Tuesday, October 23, 2018

[Artikel] Menikmati Kelelahan Dalam Kehidupan Perkawinan

Rutinitas hidup berumah tangga bisa menyebabkan rasa jenuh dan lelah.

Sebagaimana dalam semua kegiatan hidup lainnya, berumah tangga juga bisa mengalami rasa kelelahan. Suami dan istri merasa lelah, sehingga mudah menimbulkan sejumlah komplikasi dalam hidup mereka.

Semacam rasa bosan yang kadang menghinggapi orang yang setiap hari mengkonsumsi nasi, lalu ia pengen ada variasi dengan mengkonsumsi roti atau singkong. “Lelah makan nasi”, kira-kira begitu ungkapannya.

Ungkapan kelelahan biasa kami dengarkan di ruang konseling, sebagai ekspresi atas kekecewaan terhadap pasangan dan akumulasi masalah dalam waktu yang panjang.

Suami dan istri yang menghadapi konflik dan tidak mampu menyelesaikan, atau mengalami kekecewaan yang tidak bisa terobati; atau sengaja menumpuk konflik tanpa diselesaikan, berakibat menimbulkan tumpukan rasa berat dan tertekan pada perasaan.

Akumulasi perasaan tertekan dalam waktu lama inilah yang menimbulkan kelelahan.

1. Kembalikan pada motivasi ibadah

Jika menikah adalah ibadah, kelelahannya membawa berkah. Seperti saat naik haji dengan berbagai kegiatan yang berat, namun semua terasa nikmat.

2. Kembalikan kepada visi

Jika visi hidup berumah tangga adalah ingin menggapai surga, maka jalan menuju surga memang tidak mudah. Wajar jika terasa lelah. Namun akhirnya sangat indah.

3. Mudahkan, simpelkan, jangan dirumitkan

Hidup berumah tangga itu rumit, jika kita rumitkan. Hidup berumah tangga itu mudah, jika kita mudahkan. Hidup berumah tangga itu sumpel, jika kita simpelkan.

Maka biarlah jiwa kita bisa merasakan nikmatnya kelelahan dalam kehidupan pernikahan. Karena *lelah itupun indah. Selama di jalan Allah*.

***
Sumber: Tulisan Ust. Cahyadi T.
loading...

0 komentar:

Post a Comment

Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih