Sunday, April 28, 2013

Mengapa harus aku? [Kisah Inspiratif Tenang Syukur]


Arthur Ashe, seorang petenis kulit hitam asal Amerika Serikat pernah memenangkan tiga gelar juara Grand Slam, yaitu: US Open (1968), Australia Open (1970) dan Wimbeldon (1975).

Syahdan pada tahun 1979, Arthur terkena serangan jantung yang mengharuskannya menjalani operasi bypass.

Setelah 2 kali operasi, Arthur bukannya sembuh, tapi ternyata harus menghadapi kenyataan pahit, yaitu terinfeksi HIV AIDS melalaui transfusi darah yang ia terima saat pengobatan tahun 1983.


Pasca terinveksi, Arthur sudah tidak bersinar lagi. Para penggemar yang mengelu-elukannya merasa kehilangan. Lalu, seorang penggemar menulis surat kepadanya: “Mr. Arthur, Mengapa Tuhan memilihmu untuk menderita penyakit itu?”.

Dalam balasannya terhadap surat itu, Arthur menulis:

“Di dunia ini, ada 50 juta anak yang sangat ingin main tenis. Dari 50 juta itu, hanya 5 juta yang bisa belajar tenis. dan di antara 5 juta itu, hanya 500 ribu orang yang berhasil menjadi pemain berbakat. Lalu, di antara 500 ribu itu, hanya 5000 orang yang mampu berlaga di turnamen Grand Slam. Dan di antara 5000 orang itu, hanya 50 orang yang berhasil masuk berlaga di Wimbeldon. Dan dari 50 orang itu, hanya 4 orang yang berhasil masuk semi final, lalu hanya 2 orang pula yang berhasil berlaga di Final. Dan ketika saya mengangkat tropi Wimbeldon tahun 1975, saya tidak pernah bertanya kepada Tuhan: “Mengapa harus saya?”, jadi, ketika saya saat ini menderita sakit, tidak seharusnya juga saya bertanya kepada Tuhan: “Mengapa harus saya?”.
...

Sadar atau tidak, kerap kali kita merasa bahwa kita hanya pantas menerima
hal-hal yang baik dalam hidup: kesuksesan, karir yang mulis, kesehatan, kaya, tampan, cantik, berpangkat tinggi dan sebagainya.

Ketika yang kita terima sebaliknya: penyakit, kesulitan, kegagalan, kita lantas menganggap Tuhan itu tidak adil, sehingga kita merasa berhak untuk menggugat Tuhan.

Mulai hari ini, Bersyukurlah atas apapun yang ditetapkan Tuhan untuk kita!!!

Salam
loading...

0 komentar:

Post a Comment

Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih