Monday, July 13, 2015

Hidayah Dalam Selembar Uang 2000 Rupiah...

Hikmah dan hidayah itu terkadang datang dari jalan yang tidak kita duga, ia tiba-tiba membuka mata hati dan kesadaran kita akan kekhilafan yang selama ini kita perbuat.

Seperti kisah nyata yang dialami seorang ibu berikut ini. Mari kita simak dan kita renungkan.

Suatu malam setelah maghrib, saya mengendarai kendaraan ke rumah. Tiba-tiba rasa nyeri menyerang hingga saya menepikan kendaraan…

Berhenti sejenak menunggu rasa nyeri berkurang, saya berusaha mengalihkan pikiran dengan melihat sekeliling.

Tiba-tiba kaca mobil saya diketuk seorang anak.

“Bu… Ibu mau parkir? Saya bantuin untuk parkir ya….” katanya.

“Belum sekarang, saya mau istirahat dulu,” jawabku.

“Kalau bergitu, Ibu punya uang 2000?” tanya anak itu.

Karena saya sedang tidak mau diganggu, saya buru-buru serahkan uang itu. Saya pikir anak ini mungkin cuma mau minta-minta.

Saya amati anak itu. Dia mendekati tukang gorengan lalu membeli beberapa. Kemudian gorengan itu dia berikan pada sesosok tua yang duduk di bawah tiang listrik.

Ketika dia melewati samping kendaraan saya, saya buka kaca dan memanggilnya.

“Eh… nak .. . Sini… Itu siapa?” tanya saya.

“Gak tau bu… Bapak-bapak tua… Saya juga baru saja ketemu” jawabnya.

“Loh, tadi kamu minta uang ke saya beli gorengan kenapa dikasihin ke bapak itu?”

“Oh… Saya tadi duduk di situ, ngobrol sama bapak itu. Bapak itu katanya puasa… Tadi saya lihat buka puasanya cuma minum…. Katanya uangnya habis. Hari ini saya nggak jualan koran... Tanggal merah bu.. . Jadi nggak punya uang.. . Saya ada 1000, kalau beli cuma 1 kasihan nggak kenyang. Makanya saya minta ibu 2000. Biar dapat 3.... Ibu mau parkir sekarang? Saya bantuin parkir ya bu… Ibu kan udah bayar. Kalau saya sebenernya bukan tukang parkir,” katanya tertawa sambil garuk garuk pipinya.

Saya terdiam. Tadi saya pikir anak ini pengemis seperti anak-anak yang biasa mangkal di jalan.

Ternyata saya salah besar!!!

“Terus uang kamu habis dong ?” tanya saya.

“Iya bu… Nggak apa-apa… Besok bisa jualan koran… Insya Allah ada rejekinya lagi.”

“Kalau gitu Ibu ganti yaa uang kamu … Sekalian buat jajan…” kataku meraih dompet di jok samping.

“Nggak usah, Bu… Jangan… Ibu saya sebetulnya melarang saya minta-minta. Makanya saya tawari Ibu parkirin mobil Ibu. Soalnya tadi saya kasihan bapak itu aja. Cuma saya bener-bener nggak punya uang,” cerocosnya lagi.

“Eh Ibu minta maaf yaa tadi salah sangka sama kamu… Kirain kamu tukang minta-minta,” kata saya merasa bersalah.

“Saya yang minta maaf, Bu… Saya jadi minta uang duluan sama Ibu.. Padahal saya belum kerja.”

“Sama – samalah… Ini ambil uangnya… Ini kamu nggak minta, Ibu yang beri,” kataku.

“Nggak, Bu.. Makasih…. Ibu mau parkir sekarang?” tanyanya lagi.

“Nggak ..… Ibu nggak usah dibantu parkir,” kataku.

“Beneran, Bu? Soalnya saya mau jemput adik saya ngaji dulu bu… Takut nangis kalau kelamaan telat jemputnya…”

“Udah, sana jemput aja adiknya…” kataku tersenyum.

“Makasih yaa, Bu…” katanya setengah berlari. Meninggalkan saya yang termangu.

Saya menoleh ke tiang listrik, bapak tua itu sudah pergi. Saya lihat dari spion mobil, anak itu berjalan setengah berlari.

* * *

Sahabat, di luar sana banyak orang tidak seberuntung kita, tapi mereka masih memikirkan sesama, masih berusaha bersedekah dan sangat yakin akan jaminan rezeki.

Terima kasih untuk pelajaran hari ini, Nak… Semoga hidupmu berlimpah berkah dan rezeki.

Saya starter kendaraan dan melaju pelan-pelan menuju rumah.

* * *
loading...

0 komentar:

Post a Comment

Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih