Thursday, December 28, 2017

[Renungan Pergantian Tahun 2017-2018]: 3 Simpanan Aset Terbaik Yang Dimiliki Manusia

Saudara pembaca sekalian....

Kita kini telah berada di penghujung tahun 2017. Dalam beberapa hari lagi kita akan memasuki tahun 2018. Di akhir tahun seperti ini, perusahaan dan instansi pemerintah menutup pembukuannya, membuat neraca, mendata aset dan simpanannya. Kita pun sebagai pribadi bisa jadi memanfaatkan momentum ini untuk menghitung-hitung aset, tabungan dan simpanan kita.

Namun, ada simpanan terbaik yang semestinya tidak kita lupakan. 3 simpanan terbaik yang seharusnya lebih kita perhatikan karena ketiga hal ini bukan hanya membawa kebahagiaan di dunia, tetapi juga membawa kebahagiaan di akhirat yang bermuara di surga.

Dalam sebuah hadits disebutkan, bahwa Rasulullah Saw berpesan kepada Mu'adz bin Jabal:


يَا مُعَاذُ، قَلْبًا شَاكِرًا، وَلِسَانًا ذَاكِرًا، وَزَوْجَةً صَالِحَةً تُعِينُكَ عَلَى أَمْرِ دُنْيَاكَ وَدِينِكَ خَيْرُ مَا اكْتَسَبَهُ النَّاسُ

Hati yang bersyukur, lisan yang berzikir dan istri shalihah yang menolongmu atas urusan dunia dan akhiratmu adalah sebaik-baik simpanan manusia” (HR. Thabrani)

Hati yang Bersyukur
Hati yang bersyukur adalah sumber kebahagiaan. Ia merasa puas dan karenanya jiwanya menjadi tenang. Dia tidak gelisah dan tidak menderita. Bahkan, syukur menjadi simpanan terbaik karena ia melipatgandakan nikmat dan membuatnya menjadi barakah.


وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“Dan Ingatlah, Tuhanmu telah memaklumkan, ‘Jika kalian bersyukur niscaya Aku tambah (nikmat) untukmu, dan jika kamu kufur sesungguhnya adzabKu sangat pedih’” (QS. Ibrahim : 7)

Dalam surat Luqman ayat ke-12 Allah Subhanahu wa Ta'ala juga mengingatkan bahwa syukur seorang hamba kepada Allah pada hakikatnya adalah untuk dirinya sendiri. Allah tidak membutuhkan terima kasih, Allah tidak membutuhkan syukur manusia, tetapi manusialah yang membutuhkan Allah.

وَلَقَدْ آَتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ

"Dan sungguh telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, 'Bersyukurlah kepada Allah, barangsiapa yang bersyukur sesungguhnya syukurnya untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang kufur, sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji'" (QS. Luqman : 12)

Hati yang bersyukur bukan hanya ditandai dengan lisan yang mengucapkan hamdalah. Tetapi hati yang bersyukur mewujud dalam lisan yang memuji Allah atas nikmatNya, menggunakan nikmat itu untuk beribadah kepadaNya dan memanfaatkan nikmat itu dijalanNya.

Lisan yang Berdzikir
Simpanan terbaik kedua adalah dzikir. Seseorang yang berzikir, maka ia akan mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

"Orang-orang yang beriman, hati mereka menjadi tenang dengan mengingat Allah. Ingatlah, dengan mengingat Allah hati menjadi tenang" (QS. Ar Ra'du : 28)

Kita lihat saat ini, jumlah orang yang stres dan depresi semakin banyak. Tidak sedikit diantara mereka adalah orang-orang kaya, orang-orang yang memiliki simpanan materi dalam jumlah banyak. Tetapi mereka tidak tenang, mereka tidak bahagia. Bahkan kemudian mereka mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Menurut data WHO pada 2010, angka bunuh diri di Indonesia mencapai 1,6 hingga 1,8 per 100.000 jiwa. Sepanjang tahun 2013 ini angka bunuh diri diperkirakan mencapai 4.500 jiwa.

Bunuh diri ini tidak akan terjadi pada orang-orang beriman yang selalu berdzikir kepada Allah. Sebab Allah telah menjamin bahwa mereka yang berdzikir dengan benar, maka hatinya akan tenang. Mungkin ia menghadapi persoalan hidup yang rumit, mungkin suatu saat ia mendapatkan masalah besar dalam kehidupannya, tetapi dengan menjaga dzikrullah, Allah akan membersamainya. Allah akan memberikan kemudahan baginya, di samping ketenangan yang menyelimuti jiwanya.

Rasulullah mensabdakan firman Allah dalam hadits qudsi :

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ أَنَا مَعَ عَبْدِى إِذَا هُوَ ذَكَرَنِى وَتَحَرَّكَتْ بِى شَفَتَاهُ

Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman: "Aku (senantiasa) bersama hamba-Ku, selama ia berdzikir kepada-Ku dan lisannya bergerak menyebut nama-Ku" (HR. Ibnu Majah, "shahih")

Istri Shalihah 
Simpanan terbaik ketiga adalah istri shalihah yang membantu suaminya dalam urusan dunia dan agama. Istri shalihah, mereka setia dan taat kepada Allah dan rasulNya. Kesetiaan dan ketaatan itu kemudian membawa mereka menjadi istri yang setia dan taat kepada suaminya. Istri seperti inilah yang menjadi sumber kebahagiaan. Ia menjadi penyejuk mata bagi suami, sehingga dalam kondisi apapun, meski terbatas secara materi tetapi jika seorang laki-laki memiliki istri yang shalihah, ia akan lebih mudah tenang dan bahagia.

Dan inilah doa yang diajarkan oleh Al Qur'an agar kita panjatkan bersama:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

"Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan anak-anak yang menjadi penyejuk mata dan jadikanlah kami pemimpin orang-orang yang bertaqwa" (QS. Al Furqan : 74)

Sebaliknya, meskipun seseorang hidup bergelimang harta, punya jabatan tinggi, apalah artinya kalau keluarganya berantakan lantaran memiliki istri yang durhaka. Harta dan jabatan serasa tak berguna. Kesuksesan yang dibangun sekian tahun seakan musnah sia-sia. Dan kita patut waspada, sebab angka perceraian semakin tinggi. Menurut data Kementerian Agama, angka perceraian mencapai 212.000 per tahun. Dan diantara angka itu, sebagiannya rumah tangga bubar karena faktor perselingkuhan. Na'udzubillah min dzalik.

Benarlah wasiat Rasulullah kepada laki-laki yang akan menikah:

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ

"Wanita itu dinikahi karena empat perkara; hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah wanita karena agamanya, maka kamu akan beruntung." (HR. Bukhari dan Muslim)

Istri shalihah, ia bukan hanya membahagiakan di dunia tetapi juga menguatkan keimanan dan bersama-sama kita meningkatkan ibadah dan ketaqwaa. Maka inilah yang menjadi cita-cita terbaik setiap muslim; menghadap Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan ridha dan ampunan-Nya; kemudian mendapatkan rahmat Allah, berkumpul kembali menjadi pasangan yang berbahagia di surgaNya.
loading...

0 komentar:

Post a Comment

Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih