Friday, January 2, 2015

Awan Cumulusnibmbus (Kumulonimbus).... Tersirat Dalam Al-Qur'an Ketika Bercerita Tentang Awan...

Pasca musibah yang melanda dunia penerbangan tanah air beberapa hari terakhir, perhatian masyarakat tertuju pada pemberitaan tentang dunia penerbangan di layar televisi. Misalnya saja peristiwa Air Asia QZ8501 yang mengalami kecelakaan di perairan sekitar Bangka Belitung.

Salah satu yang kerap dibahas dalam dunia penerbangan adalah tentang masalah cuaca, termasuk masalah awan tebal yang perlu diwaspadai oleh para penerbang.

Dalam dunia metereologi, awan didefinisikan sebagai suatu massa yang dapat dilihat dari tetesan air atau kristal beku tergantung di atmosfer di atas permukaan bumi atau permukaan planet lain.

Awan terlihat oleh manusia karena adanya daya tarik gravitasi yang membuatnya mengambang di atas permukaan bumi. Beberapa materi serupa awan juga terdapat di ruang antara bintang dan galaksi yang disebut sebagai awan antar bintang dan nebula.

Secara umum, awan yang ada di angkasa bumi terbagi ke berbagai jenis kelompok, yaitu:

1. Kelompok Awan tinggi
Awan kelompok ini memiliki ketinggian sekitar 6 - 12 km, Ditandai dengan kata siro atau sirus, dan terbagi pula ke dalam tiga macam, yaitu:

a. Awan sirus
Awan sirus berwarna putih tipis pada siang hari dan mengkilat karena banyak mengandung kristal es. Awan sirus sering berwarna merah atau kuning cerah menjelang dan saat matahari terbit atau setelah matahari terbenam.

Awan sirus
b. Awan Sirokumulus
Awan sirokumulus berbentuk gumpalan - gumpalan kecil dan tampak seperti ikan. Awan sirokumulus relatif jarang muncul dan selalu bergabung dengan awan sirus atau sirostatus.

Awan sirkomulus
c. Awan Sirostatus
Awan sirostatus berwarna putih tipis dan tampak seperti tirai kelambu yang sangat halus. Oleh karena itu , Awan sirostatus dapat membuat langit kelihatan seperti susu atau memperlihatkan susunan berserat. Jika terkena sinar matahari awan sirostatus akan menimbulkan bayangan di tanah.

Awan Sirostatus

2. Kelompok Awan Sedang
Awan kelompok ini memiliki ketinggian antara 2 hingga 6  km di atas permukaan laut. Awaln ini ditandai dengan kata Alto.

Pembagian awan kelompok ini adalah sebagai berikut:

a. Awan Altokumulus
Awan altokumulus berwarna putih atau kelabu dan tampak seperti gumpalan kapas pipih. Altokumulus terdiri dari tetes air, tetapi pada suhu yang sangat rendah dapat berbentuk kristal es. Altokumulus dapat membentuk suatu lapisan yang seragam dan cukup luas.

awan altokumulus
b. Awan Altostratus
Awan altostratus berlapis - lapis seperti pita dan berwarna kelabu. Jika terkena matahari atau bulan tidak akan menimbulkan bayangan.



3. Kelompok Awan Rendah
Awan kelompok ini mengambang di permukaan bumi pada ketinggian antara 0,8 hingga 2 km di atas permukaan laut. Penamaannya dimulai dengan kata Strato.

Awan kelompok ini terbagi pada 3 jenis, yaitu:

a. Awan Stratokumulus
Awan stratokumulus bergumpal - gumpal lembut dan berwarna abu - abu. Stratokumulus terdiri atas tetes awan dan kadang - kadang mengandung tetes hujan. Awan jenis ini Kadang - kadang disertai curahan hujan dengan intensitas yang kecil.

Awan stratokumulus
b. Awan Stratus
Awan stratus terlihat berlapis - lapis seperti kabut tipis. Jika awan stratus melewati cahaya matahari atau bulan, garis bentuk matahari atau bulan dapat dilihat. Awan stratus menjadi kabut jika meyentuh permukaan bumi.

Awan stratus
c. Awan Nimbostratus
Awan nimbustratus merupakan lapisan awan rendah berwarna abu - abu gelap, tidak berbentuk dan terlihat basah. Karena berwarna gelap dan tebal, cahaya matahari tidak terlihat saat menembus awan nimbostratus. Pada cuaca yang buruk, suatu lapisan nimbostratus dapat bergabung dengan awan rendah yang berada di bawahnya.

awan nimbostratus
4. Kelompok Awan dengan Perkembangan Vertikal
Awan jenis ini berbentuk meninggi ke atas (vertikal) pada ketinggian yang beragam yang umumnya kurang dari 2 km.

a. Awan Kumulus
Awan kumulus berkembang secara vertikal berbentuk kubah atau menyerupai bunga kol dengan lengkungan berwarna putih cemerlang jika terkena sinar matahari. Bagian dalam yang hampir horizontal berwarna gelap. Di atas daratan awan kumulus biasanya muncul pada pagi hari dan menghilang sebelum malam.

Awan kumulus
b. Awan kumuluonimbus
Awan kumulonimbus berkembang secara vertikal berbentuk seperti gunung atau menara. Awan ini bias terlihat pada keadaan badai petir atau sewaktu cuaca ekstrim lainnya.

Pada bagian atas awan kumulonimbus beserat dan sering menyebar. Awan inilah yang menjadi tantangan para penerbang dan kepal terbang. Awan kumulonimbus mengandung tetes hujan yang besar sehingga dapat menimbulkan terjadinya hujan secara tiba-tiba.



Awan ini terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer. Awan-awan ini dapat terbentuk sendiri, secara berkelompok, atau di sepanjang front dingin di garis squall. Awan ini menciptakan petir melalui jantung awan. Awan ini dapat terbentuk lagi menjadi supersel, sebuah badai petir besar. Badai petir ini yang ditakuti para penerbang. Awan ini juga mengandung bongkahan salju.

Awan kumulonimbus
Bahaya Awan Kumulonimbus Bagi Penerbangan
Ketika sebuah pesawat memasuki awan kumulonimbus, pilot akan menghadapi gumpalan es dingin yang bisa berbahaya jika masuk ke dalam buletan mesin dan wings pesawat karena bisa menempel.

Untuk menghindari gumpalan es tersebut menempel di mesin dan sayap pesawat, setiap pilot harus menyalakan pemicu busi. Busi tersebut berguna sebagai ternaga ekstra untuk memanaskan sayap, jendela dan mesin agar es mencair. Akibat dinyalakan busi tersebut, biasanya mesin dikurangi dan daya tahan pesawat berkurang karena pesawat mempunyai maksimun speed.

Pakar penerbangan lainnya mengibaratkan bahwa jika pesawat terjebak ke dalam awan kumulonimbus, maka pesawat tersebut layaknya kertas yang diombang-ambing angin, karena itu pesawat harus segera keluar dari awan ini.

potret awan kumulunimbus
Awan Cumulusnimbus dalam Al-Qur'an
Dalam surat Annur Surat yang ke 24 ayat 43, Allah Swt menjelaskan tentang Awan yang karakteristiknya serupa dengan penjelasan tentang awan cumulus nimbus. Allah Swt berfirman dalam surah An-Nur ayat 43:

(43). أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُزْجِي سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهُ ثُمَّ يَجْعَلُهُ رُكَامًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ جِبَالٍ فِيهَا مِنْ بَرَدٍ فَيُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَصْرِفُهُ عَنْ مَنْ يَشَاءُ ۖيَكَادُ سَنَا بَرْقِهِ يَذْهَبُ بِالْأَبْصَارِ

"Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian) nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan".

Subhanallah... suatu deskripsi yang sangat detail... dijelaskan 1400 tahun yang lalu di mana ilmu sains dan teknologi belum seperti sekarang.


Wallahu A’lam Bishawab
loading...

0 komentar:

Post a Comment

Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih