Pengertian Sholat Gerhana
Shalat gerhana adalah shalat 2 raka’at yang dilakukan dengan cara tertentu ketika terjadi gerhana matahari (kusuf) ataupun gerhana bulan (khusuf).
Walaupun terdapat banyak hadits yang menunjukkan kesamaan nama untuk gerhana matahari dan gerhana bulan, tetapi pada umumnya umat Islam memberi nama Kusuf untuk gerhana matahari dan Khusuf untuk gerhana bulan.
Ketika terjadi gerhana , selain disyari’atkan mengerjakan shalat, juga diperintahkan memperbanyak dzikir, istighfar dan bershadaqah.
Gerhadna tidak hanya sekedar gejala alam. Tapi mengandung beberapa hikmah, di antarany:
1. Gerhana adalah salah satu dari tanda kekuasaan Allah.
2. Gerhana sebagai contoh peristiwa yang akan datang pada hari qiyamat
3. Gerhana adalah peristiwa besar sehingga Allah sampai menampakkan sorga dan neraka kepada Rasululah saw saat terjadinya gerhana.
4. Allah memberi peringatan kepada hamba-Nya melaui peristiwa gerhana.
Beberapa hal keliru seputar gerhan:
1. Meyaqini bahwa gerhana terjadi karena kematian atau lahirnya seseorang.
2. Meyaqini bahwa gerhana terjadi karena adanya kemarahan dari jin .
3. Menabuh kentongan atau alat lainnya dengan keyaqinan untuk mengusir makhluq yang jahat .
4. Membakar petasan dengan keyaqinan agar makhluq jahat segera pergi.
5. Membuat sesajen atau persembahan lainnya untuk meminta perlindungan kepada sesuatu yang biasa disebut dengan makhluq halus.
HAL HAL YANG DISYARI’ATKAN KETIKA ADA GERHANA
1. Banyak berdzikir.
2. Banyak bertakbir
3. Banyak berdo’a
4. Banyak beristighfar (mohon ampun kepada Allah).
5. Berlindung kepada Allah dari adzab qubur.
6. Banyak bershadaqah, membebaskan budak.
7. Mengerjakan shalat gerhana.
FIQIH PELAKSANAAN SHALAT GERHANA
1. Hukum melaksanakan sholat gerhana adalah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan untuk melaksanakannya).
2. Sholat gerhana lebih utama dilakukan dengan berjama’ah.
3. Dilakukan di masjid.
4. Waktu pelaksanannya adalah ketika sedang terjadi gerhana.
5. Para wanita diperbolehkan mengikuti shalat gerhana secara berjama’ah di barisan belakang shaf laki laki.
6. Tidak pakai adzan ataupun iqamat, tetapi cukup diawali dengan seruan : Ash Shalaatu Jaa mi’ah (kalimat ini bukan diserukan oleh imam).
7. Bacaan Al Fatihah dan surah dalam shalat gerhana adalah dengan jahar.
8. Setelah shalat dilakukan khutbah.
TATACARA PELAKSANAAN SHALAT GERHANA.
Shalat gerhana dilakukan dengan 2 raka’at, dan di dalam 2 raka’at tersebut :
- Al Fatihah dibaca sebanyak 4 kali.
- Surah dibaca sebanyak 4 kali.
- Ruku’ dilakukan sebanyak 4 kali
- I’tidal dilakukan sebanyak 4 kali
- Sujud dilakukan sebanyak 4 kali
- Duduk antara 2 sujud dilakukan sebanyak 2 kali
- Duduk tasyahhud dilakukan sebanyak 1 kali.
Caranya :
1. Takbiratul Ihram : dilakukan oleh imam dan makmumnya.
2. Membaca do’a iftitah : dilakukan oleh imam dan makmumnya.
3. Membaca ta’awudz : dilakukan oleh imam.
4. Membaca Al Fatihah dengan nyaring (jahar) : dilakukan oleh imam.
5. Membaca surah lain yang panjang dengan nyaring (jahar) : dilakukan oleh imam.
6. Ruku’ pertama ( melakukannya dengan waktu yang lama ) : imam dan makmum.
7. Bangun dari ruku’ sambil mengucapkan : Sami’allahu liman hamidah, Rabbanaa walakal hamdu, posisi tangan bersedekap : dilakukan oleh imam, makmum ikut.
8. Tidak langsung sujud, tetapi membaca Al Fatihah lagi dengan nyaring (jahar) : dilakukan oleh imam
9. Membaca surah yang panjang dengan nyaring (jahar), tetapi lebih pendek dari yang pertama : dilakukan oleh imam
10. Ruku’ kedua (waktunya lebih pendek dari yang pertama ) : imam dan makmum.
11. Bangun dari ruku’ sambil mengucapkan : sami’allahu liman hamidah, Rabbanaa walakal hamdu ( melakukannya dengan waktu yang lama ), tangan tidak sedekap : dilakukan oleh imam dan makmum.
12. Sujud ( melakukannya dengan waktu yang lama ) : imam dan makmum.
13. Duduk antara 2 sujud (dengan waktu yang lama) : imam dan makmum
14. Sujud ( melakukannya dengan waktu yang lama ) : imam dan makmum.
15. Berdiri untuk mengerjakan raka’at kedua. Caranya sama dengan raka’at pertama, tetapi lebih pendek dari raka’at pertama. Hanya saja setelah sujud kedua dilakukan duduk tasyahhud yang caranya sama dengan duduk tasyahhud dalam raka’at akhir pada shalat fardhu, kemudian diakhiri dengan salam.
16. Setelah salam, dilakukan khutbah.
Catatan :
Di dalam pelaksanaan shalat gerhana ada beberapa perkara yang diperselisihkan oleh ulama.
Uraian ringkas tentang shalat gerhana yang dibuat ini adalah perkara yang dikuatkan di antara beberapa pendapat para ulama.
Shalat gerhana adalah shalat 2 raka’at yang dilakukan dengan cara tertentu ketika terjadi gerhana matahari (kusuf) ataupun gerhana bulan (khusuf).
Walaupun terdapat banyak hadits yang menunjukkan kesamaan nama untuk gerhana matahari dan gerhana bulan, tetapi pada umumnya umat Islam memberi nama Kusuf untuk gerhana matahari dan Khusuf untuk gerhana bulan.
Ketika terjadi gerhana , selain disyari’atkan mengerjakan shalat, juga diperintahkan memperbanyak dzikir, istighfar dan bershadaqah.
Gerhadna tidak hanya sekedar gejala alam. Tapi mengandung beberapa hikmah, di antarany:
1. Gerhana adalah salah satu dari tanda kekuasaan Allah.
2. Gerhana sebagai contoh peristiwa yang akan datang pada hari qiyamat
3. Gerhana adalah peristiwa besar sehingga Allah sampai menampakkan sorga dan neraka kepada Rasululah saw saat terjadinya gerhana.
4. Allah memberi peringatan kepada hamba-Nya melaui peristiwa gerhana.
Beberapa hal keliru seputar gerhan:
1. Meyaqini bahwa gerhana terjadi karena kematian atau lahirnya seseorang.
2. Meyaqini bahwa gerhana terjadi karena adanya kemarahan dari jin .
3. Menabuh kentongan atau alat lainnya dengan keyaqinan untuk mengusir makhluq yang jahat .
4. Membakar petasan dengan keyaqinan agar makhluq jahat segera pergi.
5. Membuat sesajen atau persembahan lainnya untuk meminta perlindungan kepada sesuatu yang biasa disebut dengan makhluq halus.
HAL HAL YANG DISYARI’ATKAN KETIKA ADA GERHANA
1. Banyak berdzikir.
2. Banyak bertakbir
3. Banyak berdo’a
4. Banyak beristighfar (mohon ampun kepada Allah).
5. Berlindung kepada Allah dari adzab qubur.
6. Banyak bershadaqah, membebaskan budak.
7. Mengerjakan shalat gerhana.
FIQIH PELAKSANAAN SHALAT GERHANA
1. Hukum melaksanakan sholat gerhana adalah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan untuk melaksanakannya).
2. Sholat gerhana lebih utama dilakukan dengan berjama’ah.
3. Dilakukan di masjid.
4. Waktu pelaksanannya adalah ketika sedang terjadi gerhana.
5. Para wanita diperbolehkan mengikuti shalat gerhana secara berjama’ah di barisan belakang shaf laki laki.
6. Tidak pakai adzan ataupun iqamat, tetapi cukup diawali dengan seruan : Ash Shalaatu Jaa mi’ah (kalimat ini bukan diserukan oleh imam).
7. Bacaan Al Fatihah dan surah dalam shalat gerhana adalah dengan jahar.
8. Setelah shalat dilakukan khutbah.
TATACARA PELAKSANAAN SHALAT GERHANA.
Shalat gerhana dilakukan dengan 2 raka’at, dan di dalam 2 raka’at tersebut :
- Al Fatihah dibaca sebanyak 4 kali.
- Surah dibaca sebanyak 4 kali.
- Ruku’ dilakukan sebanyak 4 kali
- I’tidal dilakukan sebanyak 4 kali
- Sujud dilakukan sebanyak 4 kali
- Duduk antara 2 sujud dilakukan sebanyak 2 kali
- Duduk tasyahhud dilakukan sebanyak 1 kali.
Caranya :
1. Takbiratul Ihram : dilakukan oleh imam dan makmumnya.
2. Membaca do’a iftitah : dilakukan oleh imam dan makmumnya.
3. Membaca ta’awudz : dilakukan oleh imam.
4. Membaca Al Fatihah dengan nyaring (jahar) : dilakukan oleh imam.
5. Membaca surah lain yang panjang dengan nyaring (jahar) : dilakukan oleh imam.
6. Ruku’ pertama ( melakukannya dengan waktu yang lama ) : imam dan makmum.
7. Bangun dari ruku’ sambil mengucapkan : Sami’allahu liman hamidah, Rabbanaa walakal hamdu, posisi tangan bersedekap : dilakukan oleh imam, makmum ikut.
8. Tidak langsung sujud, tetapi membaca Al Fatihah lagi dengan nyaring (jahar) : dilakukan oleh imam
9. Membaca surah yang panjang dengan nyaring (jahar), tetapi lebih pendek dari yang pertama : dilakukan oleh imam
10. Ruku’ kedua (waktunya lebih pendek dari yang pertama ) : imam dan makmum.
11. Bangun dari ruku’ sambil mengucapkan : sami’allahu liman hamidah, Rabbanaa walakal hamdu ( melakukannya dengan waktu yang lama ), tangan tidak sedekap : dilakukan oleh imam dan makmum.
12. Sujud ( melakukannya dengan waktu yang lama ) : imam dan makmum.
13. Duduk antara 2 sujud (dengan waktu yang lama) : imam dan makmum
14. Sujud ( melakukannya dengan waktu yang lama ) : imam dan makmum.
15. Berdiri untuk mengerjakan raka’at kedua. Caranya sama dengan raka’at pertama, tetapi lebih pendek dari raka’at pertama. Hanya saja setelah sujud kedua dilakukan duduk tasyahhud yang caranya sama dengan duduk tasyahhud dalam raka’at akhir pada shalat fardhu, kemudian diakhiri dengan salam.
16. Setelah salam, dilakukan khutbah.
Catatan :
Di dalam pelaksanaan shalat gerhana ada beberapa perkara yang diperselisihkan oleh ulama.
Uraian ringkas tentang shalat gerhana yang dibuat ini adalah perkara yang dikuatkan di antara beberapa pendapat para ulama.
loading...