Orang Rajin Bersedekah Itu Bahagia, begini penjelasan ilmiahnya...

Pernahkah kita merasakan, ketika kita mengeluarkan sedekah kepada orang yang membutuhkan, ketika kita bisa membantu meringankan beban orang lain, lalu muncul perasaan bahagian entara dari mana dalam lubuk hari kita?;

Wednesday, April 27, 2016

Apa Yang Kita Cari Dalam Kehidupan Ini?

Apa yang Kita cari dalam hidup ini...?

Kita hidup di gunung merindukan pantai...
Kita hidup di pantai merindukan gunung...

Kalau kemarau kita tanya kapan hujan?
Di musim hujan kita tanya kapan kemarau?

Diam di rumah pengennya pergi..
Setelah pergi pengennya pulang ke rumah...

Waktu tenang cari keramaian...
Waktu ramai cari ketenangan...

Ketika masih bujang mengeluh kepengen nikah, Sudah berkeluarga, mengeluh belum punya anak, setelah punya anak mengeluh biaya hidup dan pendidikan...

Ternyata SESUATUMU tampak indah karena belum kita miliki...

Kapankah kebahagiaan akan didapatkan kalau kita hanya selalu memikirkan apa yang belum ada, tapi mengabaikan apa yang sudah kita miliki...

Jadilah pribadi yang SELALU BERSYUKUR...
dengan rahmat yang sudah kita miliki...

Mungkinkah selembar daun yang kecil dapat menutupi bumi yang luas ini??
Menutupi telapak tangan saja sulit...
Tapi kalau daun kecil ini nempel di mata kita, maka tertutuplah “BUMI" dengan Daun,

Begitu juga bila hati ditutupi pikiran buruk sekecil apapun, maka kita akan melihat keburukan dimana-mana
Bumi inipun akan tampak buruk...

Jangan menutup mata kita, walaupun hanya dengan daun yang kecil...

Jangan menutupi hati kita, dengan sebuah pikiran buruk, walau cuma seujung kuku...

SYUKURI apa yang sudah kita miliki, sebagai modal untuk meMULIAkan NYA...

Karena hidup adalah :  WAKTU yang dipinjamkan,
dan Harta adalah Amanah yang dipercayakan...
yang semua itu akan di mintai pertanggung jawaban,

Bersyukurlah atas nafas yang masih kita miliki...
Bersyukurlah atas keluarga yang kita miliki...

Bersyukurlah atas pekerjaan yang kita miliki...

Bersyukur& selalu bersyukur di dalam segala hal. Bersegeralah berlomba dalam kebaikan di mulai dari sekarang.

Selamat meraih kebaikan di hari ini saudaraku semua..

والله أعلم بالصواب
loading...

Friday, April 22, 2016

Seperti Ini Kemegahan Kota Mekkah dan Masjidil Haram di Masa Depan...! Sangat Mengagumkan!

Pembangunan kota Mekkah dan Masjidil Haram terus digesa oleh pemerintah kerajaan Arab Saudi. Di perkirakan, pada tahun 2020-an, Suasana Masjidil Haram akan berubah total dari yang sekarang ini.

Diperkirakan, nantinya masjidil haram dapat menampung lebih dari 3 juta jamaah dalam satu waktu.

Berikut penampakan maket kota Mekkah dan Masjidil Haram di tahun 2020-an:










Semoga Allah Swt memudahkan kita semua untuk mengunjungi bait-Nya dan beibadah di sana. Amin...
loading...

Wednesday, April 20, 2016

Sifat Hasad dan Dengki, Yang Membinasakan Semua Kebaikan... Mari Kita Singkirkan Dari Jiwa ...

Syaikul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāhu Ta'ālā pernah mengatakan :

 لا يخل جسد من حسد ولكن الكريم يخفيه واللئيم يبديه

"Tidak ada jasad yang selamat dari hasad, akan tetapi orang yang baik menyembunyikannya dan orang yang buruk menampakkannya."

Ini benar, hampir tidak ada seorangpun.

Hampir bisa kita katakan bahwa hati kita sulit selamat dari hasad.

Kita hasad kepada orang yang memiliki kenikmatan yang sama seperti kita.

Misalnya:
▪Seorang dokter akan hasad kepada dokter yang lain.
▪Yang punya toko akan hasad kepada yang punya toko yang lain.

Dokter tidak hasad kepada orang yang punya supermarket meskipun yang punya supermarket kaya raya, tapi dokter biasanya hasad kepada dokter yang sama, sesama profesi dokter.

Yang punya supermarket akan hasad kepada yang punya supermarket juga karena satu profesi.

▪Bahkan tukang becak mungkin hasad kepada tukang becak yang lain.
▪Demikian juga dengan ustadz akan hasad kepada ustadz yang lain.

Ustadz, dia tidak hasad kepada orang kaya, dia tidak hasad kepada yang memiliki profesi yang lain.

Jadi seprofesi biasanya ada saling hasad diantara mereka.

Kalau sudah muncul hasad dalam diri kita apakah kita berdosa?

Jawabannya: "Ya."

Kita berdosa kalau kita:

✖ membiarkannya bercokol dalam dada kita dan
✖ kita merawatnya
✖ bahkan mengembangkannya dalam dada kita.

Jadi kita berdosa karena hasad adalah penyakit hati.

Akan tetapi kalau kita:

☑ berusaha melawan,
☑ tidak suka dengan hasad tersebut,
☑ benci dengan hasad tersebut,
maka kita tidak berdosa.

Caranya bagaimana?

🔗 Pertama, kita harus benci hasad yang muncul dalam diri kita.
🔗 Yang kedua, kita tidak menampakkan cerminan dari hasad tersebut.

Oleh karenanya, Ibnu Qayyim rahimahullāhu tatkala menafsirkan firman Allāh:

وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

"Aku berlindung kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā dari keburukan orang yang hasad tatkala dia sedang hasad."

(QS AlFalaq: 5)

Kata beliau:

لأن الرجل قد يكون عنده حسد، ولكن يخفيه ولا يظهر عليه بوجهه، ولا بقلبه ولا بلسانه ولا بيده

"Ini menunjukkan bahwa bisa jadi tatkala timbul hasad dalam diri seseorang, dia sembunyikan dan tidak nampak hasadnya tersebut di wajahnya, tidak nampak hasad tersebut dihatinya, tidak nampak hasad tersebut dilisannya dan tidak nampak hasad tersebut dalam tangannya."

Artinya, dia berusaha menahan dan dia tidak menunjukkan cerminan dari hasad tersebut, maka orang ini tidak berdosa.

Kata beliau:

فهذا لا يكاد يخلو منه أحد إلا من عصمه الله.

"Akan tetapi ini sangat sulit, hampir-hampir tidak ada orang seperti ini, kecuali orang yang dirahmati oleh Allāh, dijaga oleh Allāh."

Kebanyakan orang kalau sudah hasad, maka dia akan mencerminkan, mengekspresikan hasad tersebut dalam wajahnya atau dalam tangannya dan lisannya.

Kemudian dia menzhalimi saudaranya yang sedang dia hasad-i.

Oleh karenanya, jika kita terkena hasad, kita harus berusaha:

☑ Melawan hasad tersebut, kemudian kita berusaha memuji orang yang sedang kita hasad-i tersebut.

☑ Melawan hasad kita dengan kita puji orang tersebut, yang kita dengki sama dia, bahkan

☑ Memberikan hadiah kepada dia.

☑ Menyebutkan kebaikan-kebaikan dia, kita berusaha nelpon dia jika misalnya kita bersahabat dengan dia.

Sehingga hilanglah hasad tersebut dari diri kita.

✅Terkadang, kalau kita sudah kenal maka kita tidak jadi hasad.
✅Terkadang, kalau kita sudah bergaul, sudah ngobrol, hasad tersebut menjadi hilang.

❌Tetapi kalau kita pendam, maka setan akan berusaha membesarkan hasad tersebut.

Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'ālā,

Maka, kita berlindung kepada Allāh dari bahaya hasad yang bisa akhirnya menghancurkan kebaikan-kebaikan yang kita miliki di akhirat kelak, yaitu tatkala kita mentransfer kebaikan kita kepada orang yang kita hasad-i.

Diantara hal yang memudahkan kita untuk menghilangkan hasad yaitu ingatlah bahwasanya kalau seorang sudah terkena hasad yang rugi yang pertama adalah dirinya sendiri.

Kalau kita dengki dengan orang lain sehingga ingin orang lain tersebut terkena musibah, sebenarnya musibah yang pertama adalah yang menimpa diri kita.
loading...

Friday, April 15, 2016

Ternyata 80% Penyakit Berasal Dari Fikiran...!!!

Kata pepatah, sehat itu adalah mahkota yang tersemat di kepala seseorang, dan tak siapa pun dapat melihatnya kecuali orang yang sakit.

Nah, kesehatan itu sangat mahal dan berharga Sob!

Tapi tahukah kamu, sebenarnya untuk menjaga kesehatan agar tetap sehat itu mudah dan sangat murah dan mudah.

Berdasarkan sebuah penelitian, terungkap sebenarnya penyebab utama penyakit itu berasal dari pikiran. Ya, selain gaya hidup, beban pikiran juga menjadi faktor penting sehat atau tidaknya diri kita.

Penyakit itu 90% berasal dari pikiran, 10%-nya dari pola makan.

Tidak Percaya?? Lihat Orang Gila, makan apa pun fisiknya sehat karena pikirannya selalu Happy smile and smile.

Berikut korelasi daftar penyakit dengan pikiran negatif:

1) MARAH, selama 5 menit akan menyebabkan sistem imun tubuh kita mengalami depresi 6 jam.

2) DENDAM & MENYIMPAN KEPAHITAN akan menyebabkan imun tubuh kita mati.. Dari situlah bermula segala penyakit, seperti STRESS, KOLESTEROL, HIPERTENSI, SERANGAN JANTUNG, RHEMATIK, ARTHRITIS, STROKE (perdarahan / penyumbatan pembuluh darah).

3) Jika kita sering membiarkan diri kita STRESS, maka kita sering mengalami GANGGUAN PENCERNAAN.

4) Jika kita sering merasa KHAWATIR, maka kita mudah terkena penyakit NYERI PUNGGUNG.

5) Jika kita MUDAH TERSINGGUNG, maka kita akan cenderung terkena penyakit INSOMNIA (susah tidur).

6) Jika kita sering mengalami KEBINGUNGAN, maka kita akan terkena GANGGUAN TULANG BELAKANG BAGIAN BAWAH.

7) Jika kita sering membiarkan diri kita merasa TAKUT yang BERLEBIHAN, maka kita akan mudah terkena penyakit GINJAL.

8) Jika kita suka ber-NEGATIVE THINKING, maka kita akan mudah terkena DYSPEPSIA (penyakit sulit mencerna).

9) Jika kita mudah EMOSI & cenderung PEMARAH, maka kita bisa rentan terhadap penyakit HEPATITIS.

10) Jika kita sering merasa APATIS (tidak pernah peduli) terhadap lingkungan, maka kita akan berpotensi mengalami PENURUNAN KEKEBALAN TUBUH.

11) Jika kita sering MENGANGGAP SEPELE semua persoalan, maka hal ini bisa mengakibatkan penyakit DIABETES.

12) Jika kita sering merasa KESEPIAN, maka kita bisa terkena penyakit DEMENSIA SENELIS (berkurangnya memori dan kontrol fungsi tubuh).

13) Jika kita sering BERSEDIH & merasa selalu RENDAH DIRI, maka kita bisa terkena penyakit LEUKEMIA (kanker darah putih).

Nah, makanya mulai sekarang kurang-kurangin deh beban pikiran dari pada jadi stres terus..sakit kan gak enak..
loading...

Monday, April 11, 2016

Wahai Para Suami... Tidakkah Engkau Malu Ketika Engkau Tidak Menafkahi Istrimu?

Alkisah, dalam sebuah perselisihan rumah tangga, seorang suami dengan sinis berkata kepada istrinya:

"Beruntung kamu masih mau saya nikahi...siapa coba yang mau nikah dengan istri tak becus ngurus rumah macam kamu ini!!"

Jleb!

Sungguh tega suami yang melontarkan kata-kata menyakitkan seperti ini hanya untuk menekan istri agar terus tunduk memenuhi kemauannya. Dan ironisnya, tak banyak yang dapat dilakukan istri selain menangis. Banyak istri yang kemudian apatis, bahkan tidak dinafkahi pun ia tidak peduli. ironis.

Dan banyak pula suami yang tidak malu menyia-nyiakan istrinya tanpa nafkah. Banyak suami yang tidak malu melihat istrinya berpeluh keringat mencari nafkah belanja, sementara ia sebagai kepala rumah tangga asyik bersantai ria.

Padahal, Islam menjadikan suami lebih tinggi kedudukannya dari istri dikarenakan kesediaan suami untuk menafkahi keluarga dari sebagian harta yang diperolehnya.

Rasulullah Saw bersabda:

"Dan mereka (para istri) mempunyai hak diberi rizki dan pakaian (nafkah) yang diwajibkan atas kamu sekalian (wahai para suami).’’ (HR. Muslim 2137)

Bahkan Allah tak mematok besaran nafkah yang harus diberikan seorang suami pada istri, agar istri juga tidak semena-mena membebani suami di luar kesanggupannya:

‘’Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf, seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.’’ (QS.al-Baqarah 233)

Lalu mengapa ada suami yang tak tahu malu tidak menafkahi istri dan anaknya bahkan tanpa merasa bersalah meminta istri yang penuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari?

Inilah para suami yang memiliki sifat parasit, dan Islam jelas menjatuhkan dosa pada perbuatan suami yang seperti ini:

Diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abdullah bin ‘Amr, ia berkata; Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda: "Cukuplah dosa bagi seseorang dengan ia menyia-nyiakan orang yang ia tanggung."

Lantas, ppa yang sebaiknya istri lakukan?

Pertama-tama, istri harus menyadari pentingnya menuntut hak pada suami, dan berani melakukannya dengan tegas!

Sifat suami terus-menerus merongrong istri bisa jadi dikarenakan istri abai meminta haknya pada suami.  Para wanita hendaknya menyadari bahwa dirinya berhak dinafkahi oleh pasangan hidupnya! Karena itu, wahai para wanita: Jangan biarkan suami menyia-nyiakan engkau dan anakmu hanya karena engkau mampu!

Istri harus mengingatkan suami atas kewajibannya menafkahi keluarga. Bahkan, tidak adanya nafkah dari suami bisa menjadi salah satu alasan perceraian yang sah.

‘’Mulailah (memberi nafkah) kepada orang yang menjadi tanggunganmu, (kalau tidak) maka istrimu akan mengatakan, nafkahilah aku atau ceraikan aku.’’ (HR.Bukhori 4936)

Berkata Ibnul Mundzir, "Telah sah bahwa Umar bin Khatab memerintahkan para tentara (yang bepergian) untuk tetap memberi nafkah, kalau tidak maka harus menceraikan istrinya."

Mulailah berani menuntut hak pada suami, lihat apa yang terjadi! Jika suami malah berlaku kasar bahkan menjurus KDRT karena tak mau menafkahi, istri berhak mengajukan gugat cerai.

Pendapat yang kuat dari para fuqoha adalah seorang istri yang tidak mendapatkan nafkah dari suaminya memiliki hak untuk menuntut pemisahan diri dari suaminya dikarenakan kuatnya dalil-dalil yang menunjukkan hal itu:

"Menggenggam (istri) dengan cara yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik.” (QS. Al Baqoroh : 229)

Pada ayat di atas Allah memberikan dua pilihan kepada seorang suami antara menggenggam dengan cara yang ma’ruf yaitu memberikan nafkah kepadanya atau menceraikannya dengan cara yang baik pula jika dirinya tidak bisa memberikan nafkah kepadanya.

Jika Allah saja telah memberikan 2 pilihan ini, mengapa istri terus memelihara kemalasan suami dengan memberi suami nafkah lahir? Istri tak punya kewajiban menafkahi suami!

Sadari bahwa jika istri masih saja menafkahi suami, jangan-jangan bukan suami yang mendzolimi istri, tapi istrilah yang mengizinkan dirinya didzolimi! Hentikan hal ini karena rumah tangga yang demikian sama sekali tidak sehat dan tak sesuai dengan peran suami-istri dalam ajaran Islam.

Istri perlu berpikir jauh ke depan bahwa sifat malas suami dalam menjalankan kewajibannya menafkahi dirinya sendiri dan keluarga ini akan merembet ke banyak hal, mulai dari perselingkuhan, pengabaian terhadap anak, dan lain sebagainya.

Bertindaklah tegas, dan lihatlah bahwa suami pun sebenarnya punya kemampuan jika istri memberi dukungan! Jika suami bersikeras tak mau berubah, maka jangan takut mengikuti petunjuk Allah untuk menggugat cerai.

Semoga Allah memberikan rasa malu pada suami yang tak mau menafkahi keluarga, serta mengaruniakan kemampuan agar ia mau berubah dan berusaha. Sesungguhnya derajat pria ditinggikan karena kesediaan mereka menafkahi tanggungannya. Wallaahualam.
loading...

Sunday, April 3, 2016

Kisah Istri Yang Bertakwa dan Uang Kembalian Belanja...!

Ini cerita seorang ustadz...

Suatu ketika, seorang istri yang sedang ditinggal pergi oleh suaminya pergi ke luar rumah membeli suatu keperluan dapur di warung dekat rumahnya. Tanpa sengaja, saat mengambil uang kembalian dari pemilik warung, tangannya tersentuh oleh pemilik warung yang kebetulan seorang laki-laki.

Hal itu membuatnya sangat kaget, ia segera pergi meninggalkan warung itu dalam keadaan menangis. Sesampai di rumah ia terus menangis. Sore harinya suaminya pulang ke rumah.

Sang suami terkejut mendapati istinya sedang terisak-isak. Matanya nampak bengkak, seperti menangis terlalu lama.

Sang istri segera mendatangi suaminya, lalu berkata,

"Abang, ambilah kayu ini dan pukullah saya sampai abang ridha. Saya telah melakukan dosa." Ucap istrinya sambil menyerahkan kayu rotan pada suaminya.

Sang suami lantas kaget, apa yang terjadi. Dosa apa yang telah diperbuat istrinya. Ia lalu bertanya,

"Dosa apa yang telah engkau perbuat wahai dinda?"

Sang istri masih terisak, bahkan tangisnya bertambah ketika suaminya menanyakan hal itu.

"Abang, tadi saat belanja di warung tangan saya bersentuhan dengan laki-laki, saya merasa sangat bersalah sekali, saya takut Allah murka, saya takut abang marah, saya tidak ingin satu halpun yang saya lakukan membuat abang tidak ridha."

"Sayangku, aku tidak akan memukulmu atas kesalahanmu, apalagi ini belum jelas dan aku tidak pernah berniat sedikitpun memukulmu se umur hidupku. Dinda ceritakanlah padaku apa sesungguhnya yang terjadi."

Sang istri semakin terisak-isak. Ia terus menangis. Akhirnya sang suami pergi menemui pemilik warung menanyakan apa yang terjadi.

Pemilik warung bercerita, bahwa ia tanpa sengaja menyentuh tangan istrinya saat menyerahkan uang kembalian. Dan ia meminta maaf atas kejadian itu.

"Lain kali kalau istri saya kesini lagi belanja dan Mas ingin menyerahkan kembalian uang Mas tarok saja, nanti baru diambil oleh istri saya. Mungkin begitu lebih baik."

"Baik Ustaz. Saya minta maaf, saya betul-betul tidak sengaja."

Barulah suaminya paham apa yang sebenarnya terjadi. Dalam perjalanan pulang ke rumah, hati dan mulutnya tak henti mendendangkan rasa syukur pada Allah, bahwa Allah telah mengaruniakannya seorang istri yang tidak hanya cantik secara rupa tapi juga solehah. Lakal hamdu wasy syukru ya Rabb, ucapnya berkali-kali.

***

*Ini kisah nyata, bukan rekayasa. Kisah ini mungkin akan terasa langka di zaman ini, tapi dia memang ada terjadi. Semoga Allah mengaruniakan kita seorang pendamping hidup yang takut pada Allah baik disaat ia sendiri atau di tengah keramaian.
loading...