jam untuk menggunakan semua glikogen tersebut.

"Setelah glikogen habis, tubuh Anda mulai membakar lemak yang diubah menjadi bahan kimia yang digunakan oleh neuron sebagai energi," tulis para peneliti dalam laporan di Johns Hopkins Health Review.

"Bahan kimia ini penting untuk belajar, memori, dan kesehatan otak secara keseluruhan," sambung laporan tersebut dikutip dari VOA News, Senin (21/05/2018). Ini berbeda ketika kita tidak berpuasa. Kita akan makan tiga kali sehari dan ditambah camilan di antara waktu makan. Akibatnya, tubuh tidak punya waktu untuk menggunakan semua glikogen di hati. Dengan kata lain, bahan kimia yang penting untuk pembelajaran dan ingatan tidak diproduksi.

Mattson juga menyebut, latihan fisik atau olahraga juga bisa membuat tubuh menggunakan glikogen dalam hati. "Olahraga terbukti memiliki efek positif yang sama pada otak saat berpuasa," ujar Mattson.

Untuk itu, para peneliti menyarankan mengurangi makan atau berpuasa setidaknya dua hari dalam seminggu atau puasa Senin-Kamis. Dengan gaya berpuasa tersebut, koneksi saraf di hippocampus meningkat. Bagian otak tersebut mengendalikan emosi dan memori jangka panjang.

Tak hanya itu, berpuasa atau diet kontrol kalori juga melindungi neuron dari penumpukan plak amyloid. Plak amyloid adalah protein yang biasa ditemukan di otak penderita Alzheimer.

Sumber: https://sains.kompas.com/read/2018/05/22/183400423/puasa-lindungi-kinerja-otak-kok-bisa-.

Nah, bagaimana? Masih enggan puasa???
loading...

Thursday, May 24, 2018

Rumus Cerdas Manghadapai Kesulitah Hidup di Dunia

1. Rumus Pertama
"Engkau tidaklah sendirian (yang mengalami kesulitan)..."

2. Rumus Kedua
"Allah Ta’ala tidak mungkin menakdirkan sesuatu, melainkan pasti ada hikmahnya..."

3. Rumus Ketiga
"Yang mendatangkan manfaat dan menolak madharat adalah Allah Ta’ala, karena itu jangan bergantung, kecuali hanya kepada Allah Ta’ala. (Jangan lupakan sllu berdoa)..."

4. Rumus Keempat
"Apa yang telah ditetapkan untukmu, tidak akan meleset darimu, dan apa yang tidak ditetapkan untukmu, maka tidak akan mengenaimu..."

5. Rumus Kelima
"Kenalilah hakikat dunia, pasti engkau akan tenang (ini dunia bukan surga)..."

6. Rumus Keenam
"Berprasangka baiklah kepada Rabbmu, yaitu Allah Ta’ala..."

7. Rumus Ketujuh
'Pilihan Allah Ta’ala untukmu itu lebih baik, dari pada pilihanmu untuk dirimu sendiri..."

8. Rumus Kedelapan
"Semakin sulit ujian, berarti semakin dekat jalan keluar..."

9. Rumus Kesembilan
"Jangan berfikir tentang bagaimana jalan keluarnya, karena sesungguhnya Allah Ta’ala jika menghendaki sesuatu pasti menyiapkan solusinya, ada cara yang tidak terbayangkan (jika bertaqwa dan bertawakkal)..."

10. Rumus Kesepuluh
"Hendaklah engkau berdoa kepada Dzat yang di TanganNya semua kunci jalan keluar..."

Satu Tangan yang menarik engkau untuk bangkit, itu lebih baik daripada Seribu Tangan yang menjabat Anda ketika sukses...

"Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan..."
(QS Al Insyirah ayat 6 juz 30)
loading...

Wednesday, May 23, 2018

Air Pati Bawang: Resep Tradisional Obat Batuk Dari Amerika Selatan... Begini Cara Membuatnya

Batuk merupakan salah satu keluhan yang dilami banyak orang. Menurut wikipedia, batuk bukanlah suatu penyakit, melainkan merupakan mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu, asap dan sebagainya.

Batuk terjadi karena rangsangan tertentu, misalnya debu di reseptor batuk (hidung, saluran pernapasan, bahkan telinga). Kemudian reseptor akan mengalirkan lewat saraf ke pusat batuk yang berada di otak. Di sini akan memberi sinyal kepada otot-otot tubuh untuk mengeluarkan benda asing tadi, hingga terjadilah batuk.

Srangan batuk sangat menggangu aktifitas sehari-hari. Batuk dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu batuk akut dan batuk kronis, keduanya dikelompokkan berdasarkan waktu.

Batuk akut adalah batuk yang berlangsung kurang dari 14 hari, serta dalam 1 episode. Bila batuk sudah lebih dari 14 hari atau terjadi dalam 3 episode selama 3 bulan berturut-turut, disebut batuk kronis atau batuk kronis berulang.

Batuk kronis berulang yang sering menyerang anak-anak adalah karena asma, tuberkolosis (TB), dan pertusis (batuk rejan/batuk 100 hari). Pertusis adalah batuk kronis yang disebabkan oleh kuman Bordetella pertussis.

Ada berbagai cara untuk menyembuhkan gejala batuk, baik secara tradisional maupun modern. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan bawang yang ada di rumah kita.

Pengobatan batuk dengan ramuan tradisiional ini sudah jamak dilakukan oleh masyarakat di Amerika Selatan, seperti di Parguay dan Republik Dominika.

Tak hanya batuk, ramuan ini juga ampuh untuk membasmi dahak dan membersihkan saluran pernafasan.

Bagaimana caranya?

1. Iris bawang kecil-kecil.
2. Masukkan ke dalam toples.
3. Tambahkan taburan gula ke dalam irisan bawang, lalu aduk. Kalau tidak ada gula, boleh juga diganti dengan madu.
4. Tutup toples rapat-rapat.
5. Simpan toples di dalam kulkas semalaman (kira-kira 12 jam).
6. Pada pagi hari, keluarkan toples. Buka, maka akan terlihat air saripati bawang di bagian bawah.
7. Ambil satu sendok air pati bawang tersebut, lalu diminum.

Untuk selengkapnya, simak cara pembuatannya seperti dalam video di bawah ini:


Credit video: DW Arabic
loading...

[Kisah dan Ibrah]: Kasus Pembunuhan dan Sapi Betina

Dahulu kala di zaman Nabi Musa as, hiduplah seorang hartawan yang kaya raya. Kekayaannya melimpah ruah tidak terkira. Namun ia tidak punya anak keturunan yang akan mewarisi kekayaannya. Ahli waris yang ada hanyalah para kerabatnya.

Salah seorang pemuda dari kerabatnya sangat menginginkan harta yang banyak tersebut. Imam Ibnu Jarir Ath Thabary menukilkan dalam tafsirnya tiga versi riyawat tentang pemuda ini. Ada yang mengatakan dia salah seorang kerabatnya atau walinya. Ada riwayat menyebutkan pemuda tersebut adalah anak laki-laki dari saudara hartawan tersebut. Riwayat ketiga menyebutkan ia seorang pemuda miskin yang melamar anak gadis hartawan tersebut. Tapi lamarannya ditolak.

Pemuda ini tidak sabar lagi untuk segera mendapatkan harta warisannya. Sekaligus mendapat uang diyat (pengganti) kematian hartawan itu. Karenanya, diam-diam ia merancang pembunuhan hartawan tersebut. Sekira-kira yang tertuduh nantinya adalah orang lain.

Pada suatu malam ia eksekusi pembunuhan tersebut. Kemudian mayatnya ia letakkan di depan sebuah rumah di desa (kabilah) yang lain. Sehingga penduduk desa itu akan menjadi tertuduh. Paling tidak, mereka bersama harus membayar diyat karena mayatnya berada di kampung mereka.

Keesokan harinya pemuda tersebut pura-pura mencari kerabatnya yang kaya raya itu, karena sudah hilang di desanya. Sampailah ia di lokasi mayat di desa tetangga. Terjadilah keributan karena penduduk desa tersebut menjadi tertuduh. Dan si pembunuh yang berpura-pura kehilangan kerabatnya itu, menuntut pembayaran diyat (ganti) atas kematian kerabatnya.

Akhirnya keributan itu berhenti setelah ada yang mengusulkan agar melaporkan kasus ini kepada Nabi Musa. Sekaligus meminta petunjuk untuk menyingkap siapa gerangan pembunuh sebenarnya.

Maka Nabi Musa ketika itu memohon petunjuk kepada Allah. Agar diberitahu siapa sebenarnya pembunuh lelaki kaya tersebut. Ternyata Allah tidak langsung memberikan jawaban. Allah malah memberikan pelajaran berharga kepada mereka (bani Israil).

Allah memerintahkan mereka untuk menyembelih seekor sapi. Mendengar perintah yang terkesan aneh ini, watak asli bani Israil ini muncul. Yaitu watak pembangkang, tidak patuh dan percaya (tsiqah) kepada Allah. Apalagi kepada NabiNya.

Respon awal mereka langsung melecehkan Nabi Musa. Seolah-olah yang berbicara kepada mereka bukanlah seorang Nabi. "Wahai Musa, apakah engkau jadikan kami sebagai bahan olok-olokkan?" Kata mereka kepada Nabi Musa.

Karena tidak ingin berdebat panjang dengan mereka, Nabi Musa langsung menjawab, "Aku berlindung kepada Allah agar aku tidak menjadi orang-orang yang bodoh".

Sebuah jawaban yang sangat tegas lagi serius dari seorang Nabi, agar kaumnya tersadar bahwa  titah Nabi itu tidak main-main. Dan bahwa titah Nabi itu datang dari Allah Yang Maha Tahu lagi Bijaksana.

Seharusnya bani Israil ketika itu harus langsung sadar dan mengeksekusi perintah dari Nabi mereka, untuk menyembelih seekor sapi. Tapi karena watak pembangkang, suka ngeles dan cari-cari alasan sudah terlanjur mengakar dalam diri mereka, justru mereka berkelit kembali.

Mereka bertanya, "Tolong tanya kepada Tuhanmu, agar Dia jelaskan kepada kami tentang sapi tersebut?". Sebuah pertanyaan yang menohok dan sangat kurang ajar. Mereka mengatakan kepada Nabi Musa "Tuhanmu". Seolah-olah Tuhan Nabi Musa bukan tuhan mereka. Dan seolah-olah mereka belum beriman kepada Allah, Tuhannya Nabi Musa.

Akan tetapi Nabi Musa tidak mau terseret dengan penyimpangan kaumnya. Beliau memberi jawaban yang tegas dan jelas. "Sapi yang dimaksud adalah sapi yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Pertengahan antara keduanya. Maka, laksanakanlah perintah Allah kepada kalian ini".

Jawaban ini sebenarnya sudah sangat jelas, tegas dan mudah dipahami untuk dilaksanakan. Bahkan dilengkapi dengan ungkapan "laksanakan" perintah Allah kepada kalian. Intruksi yang sangat gamblang. Mereka sudah bisa menyembelih sapi apapun yang penting pertengahan. Sehingga melepaskan kewajiban dan terbebas dari kerumitan serta keruwetan.

Akan tetapi, dasar bani Israil tetap bani Israil. Terlalu sering mereka "mbalelo" terhadap Nabi dan Rasul Allah. Mereka bertanya lagi, "Tanyakan kepada Tuhanmu, tolong jelaskan, sapi itu apa warnanya?". Sekali lagi mereka tak menganggap Tuhan Nabi Musa sebagai tuhan mereka.

Maka, tidak dapat tidak, permintaan ini mengakibatkan jawaban yang rinci. Allah memberikan jawaban: "Sapinya adalah sapi betina yang berwarna kuning, tua warnanya, yang menyenangkan orang yang memandangnya."

Rincian kriteria sapi ini telah membuat mereka menjadi sangat sulit dan susah. Apalagi dengan tambahan kriteria "menyenangkan" orang yang melihatnya. Tentulah sapinya sangat sehat, tidak ada cacat, tidak kurus, berisi lagi kekar dan "tongkrongannya" meyakinkan.

Sampai disini harusnya sudah langsung mereka eksekusi. Tapi lagi-lagi perangai buruk bani Israil ini menjadi-jadi. Mereka persulit diri mereka sendiri, maka Allah lebih mempersulit. Mereka cari-cari dalih untuk bertanya lagi: "Kriteria sapi itu masih belum jelas bagi kami, tolong tanyakan kepada Tuhanmu, agar Dia jelaskan seperti apa sapi tersebut?" Lalu mereka hibur diri mereka dengan harapan: "Mudah-mudahan kami mendapat petunjuk."

Jawaban Allah berikutnya tentu akan semakin mempersulit dan menambah beban mereka. Sebab, kriterianya semakin bertambah. Allah menjelaskan: "Sapi betina tersebut adalah sapi yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak untuk mengairi ladang, sehat dan tanpa belang sama sekali."

Setelah semua rincian yang sangat datail dan rumit ini, barulah bani Israil mengaku, "Sekarang, barulah engkau terangkan dengan benar." Seolah-olah jawaban-jawaban sebelumnya bukanlah sebuah kebenaran.

Akibatnya, mereka sangat susah menemukan sapi betina dengan kriteria yang sangat sempurna. Dan ketika mereka temukan sapi tersebut, harganya sangatlah mahal. Sapi tersebut milik seorang anak yatim yang shaleh. Imam As Suddi menyebutkan bahwa sapi itu harus mereka beli dengan harga emas seberat 10 kali lipat berat sapi tersebut.

Itu sebagai akibat (hukuman) atas pembangkangan dan "nyinyirnya" kepada perintah Allah dan Nabinya. Akhirnya mereka bisa menyembelih sapi yang disyaratkan Allah. Kemudian Nabi Musa mengambil sebagian daging sapi tersebut, lalu memukulkannya ke jasad mayat yang terbaring.

Dengan izin Allah mayat itu hidup kembali. Ia bangkit dan berkata, "Orang itu yang membunuhku." Ujarnya sambil menunjuk ke pemuda tadi. Kemudian ia pun kembali mati seketika.

Maka terungkaplah pelaku pembunuhan yang sebenarnya. Dan terbebaslah penduduk desa lain dari tuduhan dan denda. Kejadian ini menjadi bukti kekuasaan Allah Yang mampu menghidupkan dan mematikan, dengan cara yang Dia kehendaki. Sekaligus peristiwa itu menjadi mukjizat Nabi Musa. Allah mengabadikan kisah ini dalam QS Al Baqarah: 67-73.

Pelajaran

1. Allah sangat berkuasa untuk menghidupkan dan mematikan makhlukNya.
2. Allah sangat berkuasa untuk memunculkan semua yang disembunyikan oleh makhlukNya, tidak ada yang rahasia dalam ilmuNya.
3. Membangkang kepada perintah Allah dan RasulNya, tidak percaya kepada ajaranNya, hanya akan mendatangkan kehinaan dan malapetaka di dunia dan di akhirat.
4. Cinta dan tamak dengan dunia akan menjerumuskan manusia ke dosa-dosa yang tak berakhir, kecuali dengan kematian.
5. Membangkang, banyak tanya yang tidak perlu, banyak alasan, tidak sopan kepada Nabi dan Rasul, adalah watak bani Israil yang sangat tercela.

Wallahu A'laa wa A'lam.
[dikutip dari tulisan Ustadz Irsyad]
loading...

Tuesday, May 22, 2018

[Bahan Kultum Ramadhan] Puasa dan Al-Qur'an

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur” (QS Al-Baqarah: 185).

Syaikh Salim al-Hilali dan Ali Hasan Abdul Hamid dalam kitabnya “Shifatu Shoumu an-Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam” mengatakan bahwa penjelasan tentang Al-Qur`an yang diturunkan pada bulan Ramadhan, lalu dikaitkan dengan kalimat  فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ  yang merupakan kewajiban berpuasa dengan huruf “fa” yang berfungsi sebagai alasan dan sebab, itu artinya dipilihnya Ramadhan menjadi bulan puasa adalah karena Al-Qur`an diturunkan pada bulan itu.

Bahkan dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa Kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada nabi-nabi yang lain juga diturunkan pada bulan Ramadhan.

Ayat di atas juga memberikan pemahaman kepada kita bahwa puasa dan Al-Qur`an memiliki kaitan sangat erat. Keduanya akan menjadi penolong kita di akhirat kelak. Rasulullah Saw. bersabda,

Puasa dan Al-Qur`an itu akan memberikan syafa’at kepada hamba di hari kiamat. Puasa akan berkata, ‘Ya Rabbi, aku telah menghalanginya dari makan dan syahwat, maka perkenankanlah aku memberikan syafa’at untuknya.’ Sedangkan Al-Qur`an akan berkata, ‘Ya Rabbi, aku telah menghalanginya dari tidur di malam hari, maka perkenankanlah aku memberikan syafa’at untuknya.’ Maka Allah Swt. memperkenankan keduanya memberikan syafa’at.” (HR Imam Ahmad dan Ath-Thabrani).

Dengan diwajibkannya puasa pada bulan Ramadhan, sedangkan pada bulan itu juga diturunkan Al-Qur`an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan sebagai furqan (pembeda antara yang hak dan yang bathil), maka Allah Swt. menginginkan agar kewajiban puasa tidak dianggap sebagai beban. Al-Qur`an memuat ketentuan-ketentuan yang memudahkan pelaksanaan ibadah puasa. Sementara puasa adalah sarana untuk mencapai insan bertaqwa. “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu” (QS Al-Baqarah: 185).
Oleh karena itu, jika Allah Swt. memberi taufik kepada kita untuk menyempurnakan ibadah Ramadhan kali ini dalam rangka menaati Allah, maka hal itu merupakan hidayah dan hadiah yang patut disyukuri.

“Dan hendaklah kalian mencukupkan bilangannya dan hendaklah kalian mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kalian, supaya kalian bersyukur” (QS Al-Baqarah: 185).

Ketika amaliyah Ramadhan dapat kita sempurnakan dan dilanjutkan dengan ucapan serta sikap syukur kepada Allah, maka Allah Swt. akan mengabulkan semua permintaan dan permohonan kita.

Dan apabila hambaa-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (QS Al-Baqarah: 186).

Imam Hasan Al-Banna ketika mengulas ayat ini mengatakan bahwa Allah Swt. amat dekat kepada hamba-Nya pada bulan Ramadhan. Tentang keistimewaan bulan Ramadhan di sisi Allah ditegaskan sendiri oleh Allah Swt. melalui hadits qudsi, “Semua amalan anak Adam adalah untuknya, kecuali puasa. Ia adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalasanya” (HR Bukhari dan Muslim).

Dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw. bersabda, “Jika bulan Ramadhan datang, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, setan-setan dibelenggu, kemudian datang seorang penyeru dari sisi Allah Yang Maha Benar, ‘Wahai pencari kejahatan, berhentilah! Dan wahai pencari kebaikan, kemarilah!” (HR Bukhari dan Muslim).

Pintu-pintu surga dibuka karena manusia berbondong-bondong melaksanakan ketaatan, ibadah, dan taubat, sehingga jumlah pelakunya banyak. Setan-setan dibelenggu, karena manusia beralih kepada kebaikan, sehingga setan tidak mampu berbuat apa-apa. Hari-hari dan malam-malam Ramadhan merupakan masa-masa kemuliaan yang diberikan Allah Swt. agar orang-orang yang berbuat baik menambah kebaikannya dan orang-orang yang berbuat jahat bertaubat dan mohon ampun kepada-Nya.

Ada ikatan hakikat dan fisik antara turunnya Al-Qur`an dengan Ramadhan. Ikatan ini adalah selain Allah menurunkan Al-Qur`an di bulan Ramadhan, maka di bulan ini pula Allah mewajibkan puasa. Karena puasa artinya menahan diri dari hawa nafsu dan syahwat. Ini merupakan kemenangan hakikat spirutual atas hakikat materi dalam diri manusia. Ini berarti jiwa, ruh, dan pemikiran manusia pada bulan Ramadhan akan menghindari tuntutan-tuntutan jasmani. Dalam kondisi seperti ini, ruh manusia berada di puncak kejernihannya, karena ia tidak disibukkan oleh syahwat dan hawa nafsu. Ketika itu ia dalam keadaan paling siap untuk memahami dan menerima ilmu dari Allah Swt. Karena itu, bagi Allah, membaca Al-Qur`an merupakan ibadah paling utama pada bulan Ramadhan yang mulia.

Sedikitnya ada empat kewajiban kita terhadap Al-Qur`an.

Pertama, hendaknya kita memiliki keyakinan yang sungguh-sungguh dan kuat bahwa tidak ada yang dapat menyelamatkan kita kecuali sistem sosial yang diambil dan bersumber dari Kitab Allah Swt., yaitu Al-Qur`an. System sosial apapun yang tidak mengacu atau tidak berlandaskan Al-Qur`an pasti bakal menuai kegagalan. Banyak orang yang mengatasi problema ekonomi dengan terapi tambal sulam. Sementara Al-Qur`an telah menggariskan aturan zakat, mengharamkan riba, mewajibkan kerja, melarang pemborosan, sekaligus menanamkan kasih sayang antarsesama manusia.

Kedua, kita wajib menjadikan Al-Qur`an sebagai sahabat karib, kawan bicara, dan guru. Kita harus mendengarkannya, membacanya, dan menghafalnya. Jangan sampai ada hari yang kita lalui sedangkan kita tidak menjalin hubungan dengan Allah Swt. melalui Al-Qur`an.

Dengarkanlah Al-Qur`an agar kita mendapat rahmat Allah Swt.,

Dan apabila dibacakan Al Qur'an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat” (QS Al-A’raf: 204).

Hendaknya kita membaca Al-Qur`an secara rutin, meskipun sedikit. Sunnah mengajarkan kita agar mengkhatamkannya tidak lebih dari satu bulan dan tidak kurang dari satu hari. Umar bin Abdul Aziz apabila disibukkan oleh urusan kaum Muslimin, beliau mengambil Al-Qur`an dan membacanya walaupun hanya dua atau tiga ayat. Beliau berkata, “Agar saya tidak termasuk mereka yang menjadikan Al-Qur`an sebagai sesuatu yang ditinggalkan.”

Rasulullah Saw. bersabda:

Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah, maka ia memperoleh satu kebaikan, dan satu kebaikan berlipat sepuluh kali. Aku tidak katakan alif lam mim itu satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf” (HRTirmidzi).

Kita pun harus berupaya untuk menghafal Al-Qur`an agar tidak diidentikkan dengan rumah kumuh yang hampir roboh. “Orang yang tidak punya hafalan Al-Qur`an sedikit pun adalah seperti rumah kumuh yang hampir roboh” (HR Tirmidzi dari Ibnu ‘Abbas).

Ketiga, hendaknya kita merenung dan meresapinya. Jika hati kita belum dapat konsentrasi sampai pada tingkat menghayatinya, hendaklah kita berusaha untuk menghayatinya. Jangan sampai syetan memalingkan kita dari keindahan perenungan sehingga kita tidak dapat mereguk kenikmatan darinya.
Allah Swt. menjelaskan bahwa Al-Qur`an diturunkan untuk ditadabburi ayat-ayatnya dan dipahami maknanya. “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran” (QS Shaad: 29).

Ali bin Abi Thalib Ra. berkata,
“Ketahuilah tidak ada kebaikan dalam ibadah kecuali dengan ilmu, tidak ada kebaikan dalam ilmu kecuali dengan pemahaman, dan tidak ada kebaikan dalam membaca Al-Qur`an kecuali dengan tadabbur.”
Keempat, kita wajib mengamalkan hukum-hukumnya lalu mendakwahkannya kepada orang lain. Inilah tujuan utama diturunkannya Al-Qur`an. Allah Swt berfirman:

“Dan Al Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat” (QS Al-An’am: 155).

Hukum-hukum Al-Qur`an menurut yang saya pahami terbagi menjadi dua. Pertama, hukum-hukum yang berkaitan dengan individu, seperti shalat, puasa, zakat, haji, taubat, dan hal-hak yang berkaitan dengan akhlaq Islam, seperti jujur, adil, komitmen kepada kebenaran, dan sebagainya. Kedua, hukum-hukum yang berkaitan dengan masyarakat atau penguasa. Ini adalah kewajiban negara, misalkan menegakkan hudud (sanksi hukum) dan masalah-masalah yang merupakan tugas negara dalam Islam.

Setiap Muslim harus berupaya untuk mengamalkan hukum-hukum yang bersifat individu, baik yang berupa ibadah maupun menerapkan nilai-nilai akhlaqul karimah. Jika nilai-nilai Al-Qur`an telah tegak di hati setiap Muslim, maka ia akan tegak di muka bumi.

Mumpung saat ini kita berada di bulan Ramadhan, marilah kita membaca Al-Qur`an, menghafal dan mentadabburi ayat-ayatnya, memahami maknanya, mengamalkannya, lalu mendakwahkannya kepada umat manusia. Ketika jiwa manusia kering, Al-Qur`an akan menyejukkannya. Ketika pikiran manusia kacau, Al-Qur`an akan menenteramkannya. Wallahu a’lam bishshawab.
loading...

Monday, May 21, 2018

[Kisah Hikmah]: Aku Ingin Keluar Dari Pengajian

Alkisah, ada seorang jama'ah berbincang dengan seorang Syaikh ahli Hikmah yang menjadi tempat rutin ia mengaji :

"Syaikh, saya tidak mau ikut pengajian ini lagi"_

"Kenapa begitu? Apa alasannya?", tanya Sang Syaikh Ahli Hikmah.

"Saya lihat di pengajian ini tidak baik... banyak perempuan di sini yang suka bergosip, laki-lakinya pun banyak yang munafik, pengurusnya cara hidupnya tidak benar, jama'ahnya sibuk dengan HP-nya saja, pokoknya banyak yang tidak baik saya lihat".

"Baiklah, silahkan kalau begitu. Tapi sebelum kau pergi, maukah engkau lakukan sesuatu untukku?"

"Tentu saja, Syaikh... apa itu?".

"Ambillah segelas penuh air dan berjalanlah mengelilingi dalam masjid ini tanpa menumpahkan setetes air sekalipun ke lantai. Setelah itu engkau bisa meninggalkan masjid ini seperti keinginanmu."

"Itu mudah sekali!"

Diapun melakukan apa yang dimintakan Sang Syaikh Ahli Hikmah, sementara pengajian sedang berlangsung.

Setelah selesai, dia berkata kepada Sang Syaikh Ahli Hikmah bahwa dia siap untuk pergi.

"Sebelum kau pergi, ada satu pertanyaan. lagi Ketika kau tadi berjalan keliling dalam masjid, apa engkau mendengar orang bergosip, melihat orang munafik, melihat orang sibuk dengan hpnya ?"

"Tidak."

"Engkau tahu mengapa?"

"Tidak."

"Karena engkau fokus pada gelasmu, memastikan tidak tersandung dan tidak ada air yang tumpa.... Begitupun dengan kehidupan kita. Ketika kita mengarahkan pandangan kita kepada Nur Allah yang kita imani, maka : Kita tidak akan punya waktu untuk melihat kesalahan orang lain,  Kita tidak akan punya waktu untuk menilai dan mengkritik orang lain,  Kita tidak akan punya waktu untuk bergosip ria dengan orang lain, kita akan menolong orang lain dan fokus pada langkah kita menggapai Nur-Nya...".

Sang Syaikh melanjutkan:

"Ingat, direndahkan tidak mungkin jadi sampah, disanjung tidak mungkin jadi rembulan. Maka jangan risaukan omongan orang, sebab setiap orang membacamu dengan pemahaman dan pengalaman yang berbeda.

Teruslah melangkah selama engkau di jalan yang benar, meski terkadang kebaikan tidak selalu dihargai.

Tidak usah repot-repot menjelaskan tentang dirimu, sebab yang menyukaimu tidak butuh itu dan yang membencimu tidak percaya itu.

Hidup bukan tentang siapa yang terbaik, tapi tentang siapa yang mau berbuat baik.

Jika dizhalimi orang jangan berpikir untuk membalas dendam, tapi berpikirlah cara membalas dengan kebaikan.

Jangan mengeluh, teruslah berdoa dan ikhtiar. Sibukkan diri dalam kebaikan hingga keburukan lelah mengikutimu.

Mudah-mudahan bermanfaat dan dapat kita amalkan...
loading...

Sunday, May 20, 2018

Nonton Live Streaming TV Sunnah Nabawiyyah Madinah Al-Munawwarah

Channel televisi Sunnah Nabawiyyah adalah kanal tivi resmi milik pemerintah kerajaan Saudi Arabia yang didirikan pertama kali pada masa Raja Abdullah bin Abdul Aziz, dan mengudara pertama kali pada tanggal 30 Dzulhijjah 1430 Hijriyah.

Channel ini menyiarkan siaran langsung suasana terkini [live] Masjid Nabawi di Madinah al-Munawwarah. Selain sholat lima waktu, channel ini juga menyiarkan sholat-sholat sunnah bermajamaah seperti sholat tarawih di Masjid Nabawi, sholat 'i'ed (hari raya) dan sebagainya., Selain itu, channel ini juga menyiarkan bacaan hadits-hadits Nabi dan tausiyah agama secara audio dengan latar gambar live suasa masjid Nabawi.

Saat ini, direksi kanal ini dipimpin oleh Izzuddin bin Abdullah Katib.



Tonton Juga:

قناة السنة النبوية هي قناة تلفزيونية سعودية حكومية تبث من المدينة المنورة بث حي مباشر 24 ساعة للمسجد النبوي الشريف، تنقل جميع الصلوات مصحوبةً بتعليق صوتي من مذيعي القناة لوصف الصورة ونقلها للمشاهد في أرجاء العالم، وفي خارج أوقات الصلاة تنقل صور مباشر للمسجد النبوي مع طائفة من أقوال النبي محمد Mohamed peace be upon him.svg، وهي ملتزمة بالسياسة الإعلامية. القناة منذ افتتاحها لم تغلق إرسالها أبداً وفي بثها تصدر أقوالاً للسنة النبوية لذلك سميت القناة بقناة السنة النبوية، وللقناة شقيقة وهي قناة القرآن الكريم.

التأسيس

تاسست القناة في عهد الملك عبد الله بن عبد العزيز وبدأ البث في 30 من ذي الحجة 1430هـ.

الإدارة

يشرف على القناة مدير مركز تلفزيون المدينة المنورة، والمدير الحالي هو الأستاذ عزالدين بن عبد الله كاتب
loading...

Nonton Live Streaming TV Masjidil Haram Channel Al-Qur'anul Karim - HD

TV Al-Qur'anul Karim adalah Channel televisi resmi milik pemerintah kerajaan Arab Saudi yang disiarkan langsung dari kota suci Mekkah al-Mukarramah.

Channel ini didirikan pertama kali pada tanggal 1 Muharram 1431 H berdasarkan instruksi Raja Abdullah bin Abdul Aziz Ali Su'ud. Direkturnya saat ini dijabat oleh Sulaiman al-Aidi yang sekaligus merupakan direktur Channel Sunnah Nabawiyyah yang mengudara dari Masjid Nabawi di Madinah al-Munawwarah.

Siaran channel ini mengudara non stop 24 jam, menyiarkan secara langsung suasana terkini dari Majsidil Haram sebagai pusat peribadatan umat islam di seluruh dunia. Channel ini menyiarkan siaran langsung sholat-sholat 5 waktu di Masjidil Haram dan juda sholat-sholat sunnah seperti Sholat Tarawih, sholat 'ied (hari raya) dan lain sebagainya. Pada hari Arafah di musim haji, channel ini turut pula menyiarkan live pelaksanaan wukuf dan manasaik haji.

Melalui channel ini, anda tentu saja dapat menyimal bacaan murattal yang indah-indah dari para Imam dan Qari Masjidil Haram yang sudah termasyhur ke seluruh dunia.


Tonton juga: 



قناة القرآن الكريم هي قناة تلفزيونية سعودية حكومية تبث من مكة المكرمة بث حي مباشر 24 ساعة للحرم المكي الشريف، تابعة للتلفزيون السعودي تنقل جميع الصلوات وفي خارج أوقات الصلاة تنقل صور مباشر للمسجد الحرام مع تلاوات قرآنية للقراء المشهورين في العالم الإسلامي. تبث قناة القرآن الكريم على مدار الساعة و منذ افتتاحها لم تغلق ارسالها أبداً عن المسجد الحرام ولا تخرج البث بعيداً عن المسجد الحرام إلا في يوم عرفة فلديها كاميرا لكي تنقل جبل عرفة.

تأسست القناة في 1 محرم 1431هـ على يد الملك عبد الله بن عبد العزيز آل سعود رحمه الله، ومدير القناة هو سليمان العيدي وهو أيضاً مدير قناة السنة النبوية.

loading...

Saturday, May 19, 2018

[Kultum Ramadhan] Meraih Takwa Dengan Puasa Ramadhan

Allah Swt berfirman dalam Al-Qur'an:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS Al-Baqarah: 183).

Dalam setiap khutbah, khotib selalu menyampaikan pesan takwa kepada umat Islam. Bahkan pesan takwa ini merupakan rukun dari khutbah itu sendiri. Mengapa? Karena takwa adalah wasiat dari Allah Swt. dan para Rasul-Nya. Allah Swt. berfirman,

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam” (QS Ali Imran: 102).

Dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw. bersabda,:

Bertakwalah kalian kepada Allah di mana pun kamu berada. Dan ikutilah kejelekan dan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapus kejelekan. Dan perlakukanlah manusia itu dengan akhlak terpuji” (HR Tirmidzi).

Takwa menjadi wasiat abadi karena mengandung kebaikan dan manfaat yang sangat besar bagi terwujudnya kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Takwa merupakan kumpulan dari semua kebaikan dan pencegah segala kejahatan. Dengan takwa, seorang mukmin akan mendapatkan dukungan dan pertolongan dari Allah Swt.

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ

“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan” (QS An-Nahl: 128).

Perintah untuk mencapai derajat takwa kemudian dilanjutkan dengan penjelasan global tentang cara-cara untuk mencapainya dalam sebuah firman Allah Swt:

Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa” (QS Al-Baqarah: 21).

Ibadah yang dimaksud dalam ayat ini masih dalam bentuk global, mencakup ibadah wajib dan ibadah sunnah. Ibadah wajib terdiri dari shalat, puasa, zakat, dan haji, ditambah dengan kewajiban-kewajiban sosial yang diperintahkan oleh Al-Qur`an, seperti berbuat baik kepada orangtua, kerabat, yatim, orang-orang miskin, tetangga, teman dekat, dan musafir. Sedangkan yang termasuk ibadah sunnah misalnya berdzikir kepada Allah Swt., berdoa kepada-Nya, memohon ampun kepada-Nya, dan membaca Al-Qur`an. Ibadah-ibadah tersebut semuanya dipersiapkan untuk membentuk setiap Muslim menjadi insan bertakwa.

Di antara kewajiban-kewajiban ibadah yang diperintahkan tersebut, secara lebih khusus, Allah Swt. menekankan pada perintah puasa sebagai saranan pembentukan insan bertakwa, sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya,

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS Al-Baqarah: 183).

Itqa dan taqwa maknanya adalah menjauhi. Dan taqwallah artinya menjauhi kemarahan dan murka Allah Swt. serta meninggalkan apa yang membuat kemarahan Allah Swt. Dengan demikian, takwa harus diwujudkan dengan melaksanakan seluruh perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.

Takwa dasarnya adalah takut kepada Allah Swt. yang merupakan perbuatan hati. Hal ini dijelaskan Allah Swt. dalam firman-Nya:

Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi`ar-syi`ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati” (QS Al-Hajj: 32).

Rasulullah Saw. juga menegaskan:

Takwa itu ada di sini”. Beliau mengulanginya sampai tiga kali sambil menunjuk ke dada beliau (HR Muslim dari Abu Hurairah).

Takwa juga berarti membuat pelindung dan penghalang yang mencegah dan menjaga diri dari sesuatu yang menakutkan. Jadi taqwallah berarti perbuatan seorang hamba dalam mencari pelindung diri agar terjaga dari siksa Allah yang amat ditakutinya. Caranya adalah dengan melaksanakan seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.

Para salafush shalih mendefinisikan takwa dengan sebuah ungkapan, “Menaati Allah dan tidak maksiat, selalu berdzikir dan tidak lupa, senantiasa bersyukur dan tidak kufur.” Sifat takwa senantiasa melekat pada seorang yang mukmin selama ia meninggalkan hal-hal yang sebenarnya halal, karena khawatir jatuh ke dalam yang haram, demikian kata Hasan Al-Bashri.

Nilai-nilai ketakwaan tidak dapat membumi dan buahnya tidak dapat dipetik, kecuali jika Seorang Muslim memiliki pengetahuan tentang agama Allah yang menuntun dirinya mencapai derajat muttaqin. Hal ini ditegaskan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ

Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS Fathir: 28).

Mengapa demikian? Karena orang yang tidak berilmu tidak tahu apa saja yang wajib dikerjakan dan apa saja yang harus ditinggalkannya. Itulah sebabnya mengapa menuntut ilmu merupakan ibadah yang utama, jalan yang menghubungkan ke surga dan menjadi tanda bahwa seseorang mempunyai keinginan baik.

Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memberinya pengetahuan (pemahaman) tentang agama” (Muttafaqun ‘alaih).

Berdasarkan hadits di atas, takwa merupakan perpaduan aktif antara ilmu dan ketaatan. Ilmu akan meningkatkan ketaatan kepada Allah, dan ketaatan akan menambah motivasi untuk meningkatkan ilmu.

Mengapa puasa Ramadhan direkomendasikan oleh Allah untuk menjadi sarana untuk mencapai derajat takwa? Karena di dalam bulan Ramadhan terkumpul hampir semua aktifitas peribadatan. Selain puasa, ada shalat Tarawih, shalat Witir, tilawatil Qur`an, kajian keislaman, zakat, infaq, shadaqah, dan i’tikaf. Selain itu, balasan pahala di bulan Ramadhan juga dilipatgandakan untuk merangsang umat Islam meningkatkan amal salehnya. Oleh karena itu, mari kita sambut kedatangan bulan Ramadhan dengan penuh kerinduan dan suka cita. Siapkan diri kita untuk meraih rahmat, maghfirah, dan pembebasan dari siksa neraka.

Ada beberapa hal yang mesti kita lakukan dalam menyambut datangnya buan suci Ramadhan. Pertama, memperkuat kerinduan dan kecintaan kepada bulan suci Ramadhan dan rasa harap untuk dapat menikmati keutamaannya. Hal ini antara lain dapat diekspresikan dengan doa yang dicontohkan Rasulullah Saw. jika sudah memasuki bulan Rajab,

Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan” (HR At-Tirmidzi dan Ad-Darimi).

Kerinduan akan datangnya bulan Ramadhan inilah yang juga dirasakan oleh para salafush shalih. Karena begitu banyak kebaikan yang diberikan Allah Swt. di bulan Ramadhan, seperti dibukanya pintu surga, ditutupnya pintu neraka, dibelenggunya syetan, sehingga tidak dapat leluasa mengganggu manusia. Dan puncaknya adalah diturunkannya Al-Qur`an sebagai pedoman bagi manusia. Pada malam diturunkannya Al-Qur`an, Allah Swt. menjadikannya lebih baik dari seribu bulan.
Kedua, mempersiapkan diri, baik persiapan hati, persiapan akal, dan persiapan fisik. Persiapan hati dengan membuang penyakit-penyakit hati, mengokohkan niat, dan membulatkan tekad untuk mengoptimalkan Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Persiapan akal dilakukan dengan mendalami ilmu yang berkaitan dengan ibadah Ramadhan, sehingga pelaksanaan ibadah Ramadhan dapat mencapai hasil terbaik. Persiapan fisik ditempuh dengan menjaga kesehatan, kebersihan rumah, kebersihan lingkungan, serta menyiapkan harta yang halal untuk bekal ibadah Ramadhan.
Ketiga, merencanakan peningkatan prestasi ibadah pada bulan Ramadhan tahun ini dibandingkan Ramadhan tahun-tahun sebelumnya. Misalkan peningkatan dalam kualitas dan kuantitas tilawah, peningkatan hafalan, pemahaman, dan pengamalan Al-Qur`an. Juga perencanaan untuk mengurangi pola hidup konsumtif.

Indikasi tercapainya ketakwaan sebagai buah tarbiyah Ramadhan dapat dilihat dari perilaku kita ba’da Ramadhan. Seseorang yang bertakwa senantiasa berupaya mencari sarana (wasilah) yang dapat mendekatkan diri kepada Allah Swt. (QS Al-Maidah: 35).

Seorang yang bertakwa selalu berkata benar (qaulan sadida) (QS Al-Ahzab: 70). Orang yang bertakwa senantiasa berteman dengan orang-orang saleh (QS At-Taubah: 119).

Orang bertakwa senantiasa mengutamakan ukhuwah Islamiyah dan menjaga tali silaturrahim (QS Al-Anfal: 1).

Orang bertakwa senantiasa mencari harta yang halal, tidak memakan harta riba, harta hasil KKN, dan harta-harta yang diperoleh dengan cara syubhat.

Taqwa yang menjadi tujuan utama ibadah puasa adalah solusi bagi semua krisis yang tengah melanda negeri ini. Bila para pemimpin negeri ini bertakwa, berapa banyak uang negara yang bisa diselamatkan dan digunakan untuk menyejahterakan rakyat (QS Ath-Thalaq: 2-3).

Bila para birokrat bertakwa, semua urusan birokrasi dan administrasi yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat akan mudah dan lancar (QS Ath-Thalaq: 4). Wallahu a’lam bishshawab.
loading...

Friday, May 18, 2018

Menghadirkan 40 Niat Sekaligus Saat Membaca Al-Qur'an

Nasihat dan Tausiyah yang luar biasa dari Syaikh Shalabi:

كثير من إخواننا المسلمين لا يقرأ القرءان إلا بقصد الثواب والأجر وقصر علمه عن عظيم نفع القرءان وأنه كلما قرأ القرءان بنية نال فضلها كما قال النبي ﷺ إنما الأعمال بالنيات وإنما لكل أمريء ما نوى..الحديث.

Banyak diantara saudara-saudara kita kaum muslimin  yang membaca Al-Qur'an hanya dengan maksud sekedar untuk mendapatkan pahala dan ganjaran. Hal ini dikarenakan minimnya pengetahuan mereka tentang betapa besarnya manfaat dari Al-Qur'an.

Sesungguhnya setiap kali seseorang membaca Al-Qur'an dengan niat tertentu, maka akan mengalir keutamaannya. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam:
"Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya amal perbuatan seseorang tergantung pada niatnya."(al-hadits).

فالقرءان منهج حياة والنية تجارة العلماء فمن هذا المبدأ والمنطلق أردت أن أذكر نفسي وإخواني ببعض النوايا عند القراءة ومنها:

Al-Qur'an adalah pedoman hidup, dan niat adalah transaksinya orang  berilmu. Dengan landasan dan titik tolak ini, saya ingin mengingatkan diri sendiri dan saudara2ku dengan berbagai niat yg dapat dihadirkan ketika kita membaca Al-Qur'an, diantaranya:

١ اقرأ القرآن لأجل العلم والعمل به.

1. Saya membaca Al-Qur'an, demi mengetahui dan mengamalkan isinya.

٢اقرأ القرآن بقصد الهداية من الله

2. Saya membaca Al-Qur'an, dengan tujuan mendapatkan hidayah dari Allah Ta'ala.

٣. اقرأ القرآن بقصد مناجاة الله تعالى

3. Saya membaca Al-Qur'an, dengan tujuan bermunajat kepada Allah.

٤.اقرأ القرآن بقصد الإستشفاء به من الأمراض الظاهرة والباطنة.

4. Saya membaca Al-Qur'an, dengan tujuan mengobati penyakit2 lahir dan batin dengan Al-Qur'an.

٥. اقرأ القرآن بقصد أن يخرجنى الله من الظلمات إلي النور.

5. Saya membaca Al-Qur'an, tujuan agar Allah Ta'ala mengeluarkanku dari kegelapan menuju cahaya.

6- اقرأ القرآن لأنه علاج لقسوة القلب فيه طمأنينة القلب
 وحياة القلب وعمارة القلب.

6. Saya membaca Al-Qur'an, karena ia adalah pengobatan bagi hati yg keras. Dalam membacanya terdapat ketenangan hati, hidupnya hati dan kokohnya bangunan hati.

7- اقرأ القرآن بقصد أن القرآن مأدبة الله تعالى.

7. Saya membaca Al-Qur'an, dengan tujuan karena Al-Qur'an merupakan jamuan Allah Ta'ala.

8- اقرأ القرآن حتى لا أكتب من الغافلين وأكون من الذاكرين.

8. Saya membaca Al-Qur'an, sehingga saya tidak tercatat sebagai orang2 yg lalai dan saya termasuk orang2 yg berdzikir

9- اقرأ القرآن بقصد زيادة اليقين والإيمان بالله.

9. Saya membaca Al-Qur'an, dengan tujuan menambah iman dan keyakinan kepada Allah Ta'ala

10- اقرأ القرآن بقصد الإمتثال لأمر الله تعالي بالترتيل.

10. Saya membaca Al-Qur'an, dengan tujuan memenuhi perintah Allah dengan tertib

11- اقرأ القرآن للثواب حتى يكون لى بكل حرف 10 حسنات والله يضاعف لمن يشاء.

11. Saya membaca Al-Qur'an, untuk mendapatkan pahala sehingga saya bisa meraih 10 kebaikan dari setiap huruf dan Allah akan melipat gandakannya kepada siapa saja yg Dia kehendaki

12- اقرأ القرآن حتى أن أنال شفاعة القرآن الكريم يوم القيامة.

12. Saya membaca Al-Qur'an, hingga saya mendapatkan syafa'at Al-Qur'anul Karim di hari kiamat kelak

13- اقرأ القرآن بقصد إتباع وصية النبى ﷺ.

13. Saya membaca Al-Qur'an, dengan tujuan mengikuti wasiat Nabi shallallahu 'alihi wa sallam

14- اقرأ القرآن حتى يرفعنى الله به ويرفع به الأمة.

14. Saya membaca Al-Qur'an, hingga Allah meninggikan derajat saya dan dengannya derajat umat ini juga menjadi tinggi

15- اقرأ القرآن حتى أرتقي في درجات الجنة وألبس تاج الوقار ويكسي والداى بحلتين لا يقوم لهما الدنيا.

15. Saya membaca Al-Qur'an, hingga saya naik -layak- mendapat derajat surga dan saya memakai mahkota dan memakaikan pakaian kebesaran kepada kedua orang tua saya yang tidak pernah mereka dapatkan pakaian itu didunia.

16- اقرأ القرآن بقصد التقرب إلي الله بكلامه.

16. Saya membaca Al-Qur'an, dengan tujuan taqarrub mepada Allah melalui kalamNya

17- اقرأ القرآن حتى أكون من أهل الله وخاصته.

17. Saya membaca Al-Qur'an, hingga saya menjadi ahlullah wa khassatihi (keluarga Allah dan mereka yang dekat dengan Allah, pent)

18- اقرأ القرآن بقصد أن الماهر بالقرآن مع السفرة الكرام البررة.

18. Saya membaca Al-Qur'an, dengan tujuan bahwa orang yang mahir membaca Al-Qur'an akan bersama malaikat safaratil kiramim bararah

19- اقرأ القرآن بقصد النجاة من النار ومن عذاب الله.

19. Saya membaca Al-Qur'an, dengan tujuan agar selamat dari api neraka dan adzab Allah

20- اقرأ القرآن حتى أكون في معية الله تعالي.

20. Saya membaca Al-Qur'an, hingga saya berada dalam maiyyatullah (kebersamaan dengan Allah)

21- اقرأ القرآن حتى لا أرد إل أرذل العمر.

21. Saya membaca Al-Qur'an, hingga saya tidak menjadi orang yg hina sehina-hinanya

22- اقرأ القرآن حتى يكون حجة لى لا علىّ.

22. Saya membaca Al-Qur'an, sehingga ia menjadi pembela saya bukan yg menuntut/mencelakakan saya

23- اقرأ القرآن بقصد أن النظر في المصحف عبادة.

23. Saya membaca Al-Qur'an, dengan tujuan bahwa memandang mushaf adalah ibadah

24- اقرأ القرآن حتى تنزل علىّ السكينة وتغشانى الرحمة ويذكرنى الله فيمن عنده.

24. Saya membaca Al-Qur'an, hingga turun kepada saya ketenangan, dan saya diliputi rahmat dan Allah mengingat saya sebagai orang yg berada bersamaNya

25- اقرأ القرآن بقصد الحصول على الخيرية والفضل عند الله.

25. Saya membaca Al-Qur'an, dengan tujuan mendapatkan kebaikan dan keutamaan disisi Allah Ta'ala

26- اقرأ القرآن حتى يكون ريحي طيب.

26. Saya membaca Al-Qur'an, hingga saya mendapatkan keuntungan yg baik

27- اقرأ القرآن حتى لا أضل في الدنيا ولا أشقي في الآخرة.

27. Saya membaca Al-Qur'an, hingga saya tidak tersesat di dunia dan tidak sengsara di akhirat

28- اقرأ القرآن لأن الله يجلى به الأحزان ويذهب به الهموم والغموم.

28. Saya membaca Al-Qur'an, karena dengannya Allah mengangkat kesedihan2 serta menghilangkan resah dan gelisah

29- اقرأ القرآن ليكون أنيسي في قبري ونور لي علي الصراط وهادياً لي في الدنيا وسائقاً لي إلى الجنة.

29. Saya membaca Al-Qur'an, agar dia menjadi teman dekat saya di dalam kubur, dan cahaya bagi saya diatas jalan kehidupan, menjadi petunjuk bagi saya di dunia dan penuntun menuju surga

30- اقرأ القرآن ليربينى الله ويؤدبنى بالأخلاق التي تحلى بها الرسول ﷺ.

30. Saya membaca Al-Qur'an, agar Allah mendidik saya, menta'dib dengan akhlak yang menjadi hiasan diri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

31- اقرأ القرآن لأشغل نفسي بالحق حتى لا تشغلني بالباطل.

31. Saya membaca Al-Qur'an, agar jiwa saya sibuk dengan kebenaran sehingga kebatilan tidak menyibukan saya

32- اقرأ القرآن لمجاهدة النفس والشيطان والهوى.

32. Saya membaca Al-Qur'an, untuk menempa diri, melawan setan dan hawa nafsu

33- اقرأ القرآن ليجعل الله بينى وبين الكافرين حجاباً مستوراً يوم القيامة.

33. Saya membaca Al-Qur'an, agar Allah menjadikan penghalang sebagai penutup antara saya dengan orang kafir di hari akhir kelak

٣٤- اقرأ القرآن ثم ابلغ منه ولو آية كما امرنا بذالك الحبيب المصطفى

34. Saya membaca Al-Qur'an, kemudian menyampaikannya walau hanya satu ayat sebagaimana diperintahkan oleh  Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam

٣٥-اقرأ القرآن لأدعو امتى للعمل به وبأحكامه

35. Saya membaca Al-Qur'an, agar saya berdakwah kepada umat untuk mengamalkan isi dan hukum2nya

٣٦-أقرأ القرآن لتزداد معرفتى بدينى

36. Saya membaca Al-Qur'an, agar bertambah pengetahuan tentang agama saya

٣٧-اقرأ القرآن حتى اشعر بأن الله يكلمني 

37. Saya membaca Al-Qur'an, hingga saya merasa bahwa Allah sedang berbicara kepada saya

٣٨-أقرأ القرآن لأعرف منه احوال الامم السابقة 

38. Saya membaca Al-Qur'an, agar saya tahu darinya kondisi umat2 terdahulu

٣٩-أقرأ القرآن لأقبل مأدبة الله

39. Saya membaca Al-Qur'an, untuk menerima jamuan dari Allah Ta'ala

٤٠-أقرأ القرآن لانه لا يخلق من كثرة الرد

40. Saya membaca Al-Qur'an, karena ia tidak akan usang meski terus diulang-ulang.

فهيا لنكون من أهل القرآن، وهذه هي التجارة مع الله المضمونة الرابحة والتي يعطى الله عليها من فضله الكريم وعطائه الذي لا ينفد.

Marilah kita menjadi ahlul Qur'an. Dan ini adalah bisnis kita dengan Allah yang mencakup keuntungan yang Allah berikan karena keutamannya yg mulia dan pemberiannya yang  tidak pernah meleset.

Semoga bermanfaat🙏
loading...

Wednesday, May 16, 2018

[Renungan Akhir Sya'ban] Rahasia dan Hakikat Kehidupan Dunia

Dunia bukan Tempat Tinggal, tapi tempat untuk meninggal. Kita baru faham hakikat sesuatu setelah kita meninggalkannya. Semoga belum terlambat untuk belajar.

Dunia sementara, akhirat selamanya, orang kaya mati orang miskin mati, raja raja mati, rakyat biasa mati

Sahabatku...
Ketika kita di alam rahim kita diberikan mulut, padahal kita tidak tahu apa manfaat mulut untuk kita, karena kita pun tidak menggunakan mulut untuk makan. Kita mendapatkan makanan melalui plasenta.

Namun kita menerimanya sebagai given, pemberian dari Allah. Kita baru tahu manfaat mulut setelah meninggalkan alam rahim yakni di alam kehidupan ini. Oh ternyata manfaat mulut itu untuk makan.

Kita diberi oleh Allah berupa tangan dan kaki ketika masih di alam rahim, padahal kita tidak menggunakan tangan untuk memegang dan tidak menggunakan kaki untuk berjalan apalagi berjalan-jalan. Emangnya mau kemana? Namun kita menerimanya sebagai given. Pemberian dari Allah. Karunia dari Allah. Anugerah dari Allah. Kita baru tahu manfaat semua itu ketika kita meninggalkan alam rahim. Yakni di alam dunia. Tangan banyak sekali manfaatnya. Kaki banyak sekali fungsinya dan gunanya. Tidakkah kita bersyukur.

Sahabatku...
Banyak orang yang akan tahu atau baru manfaat kehidupan di dunia setelah meninggal dan meninggalkan dunia. Tahu manfaat shalat setelah di alam kubur bahwa shalat akan menjadi sahabat yang menemani dan cahaya yang menerangi.

Kita baru akan tahu manfaat sedekah jika telah mati dan pinginnya kembali hidup untuk bisa bersedekah sebanyak-banyaknya. Tapi sayangnya waktu di dunia karena tidak tahu atau tidak mau tahu ya begitulah banyak orang yang meremehkan sedekah. Padahal sedekah itu cahaya yang meneguhkan keimanan.

Kita baru tahu hakikat dan manfaat baca Al-quran, menghafalkan, mengamalkan dan mendakwahkannya setelah kita mati. Innalillahi wa inna ilaihi roji'uun. Bagaimana kehidupan bersama Al-Qur'an begitu pula kematianmu bersamanya. Al-quran akan menolong kita jika kita menolong agama Allah dengan hidup dan menghidupkan Al-quran.

Bacalah Al-quran karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai syafaat bagi para pembacanya.

Kita tidak tahu atau belum tahu atau tidak mau tahu manfaat haji dan umroh kecuali setelah meninggal dunia ini. Umroh sebagai penghapus dosa. Umroh sebagai tarbiyah terindah. Haji sebagai jihad di dunia dan jalan surga baru akan kita ketahui setelah kita mati nanti.

Sahabatku....
Kita hanya sementara di dunia ini dan jangan sampai kita menyesal setelah kita meninggalkan semua itu.

Bagaimana caranya?

Mari kita maknai dan bekali hidup kita untuk menyambut alam barzakh agar tidak menyesal. Berbekallah sebaik-baiknya dan beramal sebanyak mungkin dengan ahsanu amalan, amal yang benar dan ikhlas. Bertanyalah kepada ahlinya jika kita tidak tahu.

Al-Harits al-Muhasabi menasihati
Tidak ada jalan yang paling cepat kecuali kejujuran.
Tidak ada petunjuk yang lebih tepat kecuali ilmu.
Tidak ada bekal yang lebih mencukupi kecuali taqwa.
Selamat menempuh hidup baru dalam hidupmu semoga tidak menyesal.

Jangan mudah meninggalkan pasangan hidupnya karena seseorang baru akan tahu kebaikan-kebaikannya setelah meninggalkannya. Jangan meninggalkan kebiasaan baik dan amal unggulan meskipun kecil karena kita baru akan tahu semua manfaatnya setelah kita meninggalkannya.

Astagfirullah...

Namun...
Tinggalkan keburukan-keburukan atau kesalahan di masa lalu, pilihan yang buruk, pilihan yang salah karena hanya tertipu oleh media di mana lalu dengan perbanyak kebaikan di mana sekarang dan masa depan InsyaAllah sehingga kita akan merasakan kehidupan penuh keberkahan.

Note:
Bila kehidupan kita telah ditutup minimal nasihat sederhana ini bisa jadi pengingat untuk terus faham, ikhlas, amal dan seterusnya
loading...