Wednesday, July 22, 2015

Missing Tile Syindrome... Jangan Tangisi Kekuranganmu, Segeralah Berbuat Baik...! Buat Hidupmu Jadi Lebih Baik

Banyak orang yang tidak percaya diri dan kehilangan kepercayaan karena suatu kekurangan yang ada pada dirinya.

Jika kamu salah satunya, kamu harus baca tulisan yang satu ini. Tulisan ini disadur dari Vido yang diupload oleh Dennis Prager dan menginspirasi jutaan orang di dunia.

Coba bayangkan kita berada di salah satu ruangan, dan dalam ruangan tersebut ada plafon yang bolong. Kira kira, perhatian kita lebih condong kemana? Yap. Pasti ke satu plafon yang bolong tersebut.

Atau contoh lain, misalkan kita ingin memakai baju, tapi ternyata ada bercak kuning di bagian baju tersebut. Umumnya, perhatian kita akan langsung tertuju pada bagian bercak tersebut

Untuk kasus di atas, sebenarnya amat mudah menemukan solusinya, tinggal panggil tukang untuk membetulkan plavon tersebut, sedangkan untuk bagu tinggal dicuci dengan deterjen, dan semua akan beres.

Tapi sayangnya, di dalam kehidupan nyata, itu tidak mungkin dilakukan. Menyelesaikan masalah hidup tidak sesederhana itu.

Namun hal ini memberikan kita suatu kesadaran: bahwa selama ini ternyata kita itu lebih aware sama hal-hal yang ada kurangnya. Maksudnya begini, pas wajah anda lagi jerawatan, pasti tingkat anda agan sedikit banyak berkurang. Ya itu tadi, pikiran kita terfokus sama satu jerawat kecil di dahi.

Memang benar para nenek moyang kita bikin peribahasa ‘karena nila setitik, rusak susu sebelanga’ karena memang itulah adanya. Persepsi yang memang sudah natural manusia seperti itu. Padahal, tak mungkin nila setitik akan merusan susu sebelanga, tapi bagi banyak orang, nila setitik itu adalah masalah besar!

Fakta yang harus kita terima dalam hidup adalah, di dalam diri kita pasti ada kekurangan. Bisa bermacam-macam, tergantung apa yang anda merasa kurang. kurang tinggi, kurang Putih, kurang Pintar, kurang Kaya, kurag Langsing, kurang Cakep, kurang Sociable, kurang Lovable, dst

Sekarang coba anda bayangkan, di lingkungan tempat tinggal anda sedang diadakan kenduri, lalu datanglan berbagai tamu undangan dengan masing-masing ‘missing tile’-mereka.

- Orang yang botak akan berkata: Waah.. saya lihat semua orang punya rambut..  yaah.. Cuma saya yang botak seperti ini. Seandainya saya punya rambut seperti mereka..
- Orang yang jerawatan akan bilang: Aduh, enak sekali ya wajah orang bersih. Kenapa harus aku yang selalu menderita karena jerawat ini??
- Orang yang pendek bilang begini: Aduh... aku cebol sendiri ..
- Orang yang single akan mengatakan: Semua orang punya gandengan, mengapa aku saja yang tidak punya pasangan?.

Hal ini kalu dibiarkan terus tentu tidak baik. Memperhatikan satu kekurangan kecil diantara semua yang sudah ada. Minor. Padahal sebenarnya ada hal positif di dalam diri kita yang lebih layak dijadikan perhatian utama.

Ingatlah, setiap orang memiliki “Missing Tile”, dan missing tile setiap orang itu beda-beda. Ada berbagai konfigurasi yang bisa didapat. Ini misalkan aja yah gan, yang umum aja ane bikin manusia ideal itu adalah:



ada orang yang seperti ini:





atau seperti ini




atau mungkin begini:


Bahaya sindrom Missing Tile
Dampak negatif dari sindrom ini cukup banyak. Dan dari sekian banyak itu, membuat diri ini tidak akan berkembang, tidak pernah maju, melangkah ke depan. Karena ya itu, ibarat ingin buang air, tapi bingung mau pakai gaya jongkok, duduk, split, dan lain sebagainya, Akhirnya buang air malah di celana!

Lalu bagaimana cara menghilangkan sindrom ini? Berhubung kita adalah makhluk yang unik, makhluk yang diberi kesempatan memilih, atau ‘free will’ (banyak-banyak bersyukurlah pada Yang Maha Kuasa karena ini), maka ada dua jalan yang bisa dipilih. Itu tergantung masing-masing anda.

Pilihannya adalah:
- Fokus ke semua petak yang tersisa (segala hal yang kita punya)
- Fokus ke satu petak yang hilang tadi


Jadi, manakah yang menjadi pilihan agan-agan? Deciding, Have You?
loading...

0 komentar:

Post a Comment

Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih