Wednesday, April 5, 2017

Menguak Tabir Misteri Suku Mante Di Pedalaman Aceh

Beberapa waktu lalu, media dihebohkan dengan kabar penampakan suku Mante di Aceh yang tersorot kamera bebera penjelajah hutan. Sontak saja kabar tersebut menjadi viral dan disorot bahkan oleh media-media manca negara.

Dalam video tersebut, pengendara motor trail sedang menyusuri hutan pedalaman Aceh tiba-tiba dikejutkan oleh sesosok manusia pendek sedang berlari sambil membawa kayu. Makhluk tersebut kemudian dikejar, namun menghilang di balik ilalang. Para pemotor trail kemudian mencarinya namun tak berhasil.

Cerita tentang keberadaan suku Mante memang sudah lama terdengar, khususnya semenjak masuknya orientalis dan penelitii Eropa ke Aceh. Sejak saat itu, mante menjadi buah bibir. Berbagai cerita bersambung dari mulut ke mulut tentang keberadaan suku mante mulai tersiar.

Hingga ke zaman modern, pembicaraan tentang suku mante masih sering diperbincangkan. Beberapa orang mengaku pernah melihat suku mante, namun valitditas pernyataan itu masih diragukan karena minimnya informasi.

Yang cukup menggelikan, pihak yang mengaku mengambil gambar suku mante dengan kamera digital yang kemudian tersebar di dunia maya enggan menyebutkan lokasi penemuannya, hingga kebenarannya pun turut dipertanyakan.

Pertanyaannya: benarkah suku Mante benar-benar ada? Sebagian ahli percaya bahwa suku mante benar-benar ada. Mereka kerap digambarkan sebagai manusia bertubuh kerdil dan tidak mau membaur dengan manusia lain.

Sejarawan Belanda, KFH Van Langen menulis dalam bukunya yang berjudul Inrichting van Het Atjehsche Staatsbestuur Onder Het Sultanaat,  bahwa Suku Mante, atau yang juga disebut Suku Mantra atau Suku Mantir, adalah suku Melayu tua yang merupakan suku awal untuk penduduk di Pulau Sumatera.

Disebutkanjuga suku ini dulunya berasal dari suku daerah Batak kemudian berdomisili di kawasan pesisir Aceh, tapi lama-kelamaan mereka menjadi terisolir dan tergusur karena banyaknya pendatang yang kemudian bermukim di pesisir Aceh,

Diceritakan juga bahwa suku Mante pernah ditangkap saat masa Sultan Alaidin Ali Mughayat Syah (1514–1530 Masehi). Dua orang Mante yang ditangkap saat itu, sebutnya, ialah pasangan suami istri. Saat ditangkap mereka tidak mau bicara dan makan dan memilih mati kelaparan. Sultan menangisi kematian dua Mante ini dan mengeluarkan peraturan jangan mengganggu mereka jika berjumpa di hutan,

Beberapa orang yang mengaku pernah melihat mengatakan bahwa suku mante itu sangat lincah. memiliki telapak menyamping, tidak seperti manusia normal. Mereka sangat anti dengan manusia, begitu mengetahui ada yang datang, mereka langsung beramai-ramai kabur, Tapi sekali lagi, cerita-cerita yang beredar seperti ini masih dipertanyakan kevalidannya.

Pendapat lain menyebutkan bahwa suku mante sebenarnya hanya mitos dan tidak pernah ada. Pendapat dinilai cukup  logis dan mendasar ! Ide penyebutan suku Mante pertama kali diciptakan oleh orientalis Belanda, Snouck Hurgronje. Hal ini sengaja ia lakukan untuk mengejek asal-usul bangsa Aceh yang sangat ia benci.

Seperti diketahui, Belanda paling benci sama Aceh karena bangsa ini dianggap paling keras menentang keberadaan penjajah Eropa di kepulauan Nusantara. Bekerjasama dengan Turki Utsmani, Aceh menjadi rival dan selalu merongrong kekuatan Belanda di Sumatera.

Karena itu, Snouck mencoba membangun image buruk tentang Aceh, salah satunya adalah dengan menyebut asal-asal usul bangsa ini berasal dari suku Mante yang primitif, telanjang, tidak mau menerima agama, tidak mau membaur dengan manusia, hidup di rimba secara personal, rakus, anti pendatang, tidak berbudaya dan berbagai sifat buruk lainnya. Sungguh ini sebenarnya sebuah ejekan yang keji. Dan alangkah ironinya kalau hal ini pula yang dianggap sebagai kebenaran. Wallahu A'lam.

loading...

0 komentar:

Post a Comment

Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih