Saturday, September 9, 2017

Memahami Gejala 'Sosial Climber', Orang Yang Ingin Terlihat Kaya dan di Media Sosial

Salah satu gejalan psikologis yang muncul di era sosial digital ini adalah apa yan g disebut sebagian orang sebagai Social Climber. Climber sendiri secara bahasa berarti 'Pemanjat'. Lalu apa maksdnya Social Climber?

Dikutip dari sebuah situs, Social Climber merupakan istilah yang digunakan untuk orang yang mencari pengakuan sosial yang lebih tinggi dari kondisi atau status yang sebenarnya. Istilah seorang 'Social Climber' kembali mencuat seiring dengan ramainya pemberitaan kasus penipuan di media sosial.

Salah satu contoh kasus social clmber dapat kita lihat dalam kasus seorang perempuan yang menjadi buah bibir di jagat maya beberapa waktu terakhir karena disebut telah menipu banyak orang hingga ratusan juta rupiah dengan modus menjanjikan promo tiket pesawat murah melalui agen travel yang dibuatnya. Hingga kini, wanita yang berstatus mahasiswi tersebut telah dilaporkan ke pihak kepolisian atas dugaan kasus penipuan tersebut.

Rupanya uang ratusan juta hasil penipuan ini digunakan untuk berjalan-jalan ke luar negeri dan membeli barang-barang mewah untuk dipamerkan di media sosialnya. Jadi, Social Climber sebenarnya dapat kita maknai sebagai seseorang yang ingin tampil eksis di media sosial dengan segala cara walaupun di kehidupan nyata ia sebenarnya tidak mampu seperti itu. Seorang social climber memiliki kpribadian ganda, ia tidak mendapatkan eksistensi di dunia nyata, barangkali karena kekurangan dana, tidak berpenampilan menarik, lalu kemudian ia mencoba mencari wadah di dunia maya dengan 'melejitkan' kepribadiannya yang lain sehingga ia terlihat mengagumkan. Wajahnya yang biasa-biasa saja di dunia nyata, tapi berkat editan suatu aplikasi ia tampak semakin tampan atau cantik dan ia postingkan di media sosial. Ada pula yang hidup prihatin di dunia nyata, tapi tampak bergaya mewah di dunia maya hanya untuk sekedar mencari eksistensi.

Lalu apa sebenarnya ciri orang dengan gaya Social Climber ini? Dikutip brilio.net dari Elite Daily, Selasa (2/5) berikut ini 6 ciri 'Social Climber' alias si miskin yang ingin terlihat kaya di medsos.

1. 'Melumuri' seluruh tubuh dengan label terkenal dari kepala hingga ujung kaki.
Orang-orang yang ingin terlihat kaya di media sosial selalu memnuhi tubuhnya dengan semua yang bermerek. Tak peduli barang tersebut asli atau tidak, asalkan bermerek barang tersebut akan dibelinya agar terlihat sebagai orang yang mampu membeli.

2. Selalu memposting petualangan mewah di media sosial.
Orang-orang ini memenuhi semua media sosialnya dengan postingan foto belanja dan tempat-tempat mewah saja. Kamu tak akan melihat postingan yang memperlihatkan sisi kemanusiaan sama sekali di akunnya. Karena orang ini hanya hidup di media sosial dengan petualangan mewahnya saja untuk memastikan teman-temannya di media sosial mengetahui hal-hal elitis yang keren, eksklusif yang mereka lakukan.

3. Bertingkah seperti merpati yang sakit diare.
Selalu memaksakan tingkahnya agar terlihat elegan di depan teman-temannya meski itu bukan naluri yang sebenarnya. Sehingga tidak jarang orang-orang dengan Social Climber ini tidak bisa berteman dengan semua orang. Karena mereka hanya akan nyaman dengan orang-orang yang se visi dengan mereka.

4. Hanya menjadi teman saat berada di 'puncak'.
Mereka hanya akan memperhatikan orang lain termasuk temannya, ketika orang lain tersebut sedang memiliki cukup uang untuk membeli minuman atau makanan di meja makan. Mereka tidak peduli di saat orang lain sedang susah dan hanya akan ingat saat sedang membutuhkan. Karena orang dengan mental Social Climber bukan tipe orang yang mau diajak susah, akibat takut citranya turun.

5. Mereka mencoba meyakinkan orang lain betapa mengagumkan dan inspirasionalnya mereka.
Mereka akan menceritakan kisah kebaikan yang heroiknya ke pada semua orang bahkan meski itu di depan orang banyak. Termasuk dalam hal beramal. Mereka senang untuk menceritakan kebaikannya ke pada orang-orang yang membutuhkan, dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa mereka bukan golongan dari orang-orang yang dibantu tadi. Alias orang kaya yang tidka butuh bantuan.

6. Menutupi info pribadinya dari siapapun.
Pembicaraan tentang pekerjaan sesungguhnya hal yang wajar, tapi orang-orang dengan Social Climber ini sering sekali menutupi hal tersebut. Mereka menghindari untuk menceritakan detail kebenaran dari kehidupan mereka yang ditutupi. Termasuk saat orang lain atau teman berniat berkunjung ke rumahnya, maka ia akan menolak dengan alasan yang bermacam-macam. Mereka takut identitasnya terkuak bahwa mereka memang tidak tinggal di rumah yang mewah seperti yang mereka citrakan di media sosial.

Nah, begitulah ciri-ciri seorang social climber. Bukankah lebih baik menjadi diri sendiri dan apa adanya?
loading...

1 comment:

Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih