Friday, January 23, 2015

Setelah Wafat Raja Abdullah, Benarkah Imam Mahdi Akan Segera Turun....?

Masih dalam suasana berduka atas wafatnya Raja Arab Saudi, Raja Abdullah bin Abdul Aziz pada dini hari tadi, berbagai pesan berantai tersebar di dunia maya.

Salah satunya yang cukup banyak dishare orang adalah tentang kemunculan Imam Mahdi yang dikait-kaitkan dengan kematian beliau.

Tak tanggung-tanggung, isyu tersebut dikaitkan pula dengan sebuah hadits (yang akan dicek kebenarannya dalam tulisan ini).

Dalam isyu tersebut disebutkan bahwa di akhir zaman, akan ada kejadian di mana negeri Hijaz akan dipimpin oleh seorang penguasa yang namanya adalah nama hewan, ia memiliki mata yang bermasalah. Raja yang bernama hewan ini kemudian meninggal dan digantikan oleh saudaranya yang bernama Abdullah. Lantas, jika raja bernama Abdullah ini meninggal, maka akan muncul Imam Mahdi.

Berikut hadits yang banyak tersebar tersebut beserta takwilannya:

يحكم الحجاز رجل اسمه اسم حيوان إذا رأيته حسبت في عينه الحول من بعيد، وإذا اقتربت منه لا ترى في عينه شيئا، يخلفه أخ له اسمه عبدالله، ويل لشيعتنا منه -أعادها ثلاثا- بشروني بموته أبشركم بظهور الحجة

“Hijaz akan diperintah oleh seorang pria yang namanya adalah nama binatang, ketika Anda melihatnya dari kejauhan, anda akan berpikir ia memiliki mata sayu, dan jika Anda mendekatinya, Anda tidak melihat ada masalah di matanya. Dia akan digantikan oleh saudara laki-lakinya, bernama Abdullah. Celakalah mengikutinya! Celakalah mengikutinya! Celakalah mengikutinya! – Beliau mengulanginya tiga kali – Beri aku kabar baik tentang kematiannya, maka aku akan memberikan kabar baik tentang munculnya hujjah (Al Mahdi).” (katanya diriwayatkan dalam Musnad Ahmad)

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu kerajaan Arab Saudi diperintah oleh Raja bernama Fahd (artinya: macan tutul, cheetah, leopard). Setelah ia meninggal dunia digantikan oleh saudara laki-laki nya bernama Raja Abdullah.

Lantas bagaimana sebaiknya menyikapi isyu dan hadits seperti ini?

Tentu kita harus mengecek kebenaran isyu dan hadits tersebut, agar tidak terjerumus pada fitnah atau hadits palsu.

Pertama, kita harus meneliti apakah benar hadits semacam itu pernah ada diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam atau tidak.

Berdasarkan penelusuran terhadap Musnad Ahmad, hadits seperti di atas sama sekali tidak pernah ditemukan dalam kitab tersebut. Demikian juga dalam kitab-kitab hadits lainnya.

Hanya saja, hadits yang menyebutkan tentang kematian seseorang bernama Abdulllah pernah disebutkan dalam kitab hadits kaum Syi'ah.

Misalnya sebagai berikut:

عن أبي بصير ، قال : سمعت أبا عبدا لله يعني الإمام الصادق عليه السلام  قال :من يضمن لي موت عبد الله أضمن له القائم . ثم قال: إذا مات عبد الله لم يجتمع الناس بعده على أحد ، ولم يتناهَ هذا الأمر دون صاحبكم إن شاء الله . ويذهب ملك السنين، ويصير ملك الشهور والأيام . فقلت : يطول ذلك ؟ قال : كلا

Dari Abu Bashir, dia mengatakan, aku mendengar Abu Abdullah, yakni Al-Imam Ash-Shadiq Alaihissalam, dia berkata, “Siapa yang memberi jaminan kepada saya bahwa kematian Abdullah membuat keadaan menjadi aman?” Dia lalu berkata, “Apabila Abdullah meninggal dunia, manusia tidak akan bersatu untuk menyetujui seorang pun sebagai raja yang menggantikannya. Urusan ini tidak akan bisa diselesaikan oleh orang selain sahabat kalian (Al-Mahdi) Insya Allah. Raja yang memerintah bertahun-tahun akan meninggal, dan akan digantikan oleh raja yang memerintah hanya dalam hitungan bulan dan hari.” Aku (Abu Bashir) bertanya, “Apakah itu akan berlangsung lama?” Al-Imam Ash-Shadiq menjawab, “Tidak akan lama.” (Al Ghaibah, Syaikh Ath-Thusi, halaman 447).

Hadits serupa juga terdapat dalam kitab hadits Syi'ah lainnya, misalnya dalam Biharul Anwar 52/210, kitab Al Khira’ah wal Jira’ah jilid 3 halaman 1163, dan Mu’jam Ahadits Imam Al Mahdi 3/445.

Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa isyu dan hadits yang tersebut di atas merupakan hadits palsu! Atau hadits yang dipalsukan dari hadits buatan Syi'ah!
loading...

0 komentar:

Post a Comment

Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih