Tuesday, April 30, 2013

Sultan, Tangan Anda Harus Dipotong!!! [Kisah Tentang Keadilan Dalam Islam]

Syahdan, Sultan Muhammad Al-Fatih dari Dinasti Ottoman di Turki tengah mengadakan proyek pembangunan masjid di kota Istanbul. Sultan ingin masjid ini menjadi salah satu ikon kota yang indah. Karenanya, ia menyewa seorang arsitek handal dari Roma yang bernama Eps Lante untuk menjadi pelaksana proyek.

Salah satu pesan Sultan adalah agar tiang-tiang mesjid itu dibuat dari mar-mar berkualitas tinggi, dan tiang-tiang itu dibangun tinggi agar masjid terlihat megah dan menawan dari kejauhan.

Proyek pun dijalankan. Tapi karena suatu dan lain hal, sang arsitek melaksanakan tidak seperti yang diperintahkan Sultan, terutama tinggi tiang yang tidak sesuai dengan tinggi yang diinginkan Sultan.

Hal ini pun disampaikan kepada Sultan. Begitu mendengar berita ini, Sultan langsung marah dan kecewa. Ia tak mampu menahan emosinya karena sudah menghabiskan banyak biaya untuk proyek ini. Dengan emosi, ia kemudian memerintahkan pengawalnya untuk memotong tangan sang arsitek!

Setelah marahnya reda, Sultan pun menyesali perintahnya. Tapi tangan sang arsitek sudah dipotong.

Sang arsitek nasrani itu pun tak tinggal diam atas kezaliman yang menimpanya. Dengan segera, ia datang menghadap ke Pengadilan dan menemui hakim Istanbul, Shari Khoudry Jalabi. Keadilan sang Hakim ini sudah termasyhur se antero dinasti.

Kepada hakim Shari, Eps Lante menceritakan kezaliman yang ia terima dari Sultan, dan ia memohon keadilan dari hakim.

Tanpa ragu, si hakim pun mengirim juru panggil untuk mendatangkan  Sultan ke Pengadilan atas dasar dakwaan dari seorang rakyatnya!

Pada hari yang sudah ditentukan, Sultan pun tak ragu-ragu mendatangi pengadilan. Dengan penuh hormat, sang Sultan mendatangi ruang sidang hakim  sebagai pesakitan.

Begitu masuk ke ruang pengadilan, Sultan langsung mencari kursi untuk duduk.  Namun si Hakim mengatakan: “Anda tidak boleh duduk, berdirilah di samping seperti pendakwa dari Roma ini!“.

Kemudian didengarlah dakwaan dari arsitek tersebut, dan di akhir dakwaan, ia meminta balasan keadilan dari sang hakim. Di depan hakim, Sultan pun mengakui perbuatannya.

Setelah dakwaan dan jawaban selesai, kedua orang ini pun terdiam sambil menunggu putusan dari sang pengadilan.

“Sultan, sesuai hukum syariat yang berlaku, tangan anda harus dipotong sebagai qishash atas perbuatan anda terhadap orang Romawi ini!!!” Ucap sang hakim tanpa ragu-ragu membacakan putusannya.

Mendengar putusan itu, sang arsitek nasrani itu pun tercengang. Bagaimana mungkin seorang hakim memutuskan potong tangan terhadap Sultannya sendiri?? Bagaimana mungkin seorang Sultan Muhammad al-Fatih, sang penakluk Constantine, yang mendengar namanya saja raja-raja di Eropa menggigil ketakutan, dihukum sedemikian rupa oleh hakim yang ia angkat sendiri? EpsLante sendiri tidak mengetahui hukum seperti itu. Tadinya, ia hanya berharap agar diberi ganti rugi dan saguhati.

Akhirnya, sang arsitek membatalkan dakwaannya. Di depan hakim, ia mengatakan bahwa memotong tangan Sultan tak akan ada gunanya dan tidak akan menyelesaikan masalah. Ia berharap diberi ganti rugi saja.

Akhirnya, sang hakim pun memutuskan agar Sultan membayar uang 10 tail per hari seumur hidup sang arsitek sebagai ganti rugi atas cidera yang dideritanya. Namun di depan hakim, Sultan berjanji akan memberi sang arsitek 20 tail per hari sebagai ungkapan rasa penyesalannya!
***

Disadur dari buku: Ø±ÙˆØ§Ø¦Ø¹ من التاريخ العثماني

loading...

0 komentar:

Post a Comment

Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih