Tuesday, March 4, 2014

[Kisah Inspiratif]: Pengacara Pintar dan Hakim Cerdas...

Seorang terdakwa dihadapkan ke pengadilan untuk diadili dalam kasus pembunuhan. Ia dituntut atas kejahatan membunuh istrinya sendiri.

Setelah melalui proses pengadilan yang panjang, akhirnya terbukti memang dialah pelaku pembunuhan tersebut.

Ketika hari sidang pembacaan putusan vonis mati akan dijatuhkan, pengacara terpidana tersebut berkata:


"Tuan hakim yang mulia! Sebelum anda menjatuhkan hukuman, saya harap hakim dan pengadilan harus benar-benar yakin tanpa keraguan sedikit pun bahwa klien kami ini adalah seorang pembunuh...".

"Ya, memang demikian...". Ujar sang hakim.

"Tuan Hakim... tahukah anda, bahwa hari ini, saya ini saya membawa bukti yang menyatakan klien saya ini tidak bersalah. Hari ini saya buktikan bahwa ia tidak membunuh istrinya, justru istrinya itu masih hidup... dan sebentar lagi ia akan memasuki ruang pengadilan ini.. silahkan tuan lihat ke pintu masuk...". Ujar si pengacara.

Sang hakim pun diam, ia melihat ke pintu masuk ruang sidang, para pengujung pun semua menoleh ke pintu tersebut menunggu kejutan yang disebutkan si pengacara. Setelah hampir 3 menit menunggu, ternyata tak seorang pun yang datang.

Ketika itu, si pengacara berkata:

"Tuan hakim... Anda dan semua orang di ruang sidang ini melihat ke arah pintu penuh harap cemas... itu semua membuktikan bahwa anda masih menyimpan sedikit keraguan dan belum benar-benar yakin bahwa klien saya adalah pembunuh istrinya...".

Para pengunjung di ruang itu pun terhenyak, mereka berfikir alangkah pintarnya pengacara ini. Sementara sang hakim tetap terdiam.

Tak lama kemudian, sang hakim membacakan putusannya, dan vonis mati pun ia jatuhkan kepada terdakwa.

Setelah hakim mengetuk palu, pengacara dan beberapa pengunjung bertanya, mengapa sang hakim tetap menjatuhkan vonis mati, bukankah perkataan pengacara tadi benar?

Sang hakim menjawab:

"Ketika pengacara mengatakan hal tersebut, semua orang menoleh ke arah pintu masuk ruang sidang, kecuali satu orang yang tidak menoleh, yaitu terdakwa, karena ia sudah tahu bahwa istrinya itu tidak akan datang karena sudah ia bunuh".
loading...

0 komentar:

Post a Comment

Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih