Tuesday, July 1, 2014

Sepotong Baju dan Kebesaran Jiwa Imam Syafi'i

Suatu ketika di Mesir, Imam Syafi'i ingin membuat sehelai baju. Beliau pergi mengantarkan kain ke tukang jahit.

Ternyata tukang jahit itu adalah seorang yang tidak suka kepada beliau. Sebabnya adalah karena ia beranggapan bahwa kedatangan sang Imam ke Mesir telah membawa mazhab baru, sehingga banyak orang yang meninggalkan mazhab Imam Malik. Sementara tukang jahit itu pengikut mazhab Imam Malik yang fanatik.

Tukang jahit itu berkata kepada temannya:

"Kali ini, aku akan membuat Syafi'i marah".

Temannya menjawab:

"Kamu tidak akan mampu melakukan itu. Beliau tidak akan marah".

Tukang jahit itu tidak mengindahkan temannya. Ia ingin membuktikan bahwa Imam Syafi'i bukanlah seorang ulama yang santun. Karenanya, ia pun menjahit baju pesanan sang Imam, dan sengaja membuat lengan baju sebelah kanan kecil seukuran tangan saja, sedangkan lengan baju sebelah kiri ia bikin lebar dan besar.

Dia sangat berharap ketika Imam Syafi'i mengambil bajunya, ia akan marah besar.

Pada hari yang sudah dijanjikan Imam Syafi'i datang menjeput pakaiannya. Ketika beliau melihat hasil jahitannya, Imam Syafi'i malah menjadi takjub.

Beliau berkata:

"Dari mana engkau mendapatkan ide cemerlang yang tidak aku bayangkan sebelumnya? Lengan kanan ini kecil, pas sekali untuk menulis. Aku menjadi tidak terganggu ketika menulis. Sementara lengan kiri yang lebar ini akan aku gunakan untuk membawa buku".

Ketika akan pergi, Imam Syafi'i justru memberi upah lebih lebih kepada si tukang jahit tersebut!

Tukang jahit itupun saling berpandangan dengan temannya. Mereka betul-betul salut menyaksikan sendiri kebesaran jiwa Imam Syafi'i. Beliau selalu berpandangan positif sekalipun dizalimi dan dijahili.

Wallahu 'A'lam bis Shawab
loading...

0 komentar:

Post a Comment

Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih