Monday, December 15, 2014

Hubungan Kerajaan Demak dan Negeri Champa

Ada hubungan erat antara Kerajaan Demak Islam yang besar di pulau Jawa dengan kerajaan Champa. Berdasarkan sumber sejarah, ayah Raden Fatah - Sultan yang memerintah Demak- adalah Sultan Abu Abdullan atau yang lebih dikenal sebagai Wan Bo atau Raja Champa.

Raden Fattah adalah murid dan menantu Sunan Ampel, beliau merupakan seorang Sayyid, yaitu bergaris keturunan kepada Ali bin Abi Thalib r.a.

Salah satu indikasi bahwa beliau merupakan seorang Sayyid adalah karena beliau dinikahkan dengan Syarifah Asyiqah binti Sunan Ampel.

Dalam perspektif Fiqih Munakahat dan Kafa’ah Syarifah, seorang Syarifah hanya pantas menikah dengan seorang Sayyid. Mengenai hal ini para ulama’ 4 Madzhab sepakat, bahwa syarifah sudah seharusnya menikah dengan Sayyid. Hal ini masih dipegang teguh hingga hari ini di banyak kaum, termasuk di negeri-negeri Melayu.

Menurut Sayyid Bahruddin Ba’alawi, dan juga almarhum Habib Muhsin Alhaddar dan Al-Habib Hadi bin Abdullah Al-Haddar Banyuwangi menjelaskan bahwa Silsilah Raden Fattah mengalami pemutar balikan sejarah. Tokoh orientalis yang telah memutarbalikkan sejarah dan nasab Kesultanan Demak adalah Barros, Hendrik De Lame dll. Mereka ini adalah Orientalis Belanda.

Ayah Raden Fattah adalah Sultan Abu Abdullah (Wan Bo atau Raja Champa) ibni Ali Alam (Ali Nurul Alam ) ibni Jamaluddin Al-Husain ( Sayyid Hussein Jamadil Kubra) ibni Ahmad Syah Jalal ibni Abdullah ibni Abdul Malik ibni Alawi Amal Al-Faqih ibni Muhammad Syahib Mirbath ibni ‘Ali Khali’ Qasam ibni Alawi ibni Muhammad ibni Alawi ibni Al-Syeikh Ubaidillah ibni ahmad Muhajirullah ibni ‘Isa Al-Rumi ibni Muhammad Naqib ibni ‘Ali zainal Abidin ibni Al-Hussein ibni Sayyidatina Fatimah binti Rasulullah SAW .

Ayah Raden Patah yaitu Sultan Abu Abdullah (Wan Bo atau Raja Champa) ini menikah dengan Putri Brawijaya V (Bhre Kertabhumi).

Jadi pernikahan ini sesuai dengan Syariat Islam, karena seorang sayyid yaitu Sultan Abu Abdullah menikahi putri Brawijaya dan mengislamkannya.

Panggilan 'Putra Brawijaya' terhadap Raden Pattah. bukan berarti dalam arti anak. tetapi dalam bahasa Jawa, putra dipakai untuk memanggil anak, cucu, cicit dan keturunan.

Dalam Catatan beberapa Rabitah yang ada di Indonesia serta beberapa catatan para Habaib dan Kyai ahli nasab diriwayatkan bahwa:

Sayyid Abu Abdullah (Wan Bo atau Raja Champa) memiliki istri:

1. Isteri Pertama adalah: Syarifah Zainab binti Sayyid Yusuf Asy-Syandani (Pattani Thailand) melahirkan 2 anak laki-laki: yaitu:

a. Sayyid Abul Muzhaffar, melahirkan para sultan Pattani, Kelantan lama dan Malaysia.

b. Sayyid Babullah, melahirkan Sultan-sultan Ternate.

2. Isteri kedua adalah Nyai Rara Santang binti Prabu Siliwangi Raja Pajajaran, melahirkan 2 anak, yaitu:

a. Sultan Nurullah (Raja Champa)

b. Syarif Hidayatullah (Raja Cirebon) bergelar Sunan Gunung Jati.

3. Istri ketiga adalah Nyai Condrowati binti Raja Brawijaya V, melahirkan 1 anak yaitu:

Raden Patah yang bergelar Sultan Alam Akbar Al-Fattah. Gelar Akbar dinisbatkan pada gelar ayahnya yaitu Sultan Abu Abdullah (Wan Bo atau Raja Champa) ibni Ali Alam (Ali Nurul Alam ) ibni Jamaluddin Al-Husain ( Sayyid Hussein Jamadil Kubra atau Syekh Maulana Al-Akbar).
loading...

0 komentar:

Post a Comment

Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih