Sunday, May 8, 2016

Menjadi Ayah Ala Motivator...! Bisa!

Seorang rekan bercerita:

Sangat sering saya mendapat pertanyaan dari teman-teman, baik teman kantor atau orang yang baru kenalan tentang bagaimana mengatasi anak yang rewel. Bukan karena saya ahli di bidang tersebut, namun sebenarnya mereka heran, di zaman Android seperti ini masih ada orang yang punya anak banyak seperti saya...he..

Sebagai ayah 6 orang anak yang masih di bawah remaja, dan masih ada yang kecil, saya memang harus banyak belajar tentang bagaimana membersamai anak-anak. Apalagi dengan aktivitas yang cukup padat, di luar pekerjaan masih banyak aktivitas sosial yang mesti dijalankan. Belum lagi untuk melakukan hobi, membaca dan menulis.

Semuanya asyik dan sangat menyenangkan. Terutama sejak belajar NLP dan teknik-teknik sederhana hypnotherapy, saya sering menerapkannya di rumah. Menghipnotis anak dan melakukan terapi tidak harus seperti pertunjukan hipnotis yang ada di tivi. Inti dari terapi hipnotis adalah bagaimana memasukkan sugesti ke dalam alam bawah sadarnya, agar mereka tanpa sadar telah melakukan sesuatu atau menjalani terapi.

Contohnya bagaimana?

1) Dream Map
Sebagai orangtua, saya tidak ingin memaksa anak-anak harus menjadi apa, mendapat nilai berapa atau ikut kegiatan apa, les apa, ranking berapa dan yang lainnya. Semuanya diserahkan kepada mereka. Saya hanya ingin menjadi fasilitator untuk segala cita-cita dan keinginan mereka, baik jangka pendek maupun cita-cita jangka panjang.

Setiap akhir tahun biasanya kami berkumpul bersama untuk membuat 'dream map' masing-masing. Peta Impian ini yang akan membawa mereka untuk meraih keinginannya dalam setahun ke depan, mulai dari aspek pendidikan (personal growth), spiritual hingga aspek sosial. Apa saja yang ingin dicapai mereka tulis disini. Dan anehnya, mereka disiplin dalam mengejar dream-nya itu. Biasanya minimal 90% dari apa yang dituliskannya tercapai di akhir tahun

2) Yes Set!
ini biasanya saya terapkan kepada adik-adik yang masih kecil. Terutama ketika malas mandi atau ngambek sekolah. Memberikan stimulasi pertanyaan sehingga menjawab 'Ya' sangat mujarab untuk menggerakkan mereka. Bagaimana bisa?

Iya, karena otak kita ajaib. Jika anak-anak sudah menjawab 'ya' 3 atau 4 kali maka jawaban berikutnya pasti juga 'ya'. Dengan demikian anak yang ngambek jadi lupa dengan ngambeknya, otomatis akan bergerak untuk melakukan

Misalnya ketika anak-anak malas mandi. Jangan dipaksa, tapi berikan pertanyaan yang membuatnya menjawab ya, misalnya:
- adek ingin jadi tentara? (Karena kita tahu dia memang ingin jadi tentara)
- kalo jadi tentara nanti ikut pergi perang?
- kalo ikut perang bawa tembakan?

Tentu saja jawabannya selalu iya..
Setelah itu dibuat pertanyaan lanjutan:
- kalo tentara itu rajin mandi?
- tentaranya mau mandi sekarang?
Dan masuklah ia dengan sukarela ke kamar mandi...:)

3) Cicak, Cicak...Cicak!
Ini terapi yang biasanya saya gunakan untuk mendiamkan anak-anak ketika menangis. Resep ini sangat mujarab. Ketika menangis, gesture tubuh anak-anak pasti posisi 'sedih' seperti menunduk, dll. Nah, dengan diajak mendongak, rongga tenggorokan terbuka dan oksigen banyak masuk ke dada. Dan menangispun terhenti seketika.

Jadi ketika salah satu anak saya terutama yang paling kecil menangis, saya gendong dengan posisi menghadap ke depan lalu saya tunjukkan jari ke atas," lihat dek, ada cicak, ada cicak! Cicaknya berapa itu? Ayo hitung.." Dan seketika dia lupa dengan tangisnya...asyik berhitung deh..

Masih banyak trik yang sederhana namun ilmiah jika dikaji..he..dan yang lebih penting mujarab. Trik seperti itu bisa kita gunakan untuk menumbuhkan motivasi anak, terapi terhadap rasa takut atau kemalasan juga bisa digunakan untuk menjalin komunikasi lebih baik dengan anak

loading...

1 comment:

  1. Sangat bermanfaat artikelnya, semoga saja saja tahun depan saya bisa mengaplikasikannya...Aamiin
    Saran saya kali bisa dicantumkan sumber artikelnya

    ReplyDelete

Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih