Wednesday, September 27, 2017

Bermuka Dua [ Munafik ] Menurut Para Ulama

Seorang sahabat yang bernama Hudzaifah ibnul Yaman radhiyallahu 'anhu pernah ditanya,

ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻨﺎﻓﻖ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺼﻒ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﻭﻻ ﻳﻌﻤﻞ ﺑﻪ

Pernah ditanya pada Hudzaifah, siapakah munafik? Ia lantas menjawab,

Orang yang mengaku Islam, namun tidak mengamalkan ajaran Islam.” (Hilyatul Auliya’ , 1: 282)

Hudzaifah juga mengatakan,

ﺫﻫﺐ ﺍﻟﻨﻔﺎﻕ ﻓﻼ ﻧﻔﺎﻕ ﺇﻧﻤﺎ ﻫﻮ ﺍﻟﻜﻔﺮ ﺑﻌﺪ ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ

Nifak telah musnah jadi tidak ada nifak. Yang ada hanyalah kekafiran setelah iman.” (Hilyatul Auliya’ , 1: 280)

Kata Hudzaifah lagi,

ﺍﻟﻤﻨﺎﻓﻘﻮﻥ ﺍﻟﻴﻮﻡ ﺷﺮ ﻣﻨﻬﻢ ﻋﻠﻰ ﻋﻬﺪ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻳﻮﻣﺌﺬ ﻳﻜﺘﻤﻮﻧﻪ ﻭﻫﻢ ﺍﻟﻴﻮﻡ ﻳﻈﻬﺮﻭﻧﻪ

Orang munafik saat ini lebih jelek dari orang munafik di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dahulu kemunafikan disembunyikan, sedangkan saat ini terang-terangan.” (Hilyatul Auliya’ )

👹👺👹

Dari Ja’far, ia pernah mendengar seseorang bertanya pada Samith bin ‘Ajlan,

ﻫﻞ ﻳﺒﻜﻲ ﺍﻟﻤﻨﺎﻓﻖ ﻓﻘﺎﻝ ﻳﺒﻜﻲ ﻣﻦ ﺭﺃﺳﻪ ﻓﺄﻣﺎ ﻗﻠﺒﻪ ﻓﻼ

“Apakah orang munafik itu bisa menangis?” Ia menjawab, “Hanya di mukanya saja tampak tangisan, namun di hatinya tidak.” (Hilyatul Auliya’ , 3: 129)

Imam Al Auza’i mengatakan,

ﺇﻥ ﺍﻟﻤﺆﻣﻦ ﻳﻘﻮﻝ ﻗﻠﻴﻼ ﻭﻳﻌﻤﻞ ﻛﺜﻴﺮﺍ ﻭﺇﻥ ﺍﻟﻤﻨﺎﻓﻖ ﻳﻘﻮﻝ ﻛﺜﻴﺮﺍ ﻭﻳﻌﻤﻞ ﻗﻠﻴﻼ

“Sifat seorang mukmin adalah sedikit bicara, banyak beramal. Sedangkan sifat orang munafik adalah banyak ngomong, namun amalannya sedikit.” (Hilyatul Auliya’ , 6: 142)

Wahab bin Munabbih mengatakan tentang orang munafik,

ﻣﻦ ﺧﺼﺎﻝ ﺍﻟﻤﻨﺎﻓﻖ ﺃﻥ ﻳﺤﺐ ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻭﻳﻜﺮﻩ ﺍﻟﺬﻡ

“Diantara sifat orang munafik adalah gila pujian dan benci celaan.” (Hilyatul Auliya’ , 4: 41)

Al Fudhail bin ‘Iyadh berkata,

ﺍﻟﻐﺒﻄﺔ ﻣﻦ ﺍﻻﻳﻤﺎﻥ ﻭﺍﻟﺤﺴﺪ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﻔﺎﻕ ﻭﺍﻟﻤﺆﻣﻦ ﻳﻐﺒﻂ ﻭﻻ ﻳﺤﺴﺪ ﻭﺍﻟﻤﻨﺎﻓﻖ ﻳﺤﺴﺪ ﻭﻻ ﻳﻐﺒﻂ ﻭﺍﻟﻤﺆﻣﻦ ﻳﺴﺘﺮ ﻭﻳﻌﻆ ﻭﻳﻨﺼﺢ ﻭﺍﻟﻔﺎﺟﺮ ﻳﻬﺘﻚ ﻭﻳﻌﻴﺮ ﻭﻳﻔﺸﻲ

Ghibtoh adalah bagian dari iman. Sedangkan hasad adalah bagian dari kemunafikan. Seorang mukmin punya sifat ghibtoh (ingin melebihi orang lain dalam kebaikan, -pen), sedangkan ia tidaklah hasad (iri atau dengki). Adapun orang munafik punya sifat hasad dan tidak punya sifat ghibtoh. Seorang mukmin menasehati orang lain secara diam-diam. Sedangkan orang fajir (pelaku dosa) biasa ingin menjatuhkan dan menjelek-jelekkan orang lain.” (Hilyatul Auliya’ , 8: 95)

Hatim Al Ashom berkata,

ﺍﻟﻤﻨﺎﻓﻖ ﻣﺎ ﺃﺧﺬ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﺃﺧﺬ ﺑﺤﺮﺹ ﻭﻳﻤﻨﻊ ﺑﺎﻟﺸﻚ ﻭﻳﻨﻔﻖ ﺑﺎﻟﺮﻳﺎﺀ ﻭﺍﻟﻤﺆﻣﻦ ﻳﺄﺧﺬ ﺑﺎﻟﺨﻮﻑ ﻭﻳﻤﺴﻚ ﺑﺎﻟﺸﺪﺓ ﻭﻳﻨﻔﻖ ﻟﻠﻪ ﺧﺎﻟﺼﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻄﺎﻋﺔ

Orang munafik mengambil dunia dengan rasa tamak, melindungi harta tersebut dengan penuh keragu-raguan dan menginfakkan dengan riya’ (cari pujian). Sedangkan orang mukmin mengambil harta dengan penuh kekhawatiran, ia menahannya dengan kuat lalu menginfakkannya dengan ikhlas di jalan ketaatan.” (Hilyatul Auliya’ , 8: 79)

Wallahu a'lam bish-showab.. Semoga Allah menghindarkan kita dari sifat-sifat munafik. Aamiin...
loading...

0 komentar:

Post a Comment

Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih