Monday, August 12, 2019

Beda Mesin Motor Injeksi dan Karburator... Mana Yang Lebih Baik?

Dari segi pengabutan bahan bakar, motor dibagi menjadi mesin berteknologi karburator dan mesin berteknologi injeksi. Jika karburator mengandalkan gerak naik-turun piston untuk menggerakan skep karbu, maka injeksi menggunakan sistem ECU (Electronic Control Unit) yang mengatur jumlah semprotan bensin melalui injektor.

Sistem Injeksi maupun Karburator, itu sama-sama bertindak dalam sistem pemasok bahan bakar bensin kedalam mesin. Fungsinya untuk menyuplai bensin dengan kadar yang tepat dari tanki ke intake manifold. Tapi, keduanya memiliki perbedaan.

Sistem karburator dibuat terlebih dahulu, sistem ini memakai prinsip perbedaan tekanan untuk mengalirkan bensin kedalam intake manifold. Perbedaan tekanan ini diperoleh akibat adanya aliran udara, sesuai dengan hukum yang menyatakan bahwa tekanan pada permukaan yang mendapatkan aliran udara maka akan turun. Penurunan tekanan ini akan menyedot bensin dari ruang penampung.

Sementara sistem Injeksi juga menggunakan perbedaan tekanan, hanya saja tekanan tersebut bukan dibedakan berdasarkan aliran udara intake. Tapi ada komponen pompa untuk menekan bensin kesaluran bahan bakar. Diujung saluran akan ada komponen injektor sebagai pintu tempat bensin keluar.

Kinerja injektor ini dipengaruhi oleh skema kelistrikan oleh sebab itu dinamakan electronic fuel injection. Secara prinsipnya, sama-sama menggunakan perbedaan tekanan tapi proses kerjanya memiliki perbedaan. Dan outputnya juga memiliki perbedaan, apa saja ?

1. Injeksi memerlukan arus listrik sementara karbu tidak
Perbedaan yang pertama terletak pada cara kerja keduanya, dimana sistem injeksi memerlukan arus listrik untuk menggerakan pompa bahan bakar dan melakukan pembukaan injektor. Pada sistem Injeksi kita mengenal sensor, ECU dan aktuator. Tiga komponen tersebut merupakan komponen elektrikal yang tidak bisa bekerja tanpa arus listrik, sehingga tanpa listrik mesin Injeksi tidak akan bisa bekerja. Sementara pada karburator, seluruhnya menggunakan skema konvensional. Baik dari pompa bahan bakar juga bekerja secara mekanis menggunakan nok pada camshaft. Sehingga meski tidak ada listrik sistem ini akan tetap berjalan.

2. Sistem Injeksi menggunakan banyak sensor sementara karbu tidak memiliki sensor
Seperti yang kita singgung diatas, skema injeksi ini menggunakan tiga komponen utama yakni sensor, ECU dan aktuator. Sensor merupakan alat pendeteksi sebuah kondisi pada komponen mesin. Sensor akan dijadikan sebagai parameter untuk menentukan berapa kadar bensin yang harus dikeluarkan.

Pada mesin injeksi, ada sekitar 9 sensor utama yakni IAT (Intake air temperature), MAF (Mass air flow), TPS (throtle position sensor), MAPs (manifold absolute pressure sensor), CKP (Crankshaft postition sensor), CMP (Camshaft position sensor), ECT (engine coolant temperature), HO2S (Heated oxygen sensor) dan Knock sensor

Masing-masing sensor memiliki tugas yang berbeda, ada yang mendeteksi masa udara yang masuk ke intake serta suhunya, ada pula yang mendeteksi berapa sudut pembukaan katup gas. Data yang didapat akan dikirim ke ECU untuk kemudian mengatur pembukaan injektor agar volume bensin yang disuplai sesuai.

Untuk mesin karbu, kita tidak akan menemukan sensor sebanyak ini. Karena volume bensin yang keluar ke intake itu hanya dipengaruhi oleh kecepatan udara yang melewati venturi. Untuk kondisi lain seperti kondisi membawa beban atau kondisi high RPM akan dibantu oleh sistem power dan sistem speed didalam karburator yang juga bekerja secara mekanis.

3. Karburator dilengkapi dengan sistem choke, sementara sistem injeksi tidak ada
Sistem choke itu berfungsi untuk menghambat aliran udara sebelum masuk kekarburator, tujuannya agar gaya hisap piston saat langkah hisap bisa menyedot bensin yang ada pada ruang penampung. Sehingga bensin yang disuplai akan lebih banyak, proses ini biasanya dilakukan saat mesin dihidupkan pada suhu dingin. Suhu yang rendah akan membuat bensin mengembun pada dinding manifold sehingga hanya sedikit bensin yang masuk ke ruang bakar.

Pada sistem injeksi kita tidak akan menemukan tuas choke, mengapa ? balik lagi ke pembahasan awal, dimana waktu pembukaan injektor akan mempengaruhi besar kecilnya volume bensin yang keluar. Tujuan sistem choke adalah mempebanyak suplai bensin, sehingga pada sistem elektronik ini injektor secara otomatis membuka lebih lama agar bensin yang keluar lebih banyak.Kapan injektor akan bekerja seperti ini ? ketika ECT mendeteksi suhu mesin yang rendah.

4. Campuran bensin sistem injeksi lebih ideal, sementara karbu bisa ideal bisa juga tidak
Ini terjadi karena sistem Injeksi menggunakan perhitungan real time yang datanya diperoleh dari sensor. Sensor inilah yang mengirimkan data secara akurat, data tersebut kemudian akan dihitung bersama data-data sensor lain untuk kemudian menyimpulkan timming pembukaan injektor beserta lamanya injektor membuka untuk menentukan volume bensin yang pas.

Sementara pada karbu, masih ada potensi campuran yang kaya atau kurus. Campuran kaya adalah kondisi dimana bensin yang terkandung lebih kecil dari 14 : 1. Sementara campuran miskin terjadi saat bensin yang terkandung lebih besar dari 14:1 (14 molekul bensin banding 1 molekul bensin). Kedua kondisi ini terjadi karena parameter yang dipakai pada karbu hanya mengandalkan kecepatan aliran udara pada venturi.

5. Sistem injeksi lebih irit daripada sistem karburator
Ini masih dalam satu pembahasan point atas, campuran yang kaya akan membuat bensin yang keluar itu lebih banyak. Sehingga pemakaian bensin total akan lebih cepat habis atau boros. Hal ini menyebabkan mesin dengan sistem karburator memiliki pemakaian bensin yang boros meski kapasitas mesinnya kecil.

Untuk sistem injeksi, seperti yang kita bahas bahwa sistem ini mampu menyuplai bensin yang ideal pada segala kondisi. Hasilnya campuran kaya tidak terjadi dan pemborosan pemakaian bensin juga tidak akan terjadi, inilah yang membuat pemakaian bensin mesin injeksi lebih ekonomis.


Motor dengan teknologi injeksi dikenal lebih irit bahan bakar dan ramah lingkungan. Penyebabnya, sistem injeksi lebih presisi mengatur bensin dibandingkan dengan karburator. Dengan begitu, lebih baik untuk efisiensi bahan bakar, dan menekan polusi gas buang kendaraan bermotor.


Pada knalpot motor injeksi biasanya dilengkapi dengan catalytcs converter (CC), sistem ini akan merubah hasil pembakaran yang berbahaya menjadi zat yang lebih ramah dengan lingkungan dengan menggunakan sistem sensor O2

6. Perawatan Injeksi rumit, sementara karbu sangat sederhana
Tanpa perawatan, sebuah kendaraan pasti akan cepat rusak secanggih apapun teknologi yang digunakan. Hal tersebut juga berlaku untuk sistem injeksi pada mesin. Mesin Injeksi yang mengunakan penyemprotan bahan bakar elektronik perlu perawatan pada interval tertentu. Dari mulai mengganti filter udara sampai pembersihan injektor dalam interval sekitar 10.000 KM. Jika tidak, maka kotoran yang mengendap pada saluran bahan bakar akan menghambat kinerja injektor. Bensin akan tersumbat sehingga mesin akan brebet dan berpotensi mogok.

Namun beda halnya dengan sistem karburator. Skema yang bekerja secara konvensional ini lebih bandel. Meski kadang ada masalah, tapi cukup dengan membersihkan filter udara dan melakukan penyetelan sekrup karbu kita sudah merawat kinerja karburator. Apalagi pada sepeda motor, karburator motor memiliki skema yang sangat mudah dipahami, sehingga siapapun pasti bisa melakukan bongkar pasang sendiri untuk membersihkannya.

7. Sistem karburator bisa distel dengan mudah, sementara injeksi perlu alat khusus
Mungkin anda pernah melihat dua buah sekrup pada karburator. Sekrup tersebut berfungsi untuk mengatur perbandingan udara dan bahan bakar yang masuk kedalam mesin, kita bisa mengaturnya semau kita dengan hanya bermodalkan obeng pipih.

Tapi pada sistem injeksi, apa bisa? kita tidak akan menemui dua sekrup ini. Karena semua pada sistem efi itu diatur secara otomatis. Namun kita bisa melakan penyetingan, hanya saja perlu alat khusus atau memodifikasi wiring injeksi. Penyetingan ini akan melakuka resetting data ECU memakai scanner, dan cara kedua dengan menambahkan module khusus pada salah satu kabel sensor agar sinyalnya berubah. Tapi melakukan setting ulang tanpa perhitungan sama saja mempercepat kerusakan mesin, untuk itu percayakan saja settingan pabrikan agar segala aspek baik aspek keawetan mesin atau keiritan bahan bakar bisa terpenuhi.

Sumber:
http://fastnlow.net/perbedaan-injeksi-dan-karburator-mana-yang-lebih-bagus
detik.com dll
loading...

0 komentar:

Post a Comment

Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih