Monday, May 11, 2015

Berbohong Bisa Membuat Orang Lebih Kreatif... Benarkah?

Kamu pernah bohong? Sebaiknya baca tulisan berikut ini. Ya, berbohong merupakan salah satu dosa besar dalam ajaran agama. Tapi dalam tulisan berikut, kita akan membahas tentang kebohongan dari perspektif yang berbeda. Ingat, tulisan ini bukan untuk mengajak orang untuk berbohong, tapi sekedar menganalisa dari sudut pandang berbeda.

Menurut beberapa ahli psikolog, sikap berbohong bisa muncul karena instink manusia, Tidak ada orang yang bisa 100% jujur, dan juga tidak ada orang yang 100% bohong terus.

Ada kalanya manusia itu butuh untuk melakukan kebohongan, banyak alasan yang dipakai untuk melegalkan kebohongan, orang-orang menyebutnya white lies. Kalau sudah demikian, apakah kebohongan bisa dibenarkan? Faktanya, banyak orang yang lebih suka menerima kebohongan yang manis daripada kenyataan yang pahit. Lihat saja orang berbasa-basi, bukankah isinya kebanyakan bohong?

Menurut sebuah penelitian, orang berbohong itu sebagian merupakan aktifitas biologis otak yang kreatif. Dan beberapa peneliti menyatakan bahwa otak bagian depan yang terletak pada ubun-ubun adalah bagian otak yang paling bertanggung jawab terhadap terjadinya dusta atau kebohongan.

Nah, otak bukan satu organ yang bisa berdiri sendiri, tapi otak adalah pusatnya entah itu bagian otak besar, kecil atau otak yang sebelah manapun. Jadi apapun yang jadi tindakan si manusia, bukan hanya otak bagian tertentu yang patut dipersalahkan, karena semua adalah kinerja otak yang memerintahkan mulut untuk berucap kebohongan, yang mana itu juga menunjukkan kreatifitas seseorang.

Mythomania
Mythomania. istilah ini pertama kali diperkenalkan pada thn 1905 oleh seorang psikiater bernama Ferdinand dupré.

Mythomania adalah kecenderungan berbohong yang dimaksudkan bukan untuk menipu/mengelabuhi orang lain, tetapi justru untuk membantu dirinya sendiri mempercayai/meyakini kebohongannya sendiri.

Berbeda dengan seorang pembohong biasa yang sadar bahwa ia tengah berbohong dan mampu membedakan antara kenyataan dan bukan kenyataan, seorang mythomaniac tidak sepenuhnya menyadari bahwa ia sedang berbohong. ia tidak mampu membedakan antara ‘kenyataan’ yang berasal dari imajinasinya dan kenyataan yang sebenarnya.

Kebohongan-kebohongan yang dilakukan olehnya cenderung ‘di luar ‘ kesadaran, yang artinya adalah dia tidak tahu/tidak sadar bahwa orang lain akan merasa terganggu dengan kebohongannya, karena yang terpenting baginya adalah dirinya mendapat pengakuan oleh sekelilingnya, pengakuan terhadap ‘kenyataan’ yang ingin ia wujudkan demi melarikan dirinya dari kenyataan sebenarnya yang tidak mau ia terima, dengan tanpa rasa menderita.

Salah satu penyebab mythomania adalah kegagalan-kegagalan dalam kehidupannya, bisa jadi berupa kegagalan dalam hal studi, masa kecil, masalah keluarga, kisah-kisah sentimental, bahkan kegagalan dalam hal pekerjaan (namun jangan keliru, pada saat ia mendapati orang lain mulai meragukan apa yang ia percaya, ia menjadi sadar telah berbohong- detilnya akan dibahas di bawah). pendeknya, ia ingin melarikan diri dari semua image tentang dirinya sendiri. jadi, semakin orang lain mempercayai kebohongannya, semakin ia terbantu untuk lepas dari image nyata tentang dirinya yang sulit ia terima itu.

Menurut Wikipedia, pembohong patologis atau mythomaniac adalah orang yang memiliki perilaku yang terbiasa atau selalu terdorong untuk berbohong.

Sementara definisi lengkap dari kebohongan patologis adalah :

"Pathological lying is falsification entirely disproportionate to any discernible end in view, may be extensive and very complicated, and may manifest over a period of years or even a lifetime."

Jadi kebohongan patologis itu merupakan suatu kebohongan yang dapat melebar dan menjadi sangat rumit untuk waktu yang sangat lama bahkan bisa sepanjang hidup si pembohong.

Ciri-ciri atau tanda-tanda pembohong patologis adalah :

1. Suka membesar besarkan sesuatu
2. Selalu menimpali bahwa dirinya lebih baik dari apapun yang kita ceritakan
3. Menciptakan realitas sendiri untuk dirinya
4. Karena mereka tidak menghargai kejujuran, mereka juga tidak menghargai kepercayaan
5. Bisa jadi seorang hypochondriac juga yaitu orang yang selalu merasa sakit (di buat-buat) ingin diperhatikan
6. Sering kontradiktif dengan pernyataan sebelumnya
7. Bisa berbohong hanya untuk suatu hal sepele
8. Selalu membesar besarkan setiap kalimat
9. Bisa merubah rubah cerita setiap saat.
10. Sangat defensif ketika dipertanyakan pernyataanya
11. Sangat percaya apa yang dikatakannya benar padahal jelas tidak benar buat orang lain
12. Berbohong ketika sebenarnya sangat mudah untuk menceritakan kebenaran
13. Berbohong untuk mendapat simpati dan terlihat baik
14. Selalu mendapat nilai baik pada pandangan pertama tapi selanjutnya tidak dapat dipercaya
15. Memiliki gangguan kepribadian
16. Jago memanipulasi
17. Ketahuan bohong berkali kali
18. Tidak pernah mengakui kebohongan
19. Menganggap dirinya legenda

Pada saat seorang mythomaniac telah berhasil menjerat kita, sedikit demi sedikit kebohongannya merusak dan mengganggu sistem kepercayaan dan keyakinan diri kita. bahkan rasa percaya kita yg paling kokoh pun akan guncang dan kita mulai percaya pada ‘image’ baru yang dia buat, serta perlahan kita meninggalkan kenyataan yang sesungguhnya mengenai si mythomaniac tersebut. ketika kita mulai sadar akan kebohongannya, pada awalnya ia akan mengelak, kadang disertai dengan kemarahan, kemudian ia akan memanipulasi lagi dari awal dengan tetap pada kebohongan yang sama. tetapi jika hal ini mulai ia rasakan berat, maka ia akan ‘mengkoreksi’ kebohongannya dengan cara berbelit dan berputar-putar dengan cerita yang baru, dengan tanpa meninggalkan kebohongan awalnya ( istilah sekarang ‘ngeles’). semakin kita mempertanyakan kebohongannya, semakin banyak kebohongan yang ia ciptakan karena pada titik ini, ia sadar telah berbohong, dan seorang mythomaniac yg sadar telah berbohong akan semakin lepas kendali!!

Mythomaniac sendiri sebenarnya adalah korban. ia korban dari ketidakbahagiaan dalam hidupnya dan korban dari penderitaan yang terlalu terus menerus. ia tdk mampu mengekspresikan keaslian dirinya sehingga selalu ingin bersembunyi di balik topeng. jika anda menjumpai seorang mythomaniac, jalan terbaik adalah menghindar darinya. namun jika anda ingin menolongnya, jangan berusaha mencari alasan yang masuk akal, atau mencoba menemukan jawaban dari tindakan-tindakan kebohongannya karena itu membuang-buang waktu saja. berusaha mengerti mengapa ia berbohong adalah sia-sia saja karena jiwanya merupakan sebuah labirin di mana ia hanya berputar-putar saja disitu tanpa ada jalan keluar. yang bisa anda lakukan adalah meyakinkannya untuk menyembuhkan dirinya sendiri. setelah itu, semua kembali kepada si mythomaniac itu sendiri. hanya dia yang bisa menolong dirinya sendiri. ia harus menyadari permasalahannya, mengakuinya dan harus memiliki keingininan yg kuat utk menyembuhkan dirinya. menemui seorang psikiater adalah merupakan salah satu ciri-ciri bahwa ia ingin menolong dirinya.
loading...

0 komentar:

Post a Comment

Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih