Tuesday, October 10, 2017

Mengapa Kita Disuruh Beristighfar [3 Kali] Setelah Sholat?

Assalamu alaikum sahabat pecinta ilmu. Semoga hari ini kita tetap dilimpagi keberkahan oleh Allah Swt. Amin.

Pada postingan kali ini, kita akan coba kembali membahas tentang persoalan istighfar. Salah satu hadits tentang istighfar diriwayatkan dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu , beliau berkata,

كَانَ رَسولُ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلاَتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلاثَاً ، وَقَالَ : (( اللَّهُمَّ أنْتَ السَّلاَمُ ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ ، تَبَارَكْتَ يَاذَا الجَلاَلِ وَالإكْرَامِ )) قِيلَ لِلأوْزَاعِيِّ – وَهُوَ أحَدُ رواة الحديث – : كَيْفَ الاسْتِغْفَارُ ؟ قَالَ : يقول : أسْتَغْفِرُ الله ، أسْتَغْفِرُ الله . رواه مسلم

“Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam selesai dari shalatnya (shalat fardhu, pen.), beliau beristighfar tiga kali dan mengucapkan ALLAHUMMA ANTAS SALAAM, WA MINKAS SALAAM, TABAAROKTA YAA DZAL JALAALI WAL IKROOM” (artinya: Ya Allah, Engkau pemberi keselamatan, dan dari-Mu keselamatan. Mahasuci Engkau, wahai Tuhan Pemilik Keagungan dan Kemuliaan).

Ada yang bertanya pada Imam Al-Auza’i, salah satu perawi hadits ini,

“Bagaimana cara beristighfar?”

Imam Al-Auza’i menjawab,

“Caranya adala dengan membaca ‘ASTAGHFIRULLAH … ASTAGHFIRULLAH’ (Aku memohon ampun kepada Allah. Aku memohon ampun kepada Allah). (HR. Muslim, no. 591)

Penjelasan hadits:

Hadits ini memberikan kita beberapa faedah, di antaranya:

1- Disunnahkan beristighfar tiga kali setelah shalat fardhu.
2- Imam Al-Auza’i mengajarkan cara beristighfar yaitu mengucapkan “ASTAGHFIRULLAH”. Tentu saja seorang perawi lebih memahami apa yang ia riwayatkan.
3- Dianjurkan membaca bada shalat bacaan istighfar, lalu bacaan “ALLAHUMMA ANTAS SALAAM, WA MINKAS SALAAM, TABAAROKTA YAA DZAL JALAALI WAL IKROOM”.
4- Istighfar bada shalat menunjukkan bahwa seorang hamba janganlah tertipu dengan amalannya. Jika hamba merasa tidak takjub pada amalnya sendiri, itu akan membuat amalan tersebut mudah diterima.
5- Hamba butuh sekali dengan istighfar setiap waktu.
6- Keselamatan, rasa aman, dan thuma’ninah seperti yang dibaca dalam dzikir di atas adalah suatu nikmat yang Allah anugerahkan pada mereka yang mengikuti ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Referensi:
Bahjah An-Nazhirin Syarh Riyadh Ash-Shalihin. Cetakan pertama, tahun 1430 H. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. 2:448-449.
loading...

0 komentar:

Post a Comment

Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih