Wednesday, October 10, 2018

Apapun Profesi Kita, Dakwah Itu Wajib !

Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda:

عن أبى رافع قال , قال النبى صلى الله عليه وسلم لَأَنْ يَهْدِىَ اللَّهُ على يَدَيْكَ رَجُلاً خَيرٌ لَكَ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيهِ الشَّمْسُ وَغَرَبَتْ 

Dari Abi Rafi dia berkata bahwa Nabi SAW telah bersabda: Jika ditunjukkan seorang manusia mengikuti jalan Allah melalui daya usahamu, ia adalah lebih baik daripada bersedekah dengan semua harta benda dari naiknya matahari hingga terbenamnya matahari.

 (HR At-Tabroni No: 18250)

Hadits di atas mengetengahkan beberapa makna yang dapat difahami, di antanya bahwa tugas setiap Muslim adalah meneladani Rasulullah SAW untuk menyampaikan dakwah kepada orang lain. Jadilah suporter kebaikan,  jangan justeru sebaliknya menjadi penghalang dan penghambat dakwah. Bentuk dakwah dalam Islam merangkul bukan memukul, menyambut bulan menyambit, menggembirakan bukan menyengsarakan, mempermudah bukan mempersulit, menyatukan bukan membubarkan, mempererat ikatan persaudaraan bukan memecah dan memutuskan persaudaraan, dsb.

Selain itu, hadits tersebut juga mengandung makna bahwa tanggungjawab berdakwah, mengajak orang lain kepada jalan Allah dan menjauhi kemungkaran adalah tugas yang mulia yang ganjarannya lebih baik daripada dia bersedekah semua harta yang ia punyai dari matahari naik hingga terbenam.

Oleh karena itu teladan pedagang Gujarat menjadi Ibrah untuk kita, betapa semangat dalam berdakwah hingga sampai di Nusantara dan kita mendapatkan nikmat Islam melalui perantaraan mereka. Saudagar itu profesi mereka, tetapi dakwah menjadi tanggung jawabnya. Alhamdulillah Nusantara menjadi muslim terbesar di dunia karena peran mereka. Sungguh pahala jariyah yang tak terhingga.

Dalam hadis yang lain, dari Sahal bin Sa'ad RA, Rasulullah SAW bersabda:

فَوَاللَّهِ لَأَنْ يَهْدِىَ اللَّهَ بِكَ رَجُلٌ وَاحِدٌ خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ

Artinya:
Demi Allah, bila ada satu orang saja yang mendapat petunjuk melalui dirimu maka itu lebih baik bagimu daripada memiliki unta-unta merah (semulia-mulia harta orang Arab) ". (HR Bukhari No: 2724)

Menjadikan orang mengenal dan memeluk Islam sungguh kebaikan yang utama, daripada sekedar memperoleh pundi-pundi keduniaan yang bila meninggal belum tentu menjadi penolong kita di akhirat.

Tugas berdakwah ini tidak hanya kepada orang tertentu saja, tetapi ia menjadi tanggungjawab bersama setiap orang yang merasa memiliki Islam, tanpa dibatasi profesi, gelar, jabatan, status, dan atribut orang tersebut.  Untuk dakwah adalah kewajiban kita semua nya, bukan tugas Kyai, Tuan Guru, Buya, Ustadz, Mubaligh Da'i, dsb.

Yang termasuk berdakwah di jalan Allah adalah menjelaskan eksistensi Allah pada hamba-Nya dengan menyebut berbagai nikmat-Nya, luasnya karunia dan kesempurnaan rahmat-Nya, juga menjelaskan kesempurnaan sifat Allah dan kemuliaan-Nya, menjelaskan cara mendekat kepadaNya dalam bentuk ibadah, dan menjelaskan bagaimana hidup menebar kedamaian dan kebermanfaatan kepada alam sekitarnya, terlebih lagi kepada sesama manusia.

Yang termasuk berdakwah di jalan Allah adalah menyemangati umat dengan membawakan berbagai kutipan ilmu dan petunjuk dari Al Qur’an dan hadits Rasul shallallahu ‘alaihi wa salam, hal ini dengan menempuh berbagai cara yang mengantarkan padanya. Termasuk dalam hal ini adalah menjelaskan akhlak yang mulia, berbuat ihsan kepada seluruh makhluk, membalas setiap kejelekan dengan kebaikan, memerintahkan untuk menyambung hubungan dengan kerabat dan berbakti pada orang tua.

Firman Allah Subhanahu wata'ala yang berkaitan dengan tema hadits tersebut adalah

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (QS. Fushshilat: 33)

Yang Memiliki Perkataan Terbaik, Siapa Mereka?

Ibnu Katsir berkata, “Orang yang paling baik perkataannya adalah yang mengajak hamba Allah ke jalan-Nya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 12: 240)

Yang dimaksud “مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ”, da’i di jalan Allah adalah da’i yang memberi pengajaran pada orang-orang, memberi peringatan pada orang yang lalai,  mendorong untuk beribadah kepada Allah dalam segala macam bentuk peribadahan, serta menyeru untuk memperbagus ibadah sesuai kemampuan. Da’i tersebut juga memperingatkan dengan keras larangan-larangan Allah, menjelaskan jeleknya larangan tersebut dan wajib untuk menjauhinya. Materi dakwah yang utama adalah memperbaiki ushulud diin (aqidah), menyanggah hal-hal yang bertentangan dengan ushulud diin tersebut dengan cara yang baik, melarang dari kekufuran dan kesyirikan.
loading...

0 komentar:

Post a Comment

Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih